Rabu, 29 Agustus 2012

Analisa Data dan Perumusan Masalah pasien as


Analisa Data dan Perumusan Masalah

Sign / Symptorn

Kemungkinan Penyebab
Masalah
1.       Pernafasan tidak teratur, pernafasan cuping hidung,  cyanosis, ada lendir pada hidung dan mulut, tarikan inter-costal, abnormalitas gas darah arteri.
-    Riwayat partus lama
-    Pendarahan peng-obatan.
-    Obstruksi pulmonary
-    Prematuritas
Gangguan pemenuhan kebutuhan O2
2.  Akral dingin,  cyanosis pada ekstremmitas, keadaan umum lemah, suhu tubuh dibawah   normal
-    lapisan lemak dalam kulit tipis
Resiko terjadinya hipotermia
3.  Keadaan umum  lemah, reflek menghisap lemah, masih terdapat retensi  pada sonde
-    Reflek  menghisap  lemah
Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
4.  Suhu tubuh diatas normal, tali pusat   layu, ada tanda-tanda infeksi, abnormal kadar leukosit, kulit kuning, riwayat persalinan dengan ketuban mekoncal
-    Sistem Imunitas yang belum sempurna
-    Ketuban mekoncal
-    Tindakan yang  tidak aseptik
Resiko terjadinya infeksi
5.  Akral dingin
Ekstremitas pucat, cyanosis, hipotermi, distrostik rendah atau dibawah harga  normal.
-    Metabolisme meningkat
-    Intake yang kurang.
-    Obstruksi pulmonary
Resiko terjadinya hipoglikemia
6.  Bayi dirawat di dalam inkubator di ruang intensif, belum ada kontak antara ibu dan bayi
-    Perawatan Intensif
Gangguan hubungan interpersonal antara ibu dan bayi.

Perencanaan / Intervensi pada pasien dengan asfiksia


Perencanaan / Intervensi

No

Diagnosa Perawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Rasional
1
Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 sehubungan dengan post asfiksiaa berat
Tujuan:
Kebutuhan O2 bayi terpenuhi
Kriteria:
-    Pernafasan normal 40-60 kali permenit.
-    Pernafasan teratur.
-    Tidak cyanosis.
-    Wajah dan seluruh tubuh
1.  Letakkan bayi terlentang dengan alas yang data, kepala lurus, dan leher sedikit tengadah/ekstensi dengan meletakkan bantal atau selimut diatas bahu bayi sehingga bahu terangkat 2-3 cm
1.  Memberi rasa nyaman dan mengantisipasi flexi leher yang dapat mengurangi  kelancaran jalan nafas.




     Berwarna kemerahan (pink variable).
-    Gas darah normal
     PH = 7,35 – 7,45
     PCO2 = 35 mm Hg
     PO2 = 50 – 90 mmHg        
2.  Bersihkan jalan nafas, mulut, hidung bila perlu.

2.  Jalan nafas harus tetap dipertahankan bebas dari lendir untuk menjamin pertukaran gas yang sempurna.



3.  Observasi gejala kardinal dan tanda-tanda cyanosis tiap 4 jam
3.  Deteksi dini adanya kelainan.
36
 
 Tabel 2.4. Perencanaan / Intervensi

No

Diagnosa Perawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Rasional



4.  Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian O2 dan pemeriksaan kadar gas darah arteri.
4.  Menjamin oksigenasi jaringan yang adekuat terutama untuk jantung dan otak. Dan peningkatan pada kadar PCO2 menunjukkan hypoventilasi
2.
Resiko terjadinya hipotermi sehubungan dengan adanya roses persalinan yang lama dengan ditandai akral
Tujuan
Tidak terjadi hipotermia
Kriteria
Suhu tubuh 36,5 – 37,5°C
Akral hangat
1.  Letakkan bayi terlentang diatas pemancar panas (infant warmer)
1.  Mengurangi kehilangan panas pada suhu lingkungan sehingga meletakkan bayi menjadi hangat

dingin suhu tubuh dibawah 36° C
Warna seluruh tubuh kemerahan
2.  Singkirkan kain yang sudah dipakai untuk mengeringkan tubuh, letakkan bayi diatas handuk / kain yang kering dan hangat.
2.  Mencegah kehilangan tubuh melalui konduksi.

Tabel 2.4. Perencanaan / Intervensi
No
Diagnosa Perawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Rasional



3.  Observasi suhu bayi tiap 6 jam.
3.  Perubahan suhu tubuh bayi dapat  menentukan tingkat hipotermia



4.  Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian Infus Glukosa 5% bila ASI tidak mungkin diberikan.
4.  Mencegah terjadinya hipoglikemia
3.
Resiko gangguan penemuan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan reflek menghisap lemah.
Tujuan
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria
-    Bayi dapat minum pespeen / personde dengan baik.
1.  Lakukan observasi BAB dan  BAK jumlah dan frekuensi serta konsistensi.
1.  Deteksi adanya kelainan pada  eliminasi bayi dan segera mendapat tindakan / perawatan yang tepat.


-    Berat badan tidak turun lebih dari 10%.
-    Retensi tidak ada.
2.  Monitor turgor dan mukosa mulut.
2.  Menentukan derajat dehidrasi dari turgor dan mukosa mulut.

Tabel 2.4. Perencanaan / Intervensi
No
Diagnosa Perawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Rasional



3.  Monitor intake dan out put.
3.  Mengetahui keseimbangan cairan tubuh (balance)



4.  Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan.
4.  Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat.



5.  Lakukan control berat badan setiap hari.
5.  Penambahan dan penurunan berat badan dapat di  monito
4.
Resiko terjadinya infeksi
Tujuan:
Selama perawatan tidak terjadi komplikasi (infeksi)
Kriteria
1.  Lakukan teknik aseptik dan antiseptik dalam memberikan asuhan keperawatan
1.  Pada bayi baru lahir daya tahan tubuhnya kurang / rendah.


-    Tidak ada tanda-tanda infeksi.
-    Tidak ada gangguan fungsi tubuh.
2.  Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
2.  Mencegah penyebaran infeksi nosokomial.
 Tabel  2.4 Perencanaan / Intervensi

No

Diagnosa Perawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Rasional



3.  Pakai baju khusus/ short waktu masuk ruang isolasi (kamar bayi)
3.  Mencegah masuknya bakteri dari baju petugas ke bayi



4.  Lakukan perawatan  tali pusat dengan triple dye 2 kali sehari.
4.  Mencegah terjadinya infeksi dan memper-cepat pengeringan tali pusat karena  mengan-dung anti biotik, anti jamur, desinfektan.



5.  Jaga  kebersihan (badan, pakaian) dan  lingkungan bayi.
5.  Mengurangi media untuk pertumbuhan kuman.



6.  Observasi tanda-tanda infeksi dan gejala kardinal
6.  Deteksi dini adanya kelainan


           Tabel 2.4. Perencanaan / Intervensi

No

Diagnosa Perawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Rasional



7.  Hindarkan bayi kontak dengan sakit.
7.  Mencegah terjadinya penularan infeksi.



8.  Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian antibiotik.
8.  Mencegah infeksi dari pneumonia



9.  Siapkan pemeriksaan laboratorat  sesuai advis dokter yaitu pemeriksaan DL, CRP.
9.  Sebagai pemeriksaan penunjang.
5.
Resiko terjadinya hipoglikemia sehubungan dengan metabolisme yang meningkat
Tujuan:
Tidak terjadi  hipoglikemia selama masa perawatan.
Kriteria
-    Akral hangat
-    Tidak cyanosis
-    Tidak apnea
-    Suhu normal (36,5°C -37,5°C)
1.  Berikan nutrisi secara adekuat dan catat serta monitor setiap pemberian nutrisi.
1.  Mencega pembakaran glikogen dalam tubuh dan untuk pemantauan intake dan out put.
          Tabel 2.4. Perencanaan / Intervensi

No

Diagnosa Perawatan

Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Rasional


-    Distrostik normal
     (> 40 mg)
2.  beri selimut dan bungkus bayi serta perhatikan suhu lingkungan
2.  Menjaga kehangatan agar tidak terjadi proses pengeluaran suhu yang berlebihan sedangkan suhu lingkungan berpengaruh pada suhu bayi.



3.  Observasi gejala kardinal (suhu, nadi, respirasi)
3.  Deteksi dini adanya kelainan.



4.  Kolaborasi dengan team medis untuk pemeriksaan laborat yaitu distrostik.
4.  Untuk mencegah terjadinya  hipoglikemia lebih lanjut dan kompli-kasi yang ditimbulkan pada organ - organ tubuh yang lain.


Tabel 2.4 Perencanaan / Intervensi

No

Diagnosa Perawatan

Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Rasional
6.
Gangguan hubungan  interpersonal antara bayi dan ibu sehubungan dengan perawatan intensif.
Tujuan :
Terjadinya hubungan batin antara bayi dan ibu.
1.  Jelaskan para ibu / keluarga tentang keadaan bayinya sekarang.
1.  Ibu mengerti keadaan bayinya dan mengura-ngi kecemasan serta untuk kooperatifan ibu/keluarga.


Kriteria:
-    Ibu dapat segera menggendong dan meneteki bayi.
2.  Bantu orang tua / ibu mengungkapkan perasaannya.
2.  Membantu memecah-kan permasalahan yang dihadapi.


-    Bayi segera pulang dan ibu dapat merawat  bayinya sendiri.
3.  Orientasi ibu pada lingkungan rumah sakit.
3.  Ketidaktahuan memperbesar stressor.



4.  Tunjukkan bayi pada saat ibu berkunjung (batasi oleh kaca pembatas).     
4.  Menjalin kontak batin antara ibu dan bayi walaupun hanya melalui kaca pembatas.



5.  Lakukan rawat gabung jika keadaan ibu dan bayi jika keadaan bayi memungkinkan.
5.  Rawat gabung merupakan upaya mempererat hubungan ibu dan bayi/setelah bayi diperbolehkan pulang.

2.3.4      Tahap Pelaksanaan Tindakan
          Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal (Santosa NI, 1995).
2.3.5  Tahap Evaluasi
          Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu proses penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai atau tidak serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan (Santosa NI, 1995). Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan petugas kesehatan yang lain. Dalam menentukan tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan pada bayi dengan post Asfiksia sedang, disesuaikan dengan kriteria evaluasi yang telah ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan dikatakan berhasil bila diagnosa keperawatan didapatkan hasil yang sesuai dengan kriteria evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

Allen Carol Vestal, 1998, Memahami Proses Keperawatan,  EGC : Jakarta
Aminullah Asril,1994, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
Aliyah Anna, dkk. 1997, Resusitasi Neonatal, Perkumpulan perinatologi Indonesia (Perinasia): Jakarta
Effendi Nasrul, 1995, Pengantar Proses Keperawatan, EGC : Jakarta
Hasan Rusepno, dkk 1981, Penata Laksanaan Kegawat Daruratan Pediatrik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
Ilyas Jumlarni, 1995, Diagnosa Keperawatan, EGC : Jakarta.
Margareth. G.M, 1998, Intrudcutory Pediatric Nursing,Lippincott : New York
Rustam Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi, EGC : Jakarta.
Tucher Martin Susan, 1999, Standart Perawatan Pasien, Proses keperawatan, Diagnosa dan Evaluasi, EGC :  Jakarta.
Talbot Laura A. 1997, Pengkajian Keperawatan, EGC :  Jakarta.
Tueng Yoseph, 1994, Prinsip-Prinsip Merawat Berdasarkan Pendekatan Proses Keperawatan, EGC : Jakarta.
Wahidiyat Iskandar, dkk. 1991, Diagnosis Fisik Pada Anak, Fakultas kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
                      , 1993, Asuhan Kesehatan Pada Anak Dalam Konteks Keluarga,Pusat pendidikan tenaga kesehatan Depkes RI : Jakarta.
                      , 1999, Pelayanan Kesehatan Neonatal Essensial, Depkes RI: Jakarta.
                      , 1994, Pedoman Diagnosa dan Terapi Lab/UPF, Ilmu Kesehatan Anak,  Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga: Surabaya.
                      , 2000, Pelayanan Kesehatan Maternas dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka prawirohardjo:Jakarta.