Senin, 13 Agustus 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PERICARDITIS


PERICARDITIS

A.   DEFENISI
Pericarditis adalah proses peradangan yang mencakup lapisan pariental dan viseral dari pericardium dan lapisan terluar dari myocardium. Pericarditis terjadi sebagai proses isolasi atau komplikasi dari penyakit sistemik. Pericarditis dikatakan akut atau kronik ditentukan dari serangannya frekuensinya, terjadinya dan gejala-gejalanya. Pericarditis acut dapat terjadi dalam 2 minggu dan hal tersebut bisa mengganggu sampai 6 minggu, disertai dengan effusion atau toumpanade, Pericarditis kronis diikuti oleh pericarditis akut dan gejalanya selambat-lambatnya 6 bulan.

B.   PATOFISIOLOGI
Karena dekatnya proximal perikardium dengan beberapa struktur seperti pleura, paru-paru, sternum, diafragma dan miokardium, perikarditis mungkin diakibatkan oleh inflaman atau proses peradangan / infeksi. Penyebab yang lain yaitu idiophatic, virus dan dapat didiagnosa dengan baik. Adanya agent menyebabkan inflamasi pericardial dan kerjanya meluas sampai terjadi iritasi. Kondisi dibawah normal bila naiknya volume ciaran di atas 50 ml dalam kantong perikardial. Ketika terjadi injury, axudat fibulu, sel darah putih dan endothelial sel dilepaskan untuk menutupi lapisan parental dan useral perikardial. Gesekan antara lapisan perikardial menyebabkan iritasi dan inflamsi sekeliling pleura an jaringan. Exudat fibrin mungkin lokasinya hanya pada satu tempat di jantung atau mengisi ke seluruh tempat. Perikarditis akut dapat menjadi kering atau obstruksi vena-vena jantung dan drainage limpha, menyebabkan rembesan fibrin exudat dan serous cairan di kantong perikardial yang mana dapat menyebabkan terjadinya efusi purulent.
Menggambarkan masa myocarditis berinfiltasi dari bermacam-macam myocardial seperti bakteri dan virus, yang mana kerusakan myocardium mendorong respon inflamatory. Biasanya myocardium terjadi dari hasil agent infeksi. Sebagian besar sebab myocarditis adalah virus, tapi ada juga dari bakteri protozoa, dan penyakit rikettsial dapat menyebabkan peradangan pada jantung. Myocardial mungkin dapat timbul dari complikasi penyakit ; Demam reumatik, infeksi penyakit, penyakit gondok, Thypoid.

C.   PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar dari kerusakan myocardial yaitu fase akut yang mana meliputi serangan myocardium dan pertemuan agent dan racun. Agent-agent myocardium akan menyerang antibodi selama beberapa bulan, yang mana proses inflamatorynya jelas.

D.   COMPLIKASI
a.    Kegagalan Jantung Congestive
b.    Meluasnya Cardiomyopathy
E.   PENEMUAN DIAGNOSIS

Test Diagnostik
Yang Ditemukan
a. Data Laboratorium
Leukocytosis dengan Lymphocytes yang tidak normal ; ia mengakut ESR. Yang disebabkan oleh virus, ia mengakut ; CPK, LDH, SGOT
b. ECG
Kerusakan hantaran LBBB
Non-Spesifik yang menyebabkan perubahan gelombang ST-T; gelombang Q memanjang dan sewaktu-waktu bisa menjadi gelombang QT. Tachyrrhythmias : Atrial, perbandingan – Ectopy Ventrikular C-T normal ; untuk memenuhi cordiomegaly, yang berbentuk bulat bergaris hitam : Vascular Pulmonary Kongesti.
c. Studi Radionuclide   Galium 67 : Teahnetrium 99 M-Pyropus Phate Echocardiography.

Kerusakan yang menyebabkan peradangan, perubahan Neotoric dalam Myocardium. Dinding daerah yang abnormal; Ventrikel dan Hyphokinesis LV akan membesar.
d. Biopsy Endomyocardial
Acut : Membesarnya Lymphocyte yang menyebabkan infiltrasi sel : kerusakan Myocyte (Pertemuan antara agent sel Myocardial dan Fibrosis Myocardial).
Dari penyembuhan Myocarditis : Menimbulkan kerusakan dan menyebabkan peradangan pada Aktip infiltrasi sel.

F.    MEDICAL MANAGEMENT
MANAGEMENT UMUM
a.    Physical activity      : Untuk myocarditis akut, anjurkan untuk tidur dan istirahat selama mengalami kelelahan dan nyeri.

b.    Cardiac monotoring   : Untuk mengevaluasi dan mengatasi Dysthrymia.
c.    Therapy pengobatan :  Secara langsung dengan gambaran klinik
d.    Antibiotic                  :  Jika ada agent infeksi dapat dibasmi.
e.    Therapy Imun           :  Indikasinya  untuk imun    mediated  myocardial yang disebabkan oleh kuman dan virus. Protocols dengan controversial paling tepat digunakan, akan tetapi bisa juga dengan memasukan Cortikusteroids, Azathiprine atau Cycsphorine.

1.   Pengkajian
a.    Keluhan : Sejarah dari viral syndrome, demam, malaise, myalgis, fatique, pericardial chest pain.
b.    Pemeriksaan fisik : tachikardi, leher : lymphadenopathy, palpasi : dorongan LV, perikardial sukar bergesek. Tanda dan gejala dari gagal jantung – bunyi napas crickles, bunyi jantung SIII, peripheral atau dependent udeme.
2.   Diagnosa Keperawatan
1.    Potensial penurunan CO b/d faktor mekanis (preload, afterload, kontraksi) dan faktor elektrik (dysrytmias).
DS : Mengeluh lelah, kehabisan tenaga, dyspnea, kelemahan (tidak berdaya).
DO : Tachykardi, tachypnea, orthopnea, pucat, diaphoresis, urine output menurun, peningkatan JVP. Bunyi napas : crickles (rales), bunyi jantung : S3, chest x-ray : redistribusi dari darah pada upper lobes, peningkatan ratio C-T.
2.    Sakit dada b/d geseklkan perikardial.
DS   : Mengeluh dada sakit saat bergerak.
DO : Tidak mampu beristirahat dengan tenang, ingin untuk sit up, prekardial chest pain, inspirasi memburuk saat bergerak, bunyi jantung : gesekkan perikardial. Chest x-ray : bayangan hitam pada kardial meningkat jika ada efusi pada perikardial.
3.    Perencanaan
Goal :  1.  Pasien akan mendemonstrasikan cara meningkatan CO.
                           2.   Pasien akan bebas dari nyeri dada.
                3. Pasien akan mendemonstrasikan meningkatnya level ilmu pengetahuan.
4.    Implementasi
Diagnosa 1.
a.    Kaji tanda dan gejala penurunan CO
R : gambaran klinik pada pasien dengan myocarditis bervariasi dari tanda cardiac untuk CHF.
b.    Monitor tanda vital 4 – 8 jam pada indikasi. Auskultasi bunyi napas dan jantung 28 jam.
R : Untuk mendeteksi meningkatnya tanda-tanda pada pulmonal congestif dan failure ventrikel.
c.    Bedrest dengan kepala ditinggikan, anjurkan periode istirahat setiap hari.
R : Menurunkan beban kerja jantung.
d.    Pengaturan medikasi sesuai instruksi.
R : pengobatan jantung yang teratur dapat meningkatkan kontraksi dan menurunkan preload dan afterload.
           Diagnosa 2.
a.    kaji sifat dari chest pain.
R : Untuk membedakan sakit perikardial dan myokardial isakhemia.
b.    Anjurkan bedrest, tinggikan kepala pada tempat tidur, pasien dapat bertindak untuk menyenangkan hati dengan berganti posisi pada tempat tidur.
R :  Sakit perikardial mungkin menyakitkan hati / memperburuk dengan bergiliran / berbelok – belok, sakit mungkin karena adanya kecendrungan untuk bertinak menyenangkan hati.
c.    Atur analgesik sesuai instruksi
R : Memberikan keringanan gejala.
5.    Evaluasi
1.    CO dipertahankan, dengan data indikasi tanda vital dalam batas normal, melaporkan adanya gejala, tampak nyaman, aktivitas dapat ditolerir.
2.    Pasien bebas dari rasa sakit dengan data indikasi pasien mengungkapkan dengan jujur adanya sakit dada, tampak tenang, mengikuti kegiatan rutin dalam rumah sakit, dan aktifitas tanpa sakit, tidak ada gesekkan perikardial.
3.    Tingkat pengetahuan klien meningkat, dengan indikasi : pasien mendemonstrasikan pengetahuan pada proses penyakit dan tanda dan gejala untuk dilaporkan kepada dokter.
Pendidikan Pasien
1.    Review kembali proses penyakit, tanda dan gejala untuk dilaporkan kepada dokter.
2.    Review kebutuhan sakit dada dengan dokter sebelum melanjutkan aktivitas. Paien harus menghindari latihan / aktivitas fisik selama dan selanjutnya agar tidak terkena infeksi bakteri.
3.    Jika pasien sudah mendapat terapy Imunosupresion, tinjau pengobatan, dosis dan efek samping.

G.   AGENT ANTI ARHYTMIC
1.    Pernyataan
pernyataan
observasi
Keluhan utama
Riwayat adanya kuman yang disebabkan oleh virus Syndrom. Panas, badan pegal-pegal, Myalgias, lelah dan adanya nyeri pada dada.
Pemeriksaan fisik
Observasi adanya tahikardi.
Leher : Kelenjar Limpadhenopati : Peningkatan JVP palpasi munculnya LV.
Kesukaran pergeseran pericardiac, tanda dan gejala gagal jantung, bunyi napas : Crakles, bunyi jantung = S3. Peripheral / Edema.

2.    Diagnosa
Diagnosa Keperawatan
Data subjektive
Data objektive
Penurunan potensial cardiac output berhubungan dengan faktor mekanikal yaitu pre load, after load, contrattiliti dan faktor electrial (dystrhymia)
Pasien mengeluh lelah sekali, sesak napas dan sering sakit.
Tachycardi, Tachypnea, Ortopnea, Pallor Diaporesis, Penurunan urin, peningkatan JVP. Bunyi napas : Cracles (rales).
Bunyi jantung : S3. Chest  X – Ray.
Nyeri dada berhubungan dengan pergeseran Pericardial.
Mengeluh nyeri pada dada.
Tidak dapat istirahat dengan baik, selalu terbangun, nyeri dada, bernapas tidak teratur, bunyi jantung : Pergeseran Pericardial, rontgen = Peningkatan garis-garis hitam pada jantung jika mengalami emosional.

Hubungan yang lain dengan DX. Keperawatan.
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan Aldosteron, retensi sodium dan hormon antidiuretik.
3.    Planning
Tujuan :
a.    Pasien akan mendemonstrasikan kembali.
b.    Pasien akan mengungkapkan dengan kata-kata tentang ketidak nyaman pada dada.
c.    Meningkatnya pengetahuan pasien.


4.    Implementasi
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Rasional
Potensial terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan faktor mecanical yaitu pre load, after load, contrattility dan faktor elektrical (dystrhytmia)
-          Melihat tanda dan gejala pada penurunan cardiac output.

-          Monitor TTV 4-8 jam sebagai indikasi dengan bunyi napas dan jantung setiap 8 jam.
Merupakan gambaran klinis untuk pasien dengan Myocarditis varies bukan tanda cardiac pada gagal jantung.
Untuk mendeteksi meningkatnya tanda pulmonary congesty dan gagal ventrikular.



Tidur dengan kepala ditinggikan, dan menganjurkan untuk istirahat setiap hari.
Untuk mengurangi beban kerja jantung.


Berikan pengobatan sesuai resep
Obat jantung diberikan untuk meningkatkan contratility dan menurunkan preload dan afterload.
Nyeri dada berhubungan dengan pergeseran pericardial
Tanya kwalitas nyeri dada
Untuk mengetahui nyeri pericardial dan iscemic miokardial.

Anjurkan untuk istirahat, kepala ditinggikan saat tidur bagian muka pasien condong kedepan menghadap tempat tidur.
Dapat mengurangi pembentukan nyeri pada pericardial.

Berikan analgesic menurut resep.
Untuk memberikan keringanan


5.    Evaluasi
a.    Pasien yang baru datang :
Data indication that outcome is reached
b.    Mempertahankan cardiac output :
Tanda-tanda vital normal, pasien memberitahukan gejala, pasien tidak nyaman dan aktivitasnya berkurang.
c.    Pasien bebas dari nyeri :
Pasien dapat mengungkapkan dengan kata-kata tentang nyeri yang dirasakan :Kelihatan rileks, periksa ke rumah sakit secara rutin dan rasa nyeri berkurang. Dengan hal ini tidak membuat pergeseran pada pericardium.
d.    Tingkat pengetahuan pasien :
Pasien mengerti dengan penyakitnya, tanda dan gejala yang dapat dilihat dari keadaan fisiknya.





















R u j u k a n
 Cardiovascular Disorders, Mary M. Conobbio, RN, MN.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar