Selasa, 04 September 2012

Laporan PendahuluanASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN THYPUS ABDOMINALIS


Laporan Pendahuluan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN THYPUS ABDOMINALIS


A.       KONSEP PENYAKIT

1.    Pengertian
Penyakit infeksi akut pada saluran cerna (usus halus) denagn gejala demam > 1 minggu, gangguan saluran cera dan gangguan kesadaran.

2.    Penyebab
Basil/kuman salmonella Typhosa, Salmonela paratyphosa.

3.    Patofisiologi
Infeksi

Usus halus

Pembuluh limfe
 

Peredaran darah

Zat pirogen                   Organ – organ (hati, limpha)                        Hypertermia
      (panas meningkat)
         Berkembang biak

                                                       Peredaran darah/bakterimia            Ggn pemenuhan nutrisi
 


   Lidah kotor                                 Kelenjar limphoid usus halus
   Diare                                          (tukak pd mukosa usus/plak)
   Bibir kering                                                                           
   Mual/muntah                                                                                          Ggn kebutuhan cairan

        Bedrest                            Perdarahan (perforasi peritonitis)                           Ggn ADL
        Kelemahan

    Sumber: Depkes RI, 1993

4.    Tanda dan gejala
a. Minggu I     : infeksi akut (demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, mual, diare)
b. Minggu II    : Gejala lebih jelas (demam, bradikardia relatif, lidah kotor, nafsu makan menurun, hepatomegali, ggn kesadaran).

5.    Pemeriksaan Laboratorium
a.    Pemeriksaan leukosit
b.    Pemeriksaan SGPT/SGOT
c.    Biakan darah
d.    Widal

6.    Komplikasi
a.    Perdarahan usus
b.    Perforasi usus
c.    Ileus paralitik


7.    Penatalaksanaan
a.    Perawatan à bedrest
b.    Diet (pemberian makanan padat dini dengan lauk pauk rendah selulosa).
c.    Obat/terapi

B.   KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.    Pengkajian
a.    Data Subyektif
1)    Pasien mengeluh mual muntah, kepala pusing, badan lemas, nafsu makan berkurang.
2)    Pasien mengeluh ngilu, nyeri otot.
b.    Data Obyektif
1)    Lidah kotor, BB menurun, porsi makan tidak habis, ggn sensasi pengecapan.
2)    Gelisah, terdapat penurunan kesadaran, delirium.
3)    Immobilisasi.
4)    Pembesaran hepar (hepatomegali).
5)    Diare, kadang disertai konstipasi.
6)    S: hypertermia (> 37,50C), bradikardia relatif.
c.    Pemeriksaan penunjang
1)    Peningaktan titer uji widal 4x selama 2-3 minggu à demam typhoid.
2)    Reaksi widal dengan titer 0 à 1: 320, reaksi widal dengan titer H à 1: 640

2.    Diagnosa Keperawatan
a.    Peningkatan suhu tubuh (hypertermia) b/d proses infeksi salmonella typhi.
b.    Resiko tinggi kurang cairan b/d pemasukan cairan kurang, kehlangan cairan berlebihan melalui muntah dan diare.
c.    Resiko tinggi ggn pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat, mual muntah, anoreksia.
d.    Gan pemenuhan kebutuhan sehari – hari (ADL) b/d kelemahan, immobilisasi.

3.    Rencana Tindakan/Rasional
a.    Peningkatan suhu tubuh (hypertermia) b/d proses infeksi salmonella typhi.

1.         Intervensi

Rasional
Mandiri:
1)     Observasi suhu, N, TD, RR tiap 2-3 jam


2)     Catat intake dan output cairan dlm 24 jam

3)     Kaji sejauhmana pengetahuan keluarga dan pasien tentang hypertermia
4)     Jelaskan upaya – upaya untuk mengatasi hypertermia dan bantu klien/keluarga dlm upaya tersebut:
-          Tirah baring dan kurangi aktifitas
-          Banyak minum
-          Beri kompres hangat
-          Pakaian tipis dan menyerap keringat
-          Ganti pakaian, seprei bila basah
-          Lingkungan tenang, sirkulasi cukup.
5)     Anjurkan klien/klg untuk melaporkan bila tubuh terasa panas dan keluhan lain.


Kolaborasi:
6)     Kolaborasi pengobatan: antipiretik, cairan dan pemeriksaan kultur darah.


Sebagai pengawasan terhadap adanya perubahan keadaan umum pasien sehingga dapat diakukan penanganan dan perawatan secara cepat dan tepat.
Mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh pasien untuk membuat perencanaan kebutuhan cairan yang masuk.
Mengetahui kebutuhan infomasi dari pasien dan keluarga mengenai perawatan pasien dengan hypertemia.
Upaya – upaya tersebut dapat membantu menurunkan suhu tubuh pasien serta meningkatkan kenyamanan pasien.










Penanganan perawatan dan pengobatan yang tepat diperlukan untuk megurangi keluhan dan gejala penyakit pasien sehingga kebutuhan pasien akan kenyamanan terpenuhi.

Antipiretik dan pemberian cairan menurunkan suhu tubuh pasien serta pemeirksaan kultur darah membantu penegakan diagnosis typhoid.


b.    Resiko tinggi kurang cairan b/d pemasukan cairan kurang, kehilangan berlebihan melalui muntah dan diare.

2.         Intervensi

Rasional
Mandiri:
1)     Awasi masukan dan keluaran, bandingkan dengan BB harian. Catat kehilangan melalui usus, contoh muntah dan diare.
2)     Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
Kolaborasi:
3)     Awasi nilai laboratorium: HB, HT, Na albumin.

4)     Berikan cairan II seperti glukosa dan Ringer laktat.


Memberikan informasi tentang kebutuhan cairan/elektrolit yang hilang.


Indikator volume sirkulasi/perfusi.



Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium/kadar protein akibat muntah dan diare berlebihan.
Memberikan cairan dan penggantian elektrolit.

c.    Resiko tinggi ggn pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat, mual muntah, anoreksia.

3.         Intervensi

Rasional
Mandiri:
1)     Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan porsi kecil tapi sering dan awarkan makan pagi dengan porsi paling besar.
2)     Berikan perawatan mulut sebelum makan.
3)     Anjurkan makan dlm posisi duduk tegak.
4)     Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen sepanjang hari.
Kolaborasi:
5)     Konsul ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan klien.
6)     Awasi glukosa darah.

7)     Berikan obat sesuai indikasi: antasida, antiemetik, vitamin B kompleks.


Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksi, anoreksi juga paling buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.
Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan.
Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.
Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna/ditoleran bila makanan lain tidak.

Berguna dalam membuat program diet untuk memenuhi kebutuhan klien.

Hiperglikemia/hipoglikemia dapat terjadi pada klien dengan anoreksi.
Antiemetik diberikan ½ jam sebelum makan dapat menurunkan mual dan meningkatkan toleransi pada makanan.
Antasida bekerja pada asam gaster dapat menurunkan iritasi/resiko perdarahan. Vitamin B kompleks memperbaiki kekurangan dan membantu proses penyembuhan.




d.    Ggn pemenuhan kebutuhan sehari – hari (ADL) b/d kelemahan, immobilisasi.

4.         Intervensi

Rasional
Mandiri:
1)      Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung sesuai keperluan.



2)      Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.

3)      Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.
4)      Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.

5)      Dorong penggunaan teknik manajemen stres, contoh: relaksasi progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi. Berikan aktifitas hiburan yang tepat contoh: menonton TV, radio, membaca.
6)      Awasi terulangnya anoreksia.


Meningkatkan istirahat dan ketenangan. Menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan. Aktifitas dan posisi duduk tegak diyakini meurunkan aliran darah ke kaki, yang mencegah sirkulasi optimal ke organ pencernaan.
Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.
Memungkinkan perode tambahan istirahat tanpa gangguan.
Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktifitas yang mengganggu periode istirahat.
Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.



Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi penyakit, memerlukan istirahat lanjut dan memerlukan penggantian program terapi.

Daftar Pustaka

1.    Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
2.    Carolyn M. Hudak, Barbara M. Gallo (1996), Keperawatan Kritis; Pedekatan Holistik Volume II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
3.    Donna D. Igatavicius, Kathy A. Hausman ( 1995), Medical Surgical Nursing: Pocket Companoin For 2 nd Edition, W. B. Saunders Company, Philadelphia
4.    Lynda Juall Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
5.    Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
6.    Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI (1993), Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga Cetakan II, Depkes RI, Jakarta

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN:
TYPHOID ABDOMINALIS
DI RUANG TROPIK LAKI, RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
TANGGAL 14 – 17 JANUARI 2002












A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2002 pukul 09.00 WIB terhadap klien Tn. Edy Santoso dan keluarga.
    1. Identitas
         Nama                  : Tn. Edy Santoso                     Tgl MRS    : 13-1-2002
         Umur                   : 51 tahun                                  Register     : 660906
        Jenis kelamin       : Laki - laki                                Diagnose   :Thyphoid Abdominalis
         Suku Bangsa       : Jawa
         Agama                : Kristen
         Pekerjaan            : Sopir
         Pendidikan          : SLTP
         Alamat                : Semolowaru, Surabaya
         Alasan di rawat   : Panas badan sejak 10 hari yll.
         Keluhan utama    : Panas badan sejak 10 hari yll disertai mual muntah dan nyeri kepala.
         Sebelumnya        : Klien mengeluh badan panas sejak 10 hari yang lalu, disertai mual    dan muntah lebih kurang 50 cc setiap kali muntah, nafsu makan menurun. Nyeri kepala dirasakan juga oleh klien apabila badan panas sehingga klien mengalami kesulitan istirahat. Sejak 5 hari terakhir, BAB dirasakan sulit, feces merongkol padat berwarna cokelat, BAK taa normal. Riwayat keluar Jawa dalam 6 tahun terakhir (-), sering haus (-). Sering kencing (-), penurunan BB (-). Sebelum dibawa ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya, klien sempat periksa di RS Adi Husada dan dinyatakan positif mengidap Typhoid dan disarankan untuk opname, akhirnya klien dirujuk ke IRD  RSUD Dr. Soetomo pada tanggal 13 januari 2002 atas permintaan klien.
         Upaya yang telah dilakukan         : Periksa kesehatan sekaligus periksa laboratorium di   RS Adi Husada Surabaya pada tanggal 13 Januari 2002.
         Therapi/operasi yang pernah dilakukan   : --
     II Riwayat Keperawatan
        2.1 Riwayat penyakit sebelumnya: Typhoid (-), HT (-), DM (-).
        2.2 Riwayat penyakit sekarang      : Sejak kemarin (13 – 1 – 2002), panas badan mulai menurun, mual muntah (-), nyeri kepala (+), nafsu makan membaik.
        2.3 Riwayat kesehatan keluarga    : Di dalam keluarga belum ada yang menderita                            penyakit typhoid sebelumnya.
              Genogram:
                                   































 







Keterangan:            = laki-laki                                 = perempuan                = tinggal satu rumah   


                               = meninggal                             = klien Tn. Edy santoso
        2.4 Keadaan kesehatan lingkungan: Menurut keluarga, lingkungan rumah dalam keadaan bersih dan istri Tn Edy Santoso adalah ibu rumah tangga, sehingga punya waktu cukup untuk menjaga kebersihan rumah.
        2.5 Riwayat kesehatan lainnya      : Keluarga riwayat HT (-), DM (-).
        2.6 Alat bantu yang dipakai
              Gigi palsu       : taa
              Kaca mata      : taa
              Pendengaran   : taa
              Lain-lain          : taa
   III. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
    1. Keadaan umum    : Kesadaran Compos mentis, E4 V5 M6.
    2. Tanda vital                       : T: 110/70 mmHg, S: 380C, N: 88 x/mnt, RR: 20 x/mnt.
    3. Body System
        3.1 Pernafasan
              Hidung                                    : taa
              Trachea                       : taa
              Dada                          :
              - Bentuk                      : simetris
              - Gerakan                    : simetris
              Suara nafas dan lokasi            : teratur, suara nafas tambahan (-)
              Jenis nafas                 : nafas hidung.
               Batuk                         : taa
              Sputum                       : taa
              Cyanosis                    : taa
              Frekwensi nafas          : 20 x/mnt
     3.2 Kardiovaskuler
           Nyeri dada                     :taa
           Pusing                           :(+), bila berdiri terasa sempoyongan.
           Kram kaki                      : taa
           Sakit kepala                   : taa
           Palpitasi                                    : taa
          Clubing finger                 : taa
          Suara jantung                  : SR, teratur
          Edema                            : taa
          Kapilari refill                    : dbn ( 2 dtk)
          Lainnya                           :taa
   3.3 Persarafan
         Kesadaran                       : CM
        GCS                                 : E4 V5 M6
         Kepala dan wajah :
         Mata                                : taa
         Sklera                              : putih
         Konjunctiva                      : merah muda
         Pupil                                : isokor
         Leher                               : taa
        Reflek fisiologis                : normal
        Reflek patologis                : taa
        Pendengaran                     : normal
        Penciuman                        : normal
        Pengecapan                      : normal, perubahan sensasi pengecapan (-)
        Penglihatan                       : taa
        Perabaan                          : taa
        Lainnya                             : taa
   3.4 Perkemihan –Eliminasi Urine
         Produksi urine                  : lk 600-88 cc/hari ( 7-8 x/hari)
         Warna urine                      : kuning jernih
        Gangguan saat kencing     : taa
        Lainnya                             : taa
   3.5 Pencernaan -  Eliminasi Alvi
         Mulut                   : lidah putih kotor, sulit menelan (-)
         Tenggorokan        : taa
         Abdomen             : taa, nyeri tekan(-), mal muntah (-)
           Rectum              : taa
           Bab                   : mulas (-), peristaltik usus baik
           Obat pencahar   : taa
           Lavement           :taa
           Lain-lain             :taa
   3.6 Tulang – Otot – Integumen
          Kemampuan pergerakan sendi: normal     5          5
                                                                        5          5
          Extremitas          :
          - Atas                 : terpasang infus, pergerakan normal.
          - Bawah              : taa
          - Tulang belakang            : taa
         Kulit:
         - Warna kulit         : putih kekuningan
         - Akral                  : hangat
         - Turgor                : baik

    3.7 Sistem Endokrin
         Terapi hormon      : (-)
         Karakteristik seks sekunder: normal
         Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik: merasa lemah, pusing bila berdiri    (postural hipotensi)

    3.8 Sistem Hematopoietik
        Diagnosis penyakit hematopoietik yang lalu: taa
        Type darah: O

   3.9 Reproduksi
       Laki – laki: normal
       Perempuan: --

   4.0 Psikososial
       Konsep diri:
       Citra diri:
-          Tanggapan tentang tubuh: biasa saja
-          Bagian tubuh yang disukai: tidak ada
-          Bagian tubuh yang tidak disukai: tidak ada, semua sama
-          Persepsi thd kehilangan bagian tubuh: taa
-          Lainnya, sebutkan: taa
      Identitas:
-          Status klien dalam keluarga: kepala rumah tangga
-          Kepuasan klien thd status dan posisi dlm keluarga: puas
-          Kepuasan klie thd jenis kelamin: puas
-          Lainnya, sebutkan:taa
     Peran:
-          tanggapan klien thd perannya: senang
-          Kemampuan/kesanggupan klien melaksanakan perannya: sanggup
-          Kepuasan klien melaksanakan perannya: puas
      Ideal diri/harapan:
-          harapan klien thd:
= Tubuh: cepat sembuh sehingga dapat cepat bekerja seperti semula.
= Posisi (dlm pekerjaan): taa, supaya pelanggan tetap lancar.
= Status dlm keluarga: taa
= Tugas/pekerjaan: taa
-          Harapan klien thd lingkungan: taa
-          Harapan klien thd penyakit yg diderita: ingin cepat sembuh dan segera pulang ke rumah.
     Harga diri:
-          Tanggapan klien thd harga dirinya: tinggi.
-          Lainnya, sebutkan: taa
     Sosial/interaksi:
-          Hubungan dengan klien: masyarakat cukup kenal dengan klien.
-          Dukungan keluarga: aktif.
-          Dukungan kelompok/teman/masyarakat: aktif
-          Reaksi saat interaksi: kooperatif.
-          Konflik yang terjadi terhadap: taa

   3.11 Spiritual:
-          Konsep tentang penguasa kehidupan: Allah
-          Sumber kekuatan/harapan saat sakit: Allah
-          Ritual agama yg berarti/diharapkan saat ini: Membaca kitab suci.
-          Sarana/peralatan/orang yg diperlukan dlm melaksanakan ritual agama yg diharapkan saat ini: Lewat ibadah.
-          Upaya kesehatan yang bertentangan dgn keyakinan agama: taa
-          Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dlm menghadapi situasi sakit saat ini: ya
-          Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: ya
-          Persepsi thd penyebab penyakit: karena makan tidak teratur dan terlalu lelah.

Pemeriksaan penunjang: tanggal 13 Januari 2002: DL, serologi/imunokimia, sedimen urine.
Hasil: Leukosit  : 11,4 x 109/L                 n: 4-11
            Trombo: 385 x 109/L                  n: 150-350
            S thypi O: 1/640
            S thypi H: 1/640
            Eritrosit: 0-1/ 1 Lp, leukosit: 1-3/1 Lp, sel epitel: (+).
Terapi: IVFD D5%: RL: 1:1; bedrest, diet rendah serat.
            Paracetamol 3x500 mg; Chlorampenicol 4x500 mg; Metoclopramid inj (PRN: b/p).

Analisa data:

5.         Data

Etiologi
Patofisiologi
Masalah
S: Klien mengeluh pusing, badan terasa panas, sulit istirahat.
O: S: 380C, N: 88 x/mnt, TD: 110/70 mmHg, lidah putih kotor, Px lab: titer O: 1/640, titer H: 1/640.
Proses infeksi S. Thypi.
S. Thypi à melepas endotoksin à ikut peredaran darah sistemik à merangsang termoregulator à peningkatan suhu tubuh.
Peningkatan suhu tubuh (hypertermi).
S: Klien mengeluh badan terasa lemah, pusing saat berdiri.
O: klien bedrest, N: 88 x/mnt, TD: 110/70 mmHg, S: 380C, titer O: 1/640, titer H: 1/640, kebutuhan mandi, eliminasi, makan minum, berpakaian klien dibantu oleh keluarga dan petugas.
Kelemahan fisik dan immobilisasi.
Kelemahan fisik/immobilisasi à penurunan permeabilitas pembuluh darah à sirkulasi darah ke otak menurun à lemah, pusing à gangguan pemenuhan ADL.
Gangguan pemenuhan ADL.
S: Klien banyak bertanya tentang pengobatan dan perawatan penyakitnya. Klien mengatakan belum mengetahui bagaimana proses penularan penyakitnya.
O: Klien bertanya kepada mahasiswa dan petugas.
Kurang informasi tentang regimen teraupetik, perawatan dan poses penyakit.
Kurang informasi à klien kurang dapat mengenal penyakit dan perawatannya à defisit knowledge à kurang kooperatif dalam mengikuti regimen terapeutik dan perawatan à menghambat proses penyembuhan.
Defisit knowledge.

Diagnosa Keperawatan Berdasarkan prioritas:
1.     Peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi S. Thypi.
Data penunjang: S: Klien mengeluh pusing, badan terasa panas, sulit istirahat.
O: S: 380C, N: 88 x/mnt, TD: 110/70 mmHg, lidah putih kotor, Px lab: titer O: 1/640, titer H: 1/640.
2.     Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan fisik, immobilisasi.
Data penunjang: S: Klien mengeluh badan terasa lemah, pusing saat berdiri.
O: klien bedrest, N: 88 x/mnt, TD: 110/70 mmHg, S: 380C, titer O: 1/640, titer H: 1/640, kebutuhan mandi, eliminasi, makan minum, berpakaian klien dibantu oleh keluarga dan petugas.
3.     Defisit knowledge b/d kurang informasi tentang regimen teraupetik, perawatan dan poses penyakit.
Data penunjang: S: Klien banyak bertanya tentang pengobatan dan perawatan penyakitnya. Klien mengatakan belum mengetahui bagaimana proses penularan penyakitnya.
O: Klien bertanya kepada mahasiswa dan petugas.

Rencana Tindakan Keperawatan:
1.     Peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi S. Thypi.
Data penunjang: S: Klien mengeluh pusing, badan terasa panas, sulit istirahat.
O: S: 380C, N: 88 x/mnt, TD: 110/70 mmHg, lidah putih kotor, Px lab: titer O: 1/640, titer H: 1/640.
Tujuan jangka pendek: Klien dapat mengontrol suhu tubuh secara mandiri.
Tujuan jangka panjang: Suhu tubuh normal, 36 – 37 0C, setelah diberikan asuhan keperawatan selama 7 hari maka proses infeksi S. Thypi dapat berhenti.
Kriteria hasil: S: 36-370C, N: 60-70 x/mnt, klien nyaman, istirahat tidur tercukupi 6-8 jam/hari.
Intervensi
Rasional
Mandiri:
1)     Observasi suhu, N, TD, RR tiap 4 jam
2)     Catat intake dan output cairan dlm 24 jam


3)     Kaji sejauhmana pengetahuan keluarga dan pasien tentang hypertermia
4)     Jelaskan upaya – upaya untuk mengatasi hypertermia dan bantu klien/keluarga dlm upaya tersebut:
-          Tirah baring dan kurangi aktifitas
-          Banyak minum
-          Beri kompres hangat
-          Pakaian tipis dan menyerap keringat
-          Ganti pakaian, seprei bila basah
-          Lingkungan tenang, sirkulasi cukup.
5)     Beri kompres hangat, banyak minum (2-3 lt/hr) apabila klien panas.
6)     Anjurkan klien/klg untuk melaporkan bila tubuh terasa panas dan keluhan lain.


Kolaborasi:
7)     Kolaborasi pengobatan: antipiretik (paracetamol 3x500 mg), cairan (Dextrose 5% dan Ringer Laktat maintenance 20 tts/mnt) dan pemeriksaan kultur darah (gaal darah).


Sebagai pengawasan terhadap adanya perubahan keadaan umum pasien sehingga dapat diakukan penanganan dan perawatan secara cepat dan tepat.
Mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh pasien untuk membuat perencanaan kebutuhan cairan yang masuk.
Mengetahui kebutuhan infomasi dari pasien dan keluarga mengenai perawatan pasien dengan hypertemia.
Upaya – upaya tersebut dapat membantu menurunkan suhu tubuh pasien serta meningkatkan kenyamanan pasien.











Mempercepat penurunan suhu tubuh.


Penanganan perawatan dan pengobatan yang tepat diperlukan untuk megurangi keluhan dan gejala penyakit pasien sehingga kebutuhan pasien akan kenyamanan terpenuhi.


Antipiretik dan pemberian cairan menurunkan suhu tubuh pasien serta pemeirksaan kultur darah membantu penegakan diagnosis typhoid.


2.     Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan fisik, immobilisasi.
Data penunjang: S: Klien mengeluh badan terasa lemah, pusing saat berdiri.
O: klien bedrest, N: 88 x/mnt, TD: 110/70 mmHg, S: 380C, titer O: 1/640, titer H: 1/640, kebutuhan mandi, eliminasi, makan minum, berpakaian klien dibantu oleh keluarga dan petugas.
Tujuan jangka pendek: Kebutuhan ADL klien terpenuhi.
Tujuan jangka penjang: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 7 hari, klien dapat memenuhi kebutuhan ADL secara mandiri.
Kriteria hasil: lemah (-), pusing (-), mobilisasi aktif, N: 60-70 x/mnt, TD: 120/80 mmHg, ADL terpenuhi secara mandiri.
Intervensi
Rasional
Mandiri:
1)     Bantu pemenuhan kebutuhan ADL klien seperti makan, mandi, berpakaian, eliminasi.
2)     Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung sesuai keperluan.
3)     Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.

4)     Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.

5)     Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.

6)     Dorong penggunaan teknik manajemen stres, contoh: relaksasi progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi. Berikan aktifitas hiburan yang tepat contoh: menonton tv, radio, membaca.

7)     Awasi terulangnya anoreksia.



Membantu memenuhi kebutuhan ADL klien sehingga klien merasa nyaman dan kebutuhan perawatannya terpenuhi.
Meningkatkan istirahat dan ketenangan. Menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan. Aktifitas dan posisi duduk tegak diyakini meurunkan aliran darah ke kaki, yang mencegah sirkulasi optimal ke organ pencernaan.
Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.
Memungkinkan perode tambahan istirahat tanpa gangguan.
Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktifitas yang mengganggu periode istirahat.

Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.





Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi penyakit, memerlukan istirahat lanjut dan memerlukan penggantian program terapi.

3.     Defisit knowledge b/d kurang informasi tentang regimen teraupetik, perawatan dan poses penyakit.
Data penunjang: S: Klien banyak bertanya tentang pengobatan dan perawatan penyakitnya. Klien mengatakan belum mengetahui bagaimana proses penularan penyakitnya.
O: Klien bertanya kepada mahasiswa dan petugas.
Tujuan jangka pendek: Kebutuhan klien akan pengetahuan tentang penyakitnya terpenuhi.
Tujuan jangka panjang: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2x15 menit, klien memahami proses penyakit serta regimen terapeutik, pengobatan dan perawatan terhadap penyakitnya sehingga klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri.
Kriteria hasil: Klien tenang, kooperatif, klien mau mengikuti petunjuk yang diberikan.
Intervensi
Rasional
Mandiri:
1)     kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang:
-          Proses penyakit.
-          Pengobatan
-          Perawatan Typhoid.
2)     Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang:
-          Diet yang harus ditepati.
-          Immobilisasi.
-          Kebutuhan cairan yang harus dipenuhi.
-          Pentingnya mengontrol jumlah cairan yang masuk dan keluar.
-          Keteraturan minum obat.
3)     Beri kesempatan klien dan keluarga bertanya mengenai penyakit, pengobatan dan perawatan yang diberikan.
4)     Libatkan keluarga dalam perawatan klien dan beri kesempatan keluarga untuk melakukan perawatan secara mandiri.
5)     Berikan pujian atas tindakan dan jawaban yang tepat.

Mengetahui tingkat pengetahuan kleind an keluarga adalah masukan bagi petugas dalam menentukan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh klien dan keluarga.

Klien dan keluarga harus mengetahui perawatan serta pengobatan penyakit klien sehingga klien kooperatif dalam perawatan dan pengobatan yang diberikan.






Memberikan kesempatan klien dan kleuarga menanyakan hal – hal yang belum dipahami dalam diskusi yang terbuka dengan petugas.

Meningkatkan harga diri dan rasa mandiri klein dan keluarga salah satunya adalah dengan cara melibatkan klien dan kelaurga secara aktif dalam perawatan dan pengobatan kepada klien.

Membantu meningkatkan harga diri klien dan keluarga serta menumbuhkan rasa percaya pada petugas.

Implementasi Keperawatan:
Implementasi keperawatan terhadap intervensi yang dibuat dilaksanakan mulai tanggal 14 – 16 Januari 2002.
Tanggal/jam
No Dx.Kep
Implementasi
                  Evaluasi
14-1-2002
08.00



08.30




08.45



11.00











12.00



12.30



13.00

13.30







1


1

1
1


1,2,3











1

1


1


2

1

·   Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga.
·   Mengadakan kontrak kerja dengan klien dan keluarga.

·   Mengukur vital sign.


·   Mengatur tetesan infus.

·   Memberi kompres hangat
·   Mengganti pakaian klien dengan pakaian yang lebih tipis.
·   Memberikan penjelasan tentang:
-          Proses penyakit dan penularannya.
-          Perawatan yang harus dilakukan oleh klien.
-          Pentingnya immobilisasi, diet yang teratur, minum obat secara teratur.
-          Perlunya minum banyak.
·   Menyiapkan makan siang klien.
·   Mendampingi klien makan siang.
·   Memberikan obat oral:
-    Chlorampenicol 2 caps.
-    Paracetamol 1 tab.
·   Memberikan bahan bacaan kepada klien (koran).
·   Mencatat intake dan output klien.

·     Klien dan keluarga kooperatif.
·     Klien dan keluarga mau menerima kehadiran mahasiswa.
·     S: 380c, n: 88 x/mnt, td: 110/70 mmhg, rr: 20 x/mnt.
·     Infus netes lancar, 35 tts/mnt.
·     Klien merasa nyaman.
·     Klien kooperatif.


·     Klien dan keluarga tampak tertarik dan banyak bertanya kepada mahasiswa.








·     Makan habis 1 porsi, minum 200 cc, mual (-), muntah (-).

·     Obat oral sudah diminum, mual (-), muntah (-), pusing (+).
·     Klien tenang.

·     Cm: 600 cc, ck: 400 cc.

15-1-2002
08.00

08.30





10.00





10.30



12.00




13.00
13.30

1


1,2





1,2,3





1,2



1

1


1,2



·    Mengukur vital sign.


·    Mengkaji istirahat klien.





·    Memberikan penjelasan tentang:
-          Pentingnya mobilisasi aktif di tt.
-          Perlunya minum banyak.
·    Kolaborasi dokter:
-          Pemberian analgetik.
-          Pemeriksaan gaal cultur.
·    Mendampingi klien makan siang.
·    Memberikan obat oral:
-    Mefenamic acid 1tab.
-    Chlorampenicol 2 caps.
·    Membatasi pengunjung.
·    Mencatat intake dan output.

·   S: 370c, n: 76 x/mnt, td: 110/80 mmhg, rr: 20 x/mnt.
·   Klien mengatakan dapat istirahat dengan baik (lk. 6 jam), klien mengeluh kepala terasa pusing, jika berdiri terasa sempoyongan.
·   Klien menagtakan paham dengan penjelasan yang diberikan dan berjanji akan melaksanakan.


·   Dokter acc pemberian analgetik dan pemeriksaan gaal cultur.

·   Makan siang habis 1 porsi, mual muntah (-).
·   Obat oral sudah diminum.


·   Klien istirahat.
·   Cm: 700 cc, cm: 400 cc.

16-1-2002
07.30
08.00

08.30

09.00


10.00


10.00






11.00


12.00






1
1


1

1


1,2


1,2,3






2


3








·   Membersihkan ruangan klien
·   Mengukur vital sign.


·   Mendampingi klien makan pagi.
·   Memberikan obat oral:
-    Chlorampenicol 2 caps.
-    Mefenamic acid 1 tab.
·   Mengkaji keadaan istirahat klien.

·   Mengkaji pemahaman klien tentang:
-          Proses penyakit dan penularan yang telah dijelaskan.
-          Perawatan yang harus dilakukan di rumah.
·   Mempersiapkan klien pulang:
-          Administrasi pulang.
-          Resume keperawatan.
·   Memberikan advis kepada klien tentang:
-          Keteraturan kontrol.
-          Keteraturan minum obat.
-          Diet serta kebutuhan cairan yang memadai.
-          Pembatasan aktifitas sementara.

·      Ruangan klien bersih.
·      S: 36,40c, td: 120/80 mmhg, n: 76 x/mnt, rr: 16 x/mnt.
·      Makan pagi habis 1 porsi, mual muntah (-).
·      Obat oral sudah diminum.


·      Klien mengatakan dapat istirahat lk. 7 jam, pusing berkurang.
·      Klien mengatakan paham dengan penjelasan yang diberikan.




·      Administrasi dan resume keperawatan lengkap.

·      Klien berjanji akan menepati ajuran yang diberikan oleh mahasiswa.


Evaluasi Keperawatan:
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Tgl. 16 Januari 2002, pk.08.00 WIB.
1. Peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi S. Thypi.
Data penunjang: S: Klien mengeluh pusing, badan terasa panas, sulit istirahat.
O: S: 380C, N: 88 x/mnt, TD: 110/70 mmHg, lidah putih kotor, Px lab: titer O: 1/640, titer H: 1/640.



S: klien mengatakan badan terasa nyaman (+), pusing
(-), istirahat bisa (lk. 7 jam).
O: s: 36,40c, n: 76 x/mnt, td: 120/80 mmhg, rr: 16 x/mnt, pucat (-), lidah tidak kotor, nafsu makan baik, mual (-), muntah (-).
A: masalah teratasi.
P: --
Tgl. 16 Januari 2002, pk.10.00 WIB.
2. Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan fisik, immobilisasi.
Data penunjang: S: Klien mengeluh badan terasa lemah, pusing saat berdiri.
O: klien bedrest, N: 88 x/mnt, TD: 110/70 mmHg, S: 380C, titer O: 1/640, titer H: 1/640.



S: klien mengatakan badan terasa nyaman, lemah (-), pusing (-).
O: klien sudah dapat berjalan ke kamar mandi sendiri tanpa bantuan, klien dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri (makan, mandi, eliminasi tanpa dibantu), td: 120/80 mmhg, n: 76 x/mnt, s: 36,40c, rr: 16 x/mnt.
A: masalah teratasi.
P: --
Tgl.15 Januari 2002, pk. 10.00 WIB
3. Defisit knowledge b/d kurang informasi tentang regimen teraupetik, perawatan dan poses penyakit.
Data penunjang: S: Klien banyak bertanya tentang pengobatan dan perawatan penyakitnya. Klien mengatakan belum mengetahui bagaimana proses penularan penyakitnya.
O: Klien bertanya kepada mahasiswa dan petugas.


S: klien mengatakan mengerti dengan penjelasan petugas dan mahasiswa, klien berjanji akan mentaati semua petunjuk yang diberikan di rumah.
O: klien tenang, kooperatif, klien mau mentaati petunjuk yang diberikan.
A: masalah teratasi.
P: --