Perencanaan / Intervensi
No
|
Diagnosa
Perawatan
|
Tujuan
dan Kriteria
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Gangguan pemenuhan kebutuhan O2
sehubungan dengan post asfiksiaa berat
|
Tujuan:
Kebutuhan O2 bayi terpenuhi
Kriteria:
- Pernafasan
normal 40-60 kali permenit.
- Pernafasan
teratur.
- Tidak
cyanosis.
- Wajah dan seluruh tubuh
|
1. Letakkan bayi terlentang dengan
alas yang data, kepala lurus, dan leher sedikit tengadah/ekstensi dengan
meletakkan bantal atau selimut diatas bahu bayi sehingga bahu terangkat 2-3
cm
|
1. Memberi
rasa nyaman dan mengantisipasi flexi leher yang dapat mengurangi kelancaran jalan nafas.
|
|
|
Berwarna
kemerahan (pink variable).
- Gas
darah normal
PH =
7,35 – 7,45
PCO2
= 35 mm Hg
PO2
= 50 – 90 mmHg
|
2. Bersihkan
jalan nafas, mulut, hidung bila perlu.
|
2. Jalan
nafas harus tetap dipertahankan bebas dari lendir untuk menjamin pertukaran
gas yang sempurna.
|
|
|
|
3. Observasi
gejala kardinal dan tanda-tanda cyanosis tiap 4 jam
|
3. Deteksi
dini adanya kelainan.
|
Tabel 2.4.
Perencanaan / Intervensi
No
|
Diagnosa
Perawatan
|
Tujuan
dan Kriteria
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
|
4. Kolaborasi
dengan team medis dalam pemberian O2 dan pemeriksaan kadar gas
darah arteri.
|
4. Menjamin
oksigenasi jaringan yang adekuat terutama untuk jantung dan otak. Dan peningkatan
pada kadar PCO2 menunjukkan hypoventilasi
|
2.
|
Resiko terjadinya hipotermi sehubungan dengan
adanya roses persalinan yang lama dengan ditandai akral
|
Tujuan
Tidak terjadi hipotermia
Kriteria
Suhu tubuh 36,5 – 37,5°C
Akral hangat
|
1. Letakkan
bayi terlentang diatas pemancar panas (infant warmer)
|
1. Mengurangi
kehilangan panas pada suhu lingkungan sehingga meletakkan bayi menjadi hangat
|
|
dingin suhu tubuh dibawah 36° C
|
Warna seluruh tubuh kemerahan
|
2. Singkirkan
kain yang sudah dipakai untuk mengeringkan tubuh, letakkan bayi diatas handuk
/ kain yang kering dan hangat.
|
2. Mencegah
kehilangan tubuh melalui konduksi.
|
Tabel 2.4. Perencanaan / Intervensi
No
|
Diagnosa
Perawatan
|
Tujuan
dan Kriteria
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
|
3. Observasi suhu bayi tiap 6 jam.
|
3. Perubahan
suhu tubuh bayi dapat menentukan
tingkat hipotermia
|
|
|
|
4. Kolaborasi dengan team medis
untuk pemberian Infus Glukosa 5% bila ASI tidak mungkin diberikan.
|
4. Mencegah
terjadinya hipoglikemia
|
3.
|
Resiko gangguan penemuan kebutuhan nutrisi sehubungan
dengan reflek menghisap lemah.
|
Tujuan
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria
- Bayi
dapat minum pespeen / personde dengan baik.
|
1. Lakukan
observasi BAB dan BAK jumlah dan
frekuensi serta konsistensi.
|
1. Deteksi
adanya kelainan pada eliminasi bayi
dan segera mendapat tindakan / perawatan yang tepat.
|
|
|
- Berat
badan tidak turun lebih dari 10%.
- Retensi
tidak ada.
|
2. Monitor
turgor dan mukosa mulut.
|
2. Menentukan
derajat dehidrasi dari turgor dan mukosa mulut.
|
Tabel 2.4. Perencanaan / Intervensi
No
|
Diagnosa
Perawatan
|
Tujuan
dan Kriteria
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
|
3. Monitor intake dan out put.
|
3. Mengetahui
keseimbangan cairan tubuh (balance)
|
|
|
|
4. Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan.
|
4. Kebutuhan
nutrisi terpenuhi secara adekuat.
|
|
|
|
5. Lakukan
control berat badan setiap hari.
|
5. Penambahan
dan penurunan berat badan dapat di
monito
|
4.
|
Resiko terjadinya infeksi
|
Tujuan:
Selama perawatan tidak terjadi komplikasi
(infeksi)
Kriteria
|
1. Lakukan
teknik aseptik dan antiseptik dalam memberikan asuhan keperawatan
|
1. Pada
bayi baru lahir daya tahan tubuhnya kurang / rendah.
|
|
|
- Tidak
ada tanda-tanda infeksi.
- Tidak
ada gangguan fungsi tubuh.
|
2. Cuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
|
2. Mencegah
penyebaran infeksi nosokomial.
|
Tabel 2.4 Perencanaan / Intervensi
No
|
Diagnosa
Perawatan
|
Tujuan
dan Kriteria
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
|
3. Pakai baju khusus/ short waktu
masuk ruang isolasi (kamar bayi)
|
3. Mencegah
masuknya bakteri dari baju petugas ke bayi
|
|
|
|
4. Lakukan perawatan tali pusat dengan triple dye 2 kali sehari.
|
4. Mencegah
terjadinya infeksi dan memper-cepat pengeringan tali pusat karena mengan-dung anti biotik, anti jamur,
desinfektan.
|
|
|
|
5. Jaga kebersihan (badan, pakaian) dan lingkungan bayi.
|
5. Mengurangi
media untuk pertumbuhan kuman.
|
|
|
|
6. Observasi
tanda-tanda infeksi dan gejala kardinal
|
6. Deteksi
dini adanya kelainan
|
Tabel 2.4. Perencanaan / Intervensi
No
|
Diagnosa
Perawatan
|
Tujuan
dan Kriteria
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
|
7. Hindarkan bayi kontak dengan
sakit.
|
7. Mencegah
terjadinya penularan infeksi.
|
|
|
|
8. Kolaborasi dengan team medis
untuk pemberian antibiotik.
|
8. Mencegah
infeksi dari pneumonia
|
|
|
|
9. Siapkan
pemeriksaan laboratorat sesuai advis
dokter yaitu pemeriksaan DL, CRP.
|
9. Sebagai
pemeriksaan penunjang.
|
5.
|
Resiko terjadinya hipoglikemia sehubungan dengan
metabolisme yang meningkat
|
Tujuan:
Tidak terjadi
hipoglikemia selama masa perawatan.
Kriteria
- Akral
hangat
- Tidak
cyanosis
- Tidak
apnea
- Suhu
normal (36,5°C -37,5°C)
|
1. Berikan
nutrisi secara adekuat dan catat serta monitor setiap pemberian nutrisi.
|
1. Mencega
pembakaran glikogen dalam tubuh dan untuk pemantauan intake dan out put.
|
Tabel 2.4. Perencanaan / Intervensi
No
|
Diagnosa Perawatan
|
Tujuan
dan Kriteria
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
- Distrostik
normal
(>
40 mg)
|
2. beri
selimut dan bungkus bayi serta perhatikan suhu lingkungan
|
2. Menjaga
kehangatan agar tidak terjadi proses pengeluaran suhu yang berlebihan
sedangkan suhu lingkungan berpengaruh pada suhu bayi.
|
|
|
|
3. Observasi
gejala kardinal (suhu, nadi, respirasi)
|
3. Deteksi
dini adanya kelainan.
|
|
|
|
4. Kolaborasi
dengan team medis untuk pemeriksaan laborat yaitu distrostik.
|
4. Untuk
mencegah terjadinya hipoglikemia lebih
lanjut dan kompli-kasi yang ditimbulkan pada organ - organ tubuh yang lain.
|
Tabel 2.4 Perencanaan / Intervensi
No
|
Diagnosa Perawatan
|
Tujuan
dan Kriteria
|
Intervensi
|
Rasional
|
6.
|
Gangguan hubungan interpersonal antara bayi dan ibu
sehubungan dengan perawatan intensif.
|
Tujuan :
Terjadinya hubungan batin antara bayi dan ibu.
|
1. Jelaskan
para ibu / keluarga tentang keadaan bayinya sekarang.
|
1. Ibu
mengerti keadaan bayinya dan mengura-ngi kecemasan serta untuk kooperatifan
ibu/keluarga.
|
|
|
Kriteria:
- Ibu
dapat segera menggendong dan meneteki bayi.
|
2. Bantu
orang tua / ibu mengungkapkan perasaannya.
|
2. Membantu
memecah-kan permasalahan yang dihadapi.
|
|
|
- Bayi
segera pulang dan ibu dapat merawat
bayinya sendiri.
|
3. Orientasi
ibu pada lingkungan rumah sakit.
|
3. Ketidaktahuan
memperbesar stressor.
|
|
|
|
4. Tunjukkan
bayi pada saat ibu berkunjung (batasi oleh kaca pembatas).
|
4. Menjalin
kontak batin antara ibu dan bayi walaupun hanya melalui kaca pembatas.
|
|
|
|
5. Lakukan
rawat gabung jika keadaan ibu dan bayi jika keadaan bayi memungkinkan.
|
5. Rawat
gabung merupakan upaya mempererat hubungan ibu dan bayi/setelah bayi
diperbolehkan pulang.
|
2.3.4 Tahap
Pelaksanaan Tindakan
Tindakan keperawatan adalah
pelaksanaan asuhan keperawatan yang merupakan realisasi rencana tindakan yang
telah ditentukan dalam tahap perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien
terpenuhi secara optimal (Santosa NI,
1995).
2.3.5 Tahap Evaluasi
Evaluasi adalah merupakan langkah
akhir dari proses keperawatan yaitu proses penilaian pencapaian tujuan dalam
rencana perawatan, tercapai atau tidak serta untuk pengkajian ulang rencana
keperawatan (Santosa NI, 1995). Evaluasi dilakukan secara terus
menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan petugas kesehatan yang lain.
Dalam menentukan tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan pada bayi dengan
post Asfiksia sedang, disesuaikan dengan kriteria evaluasi yang telah
ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan dikatakan berhasil bila diagnosa
keperawatan didapatkan hasil yang sesuai dengan kriteria evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Allen Carol Vestal, 1998, Memahami
Proses Keperawatan, EGC : Jakarta
Aminullah
Asril,1994, Ilmu Kebidanan, Yayasan
Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
Aliyah
Anna, dkk. 1997, Resusitasi Neonatal, Perkumpulan perinatologi Indonesia
(Perinasia): Jakarta
Effendi Nasrul,
1995, Pengantar Proses Keperawatan, EGC : Jakarta
Hasan Rusepno, dkk
1981, Penata Laksanaan Kegawat Daruratan Pediatrik, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
Ilyas
Jumlarni, 1995, Diagnosa Keperawatan, EGC : Jakarta.
Margareth.
G.M, 1998, Intrudcutory Pediatric Nursing,Lippincott : New York
Rustam Mochtar,
1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi, EGC : Jakarta.
Tucher Martin
Susan, 1999, Standart Perawatan Pasien, Proses keperawatan, Diagnosa dan Evaluasi, EGC :
Jakarta.
Talbot Laura A.
1997,
Pengkajian Keperawatan, EGC
: Jakarta.
Tueng Yoseph,
1994, Prinsip-Prinsip Merawat Berdasarkan Pendekatan Proses Keperawatan,
EGC : Jakarta.
Wahidiyat
Iskandar, dkk. 1991, Diagnosis Fisik Pada Anak,
Fakultas kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
, 1993, Asuhan Kesehatan
Pada Anak Dalam Konteks Keluarga,Pusat pendidikan tenaga kesehatan
Depkes RI : Jakarta.
, 1999,
Pelayanan Kesehatan Neonatal Essensial, Depkes RI: Jakarta.
, 1994,
Pedoman Diagnosa dan Terapi Lab/UPF,
Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga:
Surabaya.
, 2000, Pelayanan
Kesehatan Maternas dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
prawirohardjo:Jakarta.