1. Kekurangan volume cairan yang kehilangan aktif sekunder akibat perdarahan.
Intervensi Kep :
a). Pantau tanda vital setiap jam
R/: Perubahan tanda vital dapat digunakan untuk
perkiraan kasar kehilangan darah.
b). Catat
karakteristik muntah atau drainase
R/: Membantu
dalam membedakan penyebab distress gaster
c). Catat
respron fisiologi individu pasien terhadap perdarahan
Mis: Perubahan mental, kelemahan, gelisah, ansietas, pucat
berkeringat, takipnea, peningkatan suhu
d). Ukur
CVP bila
ada
R/ Menunjukkan
volume sirkulasi dan respon jantung terhadap perdarahan dan penggantian cairan
e). Awasi
masukan dan keluaran dan hubungkan dengan perubahan berat badan
R/: Memberikan
pedoman untuk penggantian cairan
2. Nyeri
b/d iritasi yang disebabkan oleh
darah intraperitonial
Intervensi : a). Cetak
keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya intensitas (skala 1 – 10) R/ Nyeri
tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien
sebelumnya dimana dapat membantu diagnosa ekologi perdarahan.
b). Kaji ulang faktor yang
meningkatkan atau menurunkan nyeri .
R/ Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi
c). Berikan analgesik narkotik
dan analgesik lainnya sesuai program.
R/ Dapat menghilangkan nyeri akut / hebat dan meningkatkan kenyamanan
dan istirahat.
3. Resiko infeksi b/d
ketidakadekuatan pertahanan primer
sekunder akibat gangguang G I.
Intervensi a). Pertahanan teknik aseptic pada penggantian
balutan dan prosedur invasif.
R/ Menurunkan resiko infeksi nosokomial
b). Lihat insisi bedah / sisi
invasif untuk eritema drainase purulen.
R/ Detek sidini terjadinya infeksi memberikan pencegahan komplikasi
lebih serius.
c). Berikan perawatan kateter
rutin / dorong perawatan peritoreal untuk mencegah naiknya infeksi kandung
kemih.
d). Observasi untuk melaporkan
nyeri tak normal peningkatan suhu tubuh, peningkatan jumlah leukosit.
R/ Diduga kemungkinan terjadi peritonitis
e). Beri antibiotika IV sesuai
indikasi
R/ Program antibiotika profilaksis untuk menurunkan resiko
kontaminasi peritonitis.
4. Pola napas tidak efektif b/d peningkatan tekanan diafragmatik
Intervensi a). Awasi kedalaman pernapasan, auskultasi bunyi
napas
R/ Pernapasan mengorok dapat mengakibatkan
hipoksia
b). Tinggikan kepala tempat
tidur 30 derajat
R/ Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru lebih maksimal.
c). Berikan suplemen O2 sesuai indikasi
R/ Memaksimalkan sediaan O2 untuk
pertukaran dan penurunan kerja pernapasan.
5. Perubahan perfusi jaringan GI b/d Hipovolemi
Intervensi a). Awasi tanda vital palpasi nadi perifer secara
rutin evaluasi pengisian kapiler dan perubahan mental
R/ Indikator keadekuatan
sirkulasi
b). Dorong latihan rentang
gerak sering untuk kaki dan tumit
R/ Merangsang sirkulasi pada ekstremitas bawah, menurunkan stasis
vena.
c). Awasi Hb dan pemeriksaan koagulasi
R/ Memberikan informasi tentang volume sirkulasi / gangguan koagulasi
dan menunjukkan terapi / keefektifan.
6. Kerusakan integritas kulit b/d luka terbuka
Intervensi : a). Sokong insisi bila mengubah posisi, batuk,
napas dalam dan ambulasi
R/ Menurunkan kemungkinan dan herniasi insisi lanjut
b). Observasi insisi secara
periodic, catat penyambungan tepi luka, pembetukan hematoma, penyembuhan,
perdarahan / drainase
R/ Mempengaruhi pilihan intervensi
c). Berikan perawatan insisi
rutin, pertahankan balutan kering & steril
R/ Meningkatkan penyembuhan
7. Perubahan nutrisi / kurang dari kebutuhan tubuh
b/d intake kurang
Intervensi
: a). Buat jadwal intake tiap jam
R/ Setelah ada jadwal, kapasitas gaster ± 50 ml, sehingga perlu makan
sedikit & sering.
b). Timbang BB tiap
hari
R/ Pengawasan kehilangan dan alat pengkajian kebutuhan nutrisi /
keefektifan terapi
c). Beri diet cair, TKTP
R/ Memberikan nutrisi tanpa
menambah kalori
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn. E.
Rencana asuhan keperawatan ; Pedoman untuk perencanaan perawatan pasien,
Jakarta EGC, 1999.
Ester, Monica. Keperawatan
medical-bedah : Pendekatan Sistem gastrointestinal / monica Ester. Jakarta
: EGC, 2001.
Sistem penanggulangan penderita
gawat darurat secara
terpadu.
Ambulan gawat darurat 118 Jakarta.
Smeltzer, Susanne. C, Buku
ajar keperawatan medical
bedah Vol 2.
Brunner
& Suddarth Ed 8 jakarta EGC, 2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar