Minggu, 26 Agustus 2012

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN BLADER NEOPLASMA


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN BLADER NEOPLASMA

  Sebagian besar tumbuh dalam lumen kandung kemih.
  Cancer tersering pada saluran kemih.
  Jumlah 3 % dari semua kematian karena kanker
  Sering pada usia 50 – 70 tahun
  Laki-laki 2 – 3 kali dari wanita

FAKTOR RESIKO
  Paparan dari sigaret rokok (mayor)
  Radiasi pelvis, penggunaan siclophosphamide, Kronik sistitis, batu buli-buli

PENGKAJIAN
·         Tanyakan klien tentang perubahan dalam urinase, catat adanya perubahan warna, frekuensi dan jumlah urine
·         Hematuri disertai nyeri merupakan tanda pertama kanker blader, biasanya intermittent yang mana sering menyebabkan hambatan dalam mencari pelayanan diagnostik.
·         Akibat perkembangan penyakit klien mengalami iritable blader dengan disuria. Akhirnya gross hematuria, obstruksi atau vistula mendorong klien mencari pengobatan.

PENGKAJIAN DIAGNOSTIK
·         Urinalisis menunjukkan adanya darah dalam urine.
·         Sistoscopy dikerjakan untuk melihat tumor secara langsung dan untuk biopsi.
·         Sitologi.
·         IVP mengevaluasi kandung kemih, uriter dan ginjal.
NURSING INTERVENSI
  1. Resiko tinggi injury berhubungan dengan radiasi terapi dan kemoterapi .

Kriteria:
Klien tidak berkembang dengan masalah yang berhubungan dengan terapi radiasi dan kemoterapi yang ditandai dengan tidakadanya sistitis hemoragik

Intervensi  :
  Pemberian anti spasmodik
  Peningkatan asupan cairan klien
  Pemberian antiseptik traktus urinarius untuk sistitis.
  Klien dengan proctitis memerlukan diet rendah serat dan agen untuk menurunkan motilitas usus

  1. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan pemeriksaan diagnostik, pembedahan dan diversi urine

Kriteria:
Klien mengerti tentang pemeriksaan diagnostik, pembedahan dan perawatan diversi urine ditandai dengan pernyataan klien dan kemampuan demonstrasi terhadap perawatannya.

Intervensi  :
  Persiapan preop klien yang mengalami diversi urine.
  Pendidikan mengenai diversi urine.
  Mendorong penerimaan terhadap fakta dan hasil eliminasi urine melalui kulit rektum atau stoma khusus.
  Persiapan fisik dan emosi secara umum.
  Perlu perhatikan saluran cerna : non residu diet untuk beberapa hari, sterilisasi usus, enema atau katartic.
  Seleksi klien sebelum pemasangan stoma
  Sarankan klien untuk mencegah kontak urine dengan kulit, untuk mencegah iritasi kulit akibat diversi urine.
  Bersihkan stoma dengan sabun, air lalu dikeringkan pada setiap penggantian kantong urine.

  1. Gangguan eliminasi urine (disuria ) berhubungan dengan adanya tumor.

Kriteria:
            Klien akan terdiagnosis dini untuk mengeliminasi dysuria.

Intervensi  :
  pemasangan indwelling kateter.
  CBI untuk mencegah blood clot
  Intervensi pada TUR – P (intek cairan, analgesik dan antispasmodik seperlunya)

4.      Gangguan harga diri dan body image
Perubahan route aliran dan miksi akan merubah self image meliputi perubahan emosi, Psikososial dan reaksi persepsi

      Kreteria :
Klien akan mempunyai konsep diri, body image dan self esteem yang normal setelah Diversi urine.

         Intervensi   : 
  Konseling preoperasi : perubahan anatomi fisiologi dan kemungkinan afeknya Pada klien
  Konseling cara mempertahankan gaya hidup
  Bantu klien mencari stoma dan menerimanya sebagai bagian hidupnya
5.      INJURI, HIGH RISK bd. Komplikasi post op (perdarahan, paralitik illeus, iskemic stoma, bloking kateter urethral

      Kriteria  :
Klien tak akan mengalami komplikasi post op ditandai tanda vital normal, suara bising usus aktif dalam 3    4 jam post operasi, stoma merah muda, produksi urine  30  -  60  ml  /  jam.

      Intervensi  :
                       Monetor rurin tanda vital
                       Inspeksi insisi
                       Hubungan nefrostomi tube pada bed side drainage
                       Jaga sistem drainage tertutup
                       Jaga patensi tube drainage untuk mencegah obstruksi
      Intervensi postop diversi secara umum
    Ukur output urine setiap jam  / 24 jam pertama, selanjutnya setiap 8 jam
    Check kebocoran ostomy back dan kulit terhadap iritasi tiap 4 jam, kemudian 8 jam
    Inspeksi stoma tiap jam / 24 jam post op
    Catat ukuran stoma, bentuk dan warna. Warna sianotic stoma, insufisiensi supply darah
    Penyebab insufisiensi : tehnik pembedahan, pemasangan plate yang terlalu kecil
    Periksa tanda peritonitis akibat kebocoran anastomis
    Observasi perdarahan 

6.      Skin integrity, High Risk impaired b.d iritasi periostomal.

Kriteria  :
Klien tidak akan berkembang pada gangguan integritas kulit, atau iritasi periotomal yang ditandai kulit intact dan bersih

Intervensi  :
·         Check pH urin
·         Check kantong urine terhadap kebocoran dan apakan kulit sensitif terhadap bahan tersebut
·         Ganti kantong selama tidak bocor (terlalu sering diganti menyebabkan iritasi)
·         Selama kantong diganti biarkan kontak dengan udara sebanyak mungkit
·         Berikan nystatin pada sekitar stoma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar