Minggu, 26 Agustus 2012

asuhan keperawatan Hernia hiastus


KONSEP MEDIK
I.                   Definisi
Hernia hiastus merupakan suatu keadaan dimana terjadi perpindahan secara intermiten (sementara) atau secara permanent (menetap) bagian lambung, disertai perpindahan bagian esophagus dari intra abdomen ke dalam rongga dada (rongga thoraks) diatas diafragma melalui hiatus esophagus yang normal.
Hernia hiatus terbagi atas dua:
1). Hernia hiatus paraesofagal (rolling);
Bagian dari fundus lambung menggulung melewati hiatus dan perbatasan gastroesofagus tetap berada dibawah diafragma, tidak terdapat insufisiensi mekanisme sfingter esophagus bagian bawah, dan akibatnya tidak terjadi esofagitis refluks.
2). Hernia hiatus sliding (hernia hiatus aksial);
Bagian bawah esophagus (bagian esophagus intra abdomen) dan kardia lambung melorot ke atas masuk kedalam rongga dada diatas diafragma disertai gastroesofageal junction-nya sesuai dengan porosnya melalui hiatus esophagus yang normal,jadi susunan anatomis bagian bawah kardia lambung  yang normal terganggu, maka terjadilah refluks asam lambung dengan akibat timbulnya rasa dijantung (hearthburn).

II.                Etiologi
Ada beberapa etiologi hernia hiatus, yaitu:
v  Kelemahan otot
v  Meningkatnya tekanan intra abdominal
v  Diet rendah serat

III.             Manifestasi klinik
§  Nyeri ulu hati
§  Regurgitasi
§  Disfagia
§  Hearthburn
IV.             Evaluasi diagnostic
Diagnosis pasti dengan:
1). Pemeriksaan fluoroskopi bagian lambung yang mengalami herniasi tidak ikut dalam gelombang peristaltic yang mendorong esophagus ke bawah
2). Esophagus yang normal mempunyai bagian tubular yang pendek dibawah diafragma. Pada sliding hiatus hernia yang minimal bagian tubular esophagus tersebut melorot ke atas, hingga sulit ditemukan dibawah diafragma atau didaerah bagian distal esophagus yang normal.
3). Adanya cincin Schatzki dibagian distal esophagus

V.                penatalaksanaan
    • antasid, sebagai alkali
    • metoklopramid, suatu derivate dari prokainamid, meningkatkan tonus esophagus bagian bawah yang berguna dalam mengobati beberapa kasus refluks tertentu
    • kolinergik
    • simetidin














BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

I.  Pengkajian
aktivitas/istirahat
Gejala :  kelemahan
Tanda:
Sirkulasi

II.     Diagnosa :
*      Nyeri b/d regurgitasi
*      Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d disfagia
*      Gangguan rasa nyaman b/d nyeri
*      Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
*      Kurang pengetahuan b/d informasi yang tidak adekuat

III.  Intervensi :
1.      Kaji dan dokumentasikan karakteristik nyeri/ketidaknyamanan. Beritahu skala nyeri pada pasien, rentangkan ketidaknyamanan dari 0 (tidak nyeri) sampai 10 (nyeri paling buruk)
2.      Berikan obat-obatan sesuai program
3.      Anjurkan pasien untuk mengikuti pembatasan diet dan aktivitas
4.      Jelaskan metode-metode penatalaksanaan diet, makan diet rendah lemak, diet tinggi protein, makan sedikit-sedikit tapi asering, makan dengan lambat, mengunyah semnpurna untuk menghindari refluks.
5.      Menghindari makanan yang sangat panas atau dingin ; membatasi stimulant asam lambung (misalnya alcohol, kafein, pedas dan nikotin)
6.      Beritahu pasien untuk minum air setelah makan untuk membersihkan esophagus dari sisa makanan.
7.      Jelaskan pilihan posisi tidur dan aktifitas  :
-          Hindari posisi telentang selama 2-3 jam setelah makan
-          Tidur pada posisi miring dan kepala ditinggikan 15-20 cm untuk meningkatkan pengosongan.
8.      Kaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang gangguan, tindakan dan metode-metode yang digunakan untuk mencegah gejala dan komplikasinya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar