ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN GANGGUAN TUMBUH KEMBANG
( SPEECH DELAYED )
I.
KONSEP DASAR
A.
Pengertian
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan
suatu proses dari manusia normal mulai janin hingga meninggal. Meskipun
pertumbuhan dan perkembangan terjadi sepanjang usia manusia, akan tetapi
perkembangan yang signifikan hanya terjadi pada fase janin hingga anak-anak 0
tahun hingga 21 tahun. Pertumbuhan mencakup segala hal yang berhubungan dengan
peningkatan jumlah maupun sel dari seluruh sistem dalam tubuh manusia. Sedangkan
perkembangan cenderung ditujukan pada makin matangnya kemampuan aktivitas
motorik halus dan kasar, makin meningkatnya kemampuan sosial anak dengan orang
maupun lingkungan disekitarnya serta makin banyaknya kemampuan anak dalam menguasai perbendaharaan kata
maupun mengertikan dan menyusun suatu tata bahasa yang bisa diterima sesuai
dengan lingkungan tempat anak tumbuh. Sebagai contoh anak yang terbiasa berkomunikasi dengan bahasa Jawa maka
diharapkan anak bisa mendengar dan berkomunikasi dengan bahasa jawa.
Perkembangan bahasa secara normal pada anak
dapat dibagi dalam beberapa fase yaitu:
1.
Umur 1 tahun :
dapat berbicara dua atau tiga
kata yang sudah bermakna. Contoh menirukan suara binatang, menyebutkan nama “papa”, “mama”. Dalam berbicara 25 %
kata-katanya tidak jelas dan kedengarannya tidak biasa (unfimiliar).
2.
Umur 2 tahun : dapat menggunakan 2 sampai 3
phrase serta memiliki perbendaharaan
bahasa kurang-lebih 300 kata, serta
mampu menggunakan kata “saya”, “milikku”. 50 % kata-kata konteksnya masih belum jelas.
3.
Umur 3 tahun : berbicara 4
hingga 5 kalimat serta memiliki sekitar 900 kata. Dapat menggunakan kata siapa,
apa, dan dimana dalam menanyakan suatu pertanyaan. 75 % kata-kata dan kalimat
jelas.
4.
Umur 4-5 tahun : memiliki 1500
- 2100 kosa kata. Dapat menggunakan grammar dengan benar terutama yang
berhubungan dengan waktu. Dapat menggunakan kalimat dengan lengkap baik,
kata-kata, kata kerja, kata depan, kata sifat maupun kata sambung. 100 %
kata-kata sudah jelas dan beberapa ucapan masih belum sempurna.
5.
Umur 5 - 6 tahun ; memiliki
3000 kata, dapat menggabungkan kata jika, sebab, dan mengapa.
Kegagalan yang sering ditemukan pada
komunikasi selama perkembangan anak adalah:
- Kesalahan dalam bahasa
- Kesalahan dalam mengartikan suatu kata :
- Kesalahan dalam mengorganisir kata dalam kalimat
- Kesalahan bentuk kata
- Kegagalan bicara
- Gagap
- Kekurangan dalam artikulasi
- Kerusakan alat artikulasi
Macam-macam kegagalan bicara yang sering
ditemukan pada anak-anak adalah:
1.
Umur 2 tahun ; kesalahan dalam
mengartikan kata-kata , kesulitan dalam mengikuti ucapan, gagal dalam berespon
terhadap suara.
2.
Umur 3 tahun ; bicara yang
tidak jelas, kegagalan menggunakan 2 atau 3 kata, lebih banyak menggunakan
vocal dibanding konsonan.
3.
Umur 5 tahun ; Struktur kata
tidak benar.
B.
Pengkajian
Fokus pengkajian pada anak 2- 3 tahun yang
mengalami gangguan bicara:
1.
Data Subyektif :
a.
Pada anak yang mengalami
gangguan bahasa:
- Umur berapa anak saudara mulai mengucapkan satu kata ?
- Umur berapa anak saudara mulai bisa menggunakan kata dalam suatu
kalimat ?
- Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam mempelajari kata baru ?
- Apakah anak anda sering menghilangkan kata-kata dalam kalimat yang
diucapkan.
- Siapa yang mengasuh dirumah
- Bahasa apa yang digunakan bila berkomunikasi di rumah
- Apakah pernah diajar mengucapkan kata-kata
- Apakah anak saudara mengalami kesulitan dalam menyususn kata-kata
b.
Pada anak yang mengalami
gangguan bicara :
- Apakah anak
anda sering gagap dalam mengulang suatu kata
-
Apakah anak anda sering merasa
cemas atau bingung jika ingin mengungkapkan suatu ide ?
-
Apakah anda pernah perhatikan
anak anda memejamkan mata, menggoyangkan kepala, atau mengulang suatu frase
jika diberikan kata-kata baru yang sulit diucapkan ?
- Apa yang anda
lakukan jika hal diatas ditemukan. ?
- Apakah anak
anda pernah/sering mengilangkan bunyi dari suatu kata.
- Apakah anak anda sering menggunakan akata-kata yang salah tetapi
mempunyai bunyi yang hampir sama dalam suatu kata ?
- Apakah anda
kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ?
- Apakah orang lain merasa kesulitan dalam mengerti kata-kata anak
anda ?
- Perhatikan riwayat penyakit yang berhubungan dengan gangguan
fungsi SSP seperti infeksi antenatal (rubbela syndrome), perinatal (trauma
persalinan), post natal (infeksi otak, trauma kepala, tumor intra kranial,
konduksi elektrik otak)
2.
Data obyektif :
-
Kemampuan menggunakan kata –
kata
-
Masalah khusus dalam berbahasa
seperti (menirukan, gagap, hambatan bahasa, malas bicara ).
-
Kemampuan dalam mengaplikasikan
bahasa
-
Umur anak
-
Kemampuan membuat kalimat
-
Kemampuan mempertahankan kontak
mata
-
Kehilangan pendengaran
(kerusakan indera pendengaran)
-
Gangguan bentuk dan fungsi
artikulasi
-
Gangguan fungsi neurologis.
C.
Diagnose keperawatan :
Diagnose
keperawatan yang muncul pada anak yang mengalami gangguan bicara meliputi:
- Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kurangnya stimulasi bahasa
- Gangguan komunikasi berhubungan dengan kerusakan fungsi alat-alat artikulasi
- Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan pendengaran
- Gangguan komunikasi berhubungan dengan hambatan bahasa
- Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan anak berkomunikasi
- Gangguan komunikasi berhubungan dengan kecemasan
- Gangguan komunikasi berhubungan dengan kurangnya kemampuan memori dan kerusakan sistem saraf pusat.
D.
Tindakan Keperawatan
Diagnose
|
Tindakan
|
Rasional
|
Gangguan komunikasi verbal berhubungan
dengan kurangnya stimulasi bahasa
|
-
Lakukan latihan komunikasi
dengan memperhatikan perkembangan
mental anak
-
Lakukan komunikasi secara
komprehensif baik verbal maupun non verbal.
-
Berbicara sambil bermain
dengan alat untuk mempercepat persepsi anak tentang suatu hal.
-
Berikan lebih banyak kata
meskipun anak belum mampu mengucapkan dengan benar.
-
Lakukan sekrening lanjutan
dengan mengggunakan Denver Speech Test.
|
-
Latihan bicara yang sesuai
dengan perkembangan anak akan menghindari ekploatasi yang berakibat penekanan
fungsi mental anak.
-
Komunikasi yang komprehensif
akan memperbanyak jumlah stimulasi yang diterima anak sehingga akan
memperkuat memori anak terhadap suatu kata.
-
Bermain akan menigkatkan daya
tarik anak sehingga frekwensi dan durasi latihan bisa lebih lama.
Anak lebih suka mendengarkan kata-akat dari pada mengucapkan
karena biasanya kesulitan dalam mengucapkan.
-
Untuk mengetahui jenis dan
beratnya gangguan serta keterlambatan
dalam berbicara pada anak.
|
Gangguan komunikasi berhubungan dengan
kerusakan fungsi alat-alat artikulasi
|
-
Stimulasi bahasa dan latihn
bicara tetap dilakukan sesuai dengan perkembangan mentak anak.
- Kolaborasi: dengan ahli bedah untuk perbaikan alat-alat
artikulasi.
|
-
Untuk mengindari keter-lambatan perkembangan mental, bahasa
maupun bicara ketika alat artikulasi
sudah bisa diperbaiki.
-
Perbaikan alat-alat
artikulasi hanya bisa dilakukan secara optimal dengan pembedahan.
|
Gangguan komunikasi verbal berhubungan
dengan gangguan pendengaran
Gangguan komunikasi berhubungan dengan
hambatan bahasa
|
- Lakukan latihan komunikasi, dan stimulasi dini dengan
benda-benda atau dengan menggunakan
bahasa isyarat serta biasakan anak melihat artikulasi orang tua dalam berbicara.
-
Perhatikan kebersihan telinga
anak
-
Kolaborasi dengan rehabilitasi untuk penggunaan alat
bantu dengar.
-
Gunakan bahasa yang sederhana
dan umum digunakan dalam komunikasi sehar-hari.
-
Gunakab verifikasi bahasa
sesuai dengan tingkat kematangan dan pengetahuan anak.
|
Agar stimulasi tetap diterima anak sesuai dengan perlembangan
mental anak yang didasarkan atas kemampuan penerimaan anak terhadap informasi
yang diberikan
-
Ganguan pendengaran sering
disebabkan oleh adanya hambatan pendengaran akibat adanya kotoran ditelinga.
-
Alat bantu dengar diharapkan
mampu mengatasi hambatan pendengaran pada telinga anak.
-
Untuk memudahkan
pema-haman menghindari stress dan
kebingungan anak yang akibat bahasa yang berubah-ubah.
-
Difersifikasi bahasa dapat
diberikan jika kemampuan mental anak sudah matang seperti setelah umur 9 tahun, karena perkembangan selsel
otak anak sudah mulai maksimal.
|
Kecemasan orang tua berhubungan dengan
ketidakmampuan anak berbicara
|
-
Gali kebiasaan komunikasi dan
stimulasi orang tua terhadap anak.
- Berikan penjelasan tentang kondisi anaknya secara jelas, serta
kemungkinan penanganan lanjutan, prognose serta lamanya tindakan atau
pengobatan.
|
-
Untuk dapat menggali
efektivitas dan kemampuan serta usaha yang telah dilakukan oleh orang
tua, untuk mengindari overlaping
tindakan yang berakibat orang tua menjadi bosan.
-
Pengikutsertaan keluarga
terhadap perawatan anak secara langsung
akan mampu mengurangi tingat kecemasan orang tua terhadap keadaan
anaknya.
|
Gangguan komunikasi berhubungan dengan
kecemasan
|
-
Hindari bicara pada saat
kondisi bising.
-
Lakukan komunikasi dengan
posisi lawan bicara setinggi badan
anak.
- Lakukan latihan bicara sambil bermain dengan mainan kesukaan
anak.
|
-
Komunikasi tidak efektif
sehingga anak menjadi irritabel.
-
Untuk meningkatkan pandangan
mata dan efektivitas komunikasi sehingga anak merasa lebih nyaman.
-
Agar anak lebih tertarik dan
tidak lekas bosan.
|
Gangguan
komunikasi berhubungan dengan kurangnya kemampuan memori dan kerusakan sistem
saraf pusat.
|
-
Lakukan observasi dan
pemeriksaan fisik neurologi secara
mendetail.
-
Kolaborasi pemeriksaan EEG
|
- Untuk mengetahui kemungkinan posisi kelainan dalam otak.
- Untuk mengetahui kemungkinan kelainan pada SSP anak.
|
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan tanggal 9 Mei 2001 pk.
08.00 – 10.00 WIB
A.
Identitas
Nama klien :
S. P. Register
: 10045067
Umur : 2 tahun 8 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Orang tua :
Ayah Ibu
Nama : Ayik Enny
Agama :
Islam Isalm
Suku bangsa : Jawa Jawa
Pendidikan :
D-III SMA
Pekerjaan : Swasta Tidak bekerja
Alamat : Kedung Sroko 111 telp. (031) 5937601
B.
Keluhan utama : anak umur 2,8
tahun belum bisa bicara
C.
Riwayat keperawatan :
S.P merupakan anak pertama dari pasangan
Ayik ( 29 tahun) dan Enny (29 tahun). SP. Lahir di Rs Haji Surabaya tanggal 28
Agustus 1998. Lahir letak kepala dengan Vacum, dengan BB lahir 3350 gr,
panjang badan lahir lupa. Selama mengandung S.P Ibu tidak pernah menderita
penyakit dan tidak pula pernah mengkonsumsi makanan, obat atau jamu yang
sembarangan. Pemeriksaan kehamilan dilaksanakan secara teratur sebanyak 5 kali
selama hamil di bidan. Selama hamil ibu mendapat TT 2 X. Sewaktu lahir anak
baru menangis setelah satu menit, kemudian dirawat di RS Haji selama 3 hari
karena menderita asfiksia sedang. Tidak ditemukan adanya kelaian fisik pada
saat baru lahir terkecuali adanya capput succedaneum post vacum.
Setelah dari RS anak tidak pernah menderita
penyakit yang berat:
Perkembangan motorik :
Menurut Ibu perkembangan motorik anak
normal seperti berikut:
- Bisa
mengangkat kepala pada umur 1 bulan
- Menggerakkan
kepala umur 2 bulan
- Tengkurep
umur 3 bulan
- Duduk umu 8
bulan
- Merangkak umur
9 bulan
- Berdiri umur
10 bulan
- Berjalan umur
14 bulan
- Hingga
sekarang anak masih perlu dibantu
- Saat ini anak
paling suka main mobil-mobilan
Perkembangan bahasa:
- Anak bisa tersenyum pada umur 1,5 bulan
- Bisa mengucapkan “papa” umur 9 bulan
- Dapat melakukan tindakan yang diperintahkan
- Hingga kini anak hanya bisa bilang “papa”, “mama”, “maem” dan
menangis jika minta sesuatu.
- Jika mendengar kata-kata ibunya anak sering diam, jika banyak anak
sering berpaling.
- Orang tua sering sangat sulit
menterjemahkan permintaan anak akrena anak tidak mampu mengungkapkan.
-
Perkembangan sosial :
Anak diasuh sejak kecil oleh ibunya. Kedua
orang tua harmonis dan sudah memberikan stimulasi dan latihan bahasa semaksimal
mungkin, akan tetapi anak sering tidak mau memperhatikan. Anak senang diajak
nonton TV terutama acara anak-anak, tetapi tidak mampu untuk menirukan
kata-kata yang diucapkan oleh pengisi acara TV. Anak hanya bisa menari-nari.
Anak tidak pernah mengenal rasa takut. Anak cepat merasa bosan dan cenderung
cengeng. SP sekarang mempunyai seorang adik umur 1 tahun, sehingga perhatian
ibu terhadap SP mulai berkurang. Bapak terlalu sibuk, sehingga dirumah SP
banyak diasuh oleh neneknya (orang tuan ibu). Ibu sangat takut kalau terjadi
sesuatu dengan anaknya sehingga anaknya bisu. Ibu banyak bertanya tentang
kenapa anaknya bisa begini dan kalau berobat berapa lama ?.
Perkembangan emosional anak :
Saat ini anak sering cengeng, cepat bosan,
sering marah kepada adiknya dan ibunya. Dirumah anak sering bermain sendiri,
dan lebih suka main mobil-mobilan serta nonton TV. Pada saat diperiksa anak
koperatif tetapi setelah beberapa lama anak menolak dan menangis.
D.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : Kesadaran anak kompos mentis, penampilan anak ceria,
anak sulit memusatkan perhatian jika diajak bicara. Umur 2 tahun 8 bulan, BB :
11,5 kg, TB : 92 cm, LK : 46 cm, LD : 47 cm, LLK : 16,5 cm. Imunisasi lengkap
dan sudah mendapat boster folio I.
Data
dari kepala ke kaki :
a. Kepala : tulang
kepala normal. Mata normal, konjunctiva
merah muda, hidung normal, tidak ditemukan
gangguan pernafasan, telinga normal tidak ada sumbatan, tidak ada kelainan pada
pemeriksaan telinga. Mulut normal, gigi normal, nafsu makan baik, saraf-saraf kranialis normal.
b.
Leher : normal, tidak ditemukan
pembesaran getah bening, maupun pembesaran tyroid. Tidak ada bendungan vena. Keringat (-)
c.
Dada : normal; dada simetris,
gerakan simetris, RR : 20 X/mnt, N : 88 X/mnt,
S : 36,9 derajat Celcius, Wh -/-, Rh -/-, Rales -/-, retraksi (-). S1
dan S2 normal. Pembesaran jantung (-).
d.
Abdomen : normal ; peristaltik
5 X/mnt, turgor baik, distensi (-), Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba,
ginjal tidak teraba, sky bala (-), flatus +. Ascites (-). Keringat (+).
e.
Tulang belakang : normal ;
spina bipida (-), tulang belakang intak, skoliosis (-), lordosis (-), kiposis
(-). Kulit baik..
f.
Ektremitas : normal ; reflek
fisiologis (+), reflek patologis (-), kekuatan otot normal, udema (-), paresa
(-), sensibilitas (+), motorik (+), keluhan nyeri (-). Polidaktili (-), simian
line (-).
g.
Kelamin : tidak diperiksa karena
anak menolak.
E.
Analisa data :
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
Data
subyektif :
-
Anak 2,8 tahun belum bisa
berbicara, dirumah sulit untuk diajar
karena sulit memusatkan perhatian. Apakah anak saya tidak bisu ?, berapa lama
anak saya akan berobat. Dirumah anak
diasuh oleh ibu , bapak dan nenek . Komunikasi dengan bahasa Indonesia dan
jawa. Orang tua sering sulit menterjemahkan permintaan anak.
-
Data obyektif :
-
Anak hanya bisa bilang “papa” pada umur 2 tahun 8 bulan.
-
Ibu bicara dengan bahasa jawa
dan Indonesia.
-
Anak sulit diajak memusatkan
perhatian pada suatu obyek. Ibu tampak gugup bila menjawab pertanyaan.
-
Anak baru pertama diperiksakan.
|
Kurangnya
informasi
|
Kurangnya pengetahuan tentang
keterlambatan bicara pada anak, penanganan serta kemungkinan prognosenya.
|
Data Subyektif :
Data obyektif :
-
Anak pada awalnya kooperatif
tetapi kemudian menangis jika diperiksa,
|
Pemeriksaan
yang lama
|
Kecemasan anak
|
F.
Diagnose keperawatan :
1. Kurangnya pengetahuan tentang keterlambatan bicara pada anak,
tindakan yang akan dilakukan, serta lamanya pengobatan s.d kurangnya informasi
- Kecemasan pada anak s.d pemeriksaan yang lama
G.
Rencana keperawatan
Hari/tanggal
|
Diagnose
|
Tujuan
|
Tindakan
|
Rasional
|
Rabu, 9 Mei 2001
|
Kurangnya pengetahuan tentang keterlambatan bicara pada anak, tindakan
yang akan dilakukan, serta lamanya pengobatan s.d kurangnya informasi
|
Setelah diberikan tindakan selama 15 menit ibu tahu :
-Keterlambatan bicara yang terjadi pada anaknya.
-
Ibu kooperatif.
-
Ibu bersedia melanjutkan
pemeriksaan penunjang yang diperlukan.
-
Ibu bersedia ikut serta
merawat anak dirumah.
-
J
-
inaknya.
-
|
- HE tentang penyakit anak, kemungkinan penyebab, lama penanganan serta kemungkinan
hasil penanganan.
- Ibu diberi tahu tentang jenis pemeriksaan yang harus dilakukan
untuk memastikan penyebab gangguan bicara poda anak, seperti lab, dan EEG.
- Jelaskan tentang cara
untuk mencegah kondisi anak lebih buruk dengan memberikan stimulasi secara
terus menerus di rumah.
|
- Ibu akan tahu dan dengan demikian akan menambah
pengetahuan ibu yang pada ajhirnya dapat mengurangi kecemasan pada ibu.
- Dengan penjelasan manfaat pemeriksaan
untuk kepentingan anak, maka ibu akan lebih kooperatif.
- Dengan stimulasi bahasa yang
adekuat oleh orang tua dan keluarga
diharapkan keterlambatan anak tidak tambah parah, sambil menunggu hasil
pemeriksaan tamabahan.
|
Rabu, 9 Mei 2001
|
Kecemasan pada
anak s.d pemeriksaan yang lama
|
Setelah diberikan tindakan selama 20 menit anak tenang dan mau dilakukan
pemeriksaan tanpa menangis.
|
- Lakukan komunikasi dengan posisi wajah
sejajar dengan anak.
- Lakukan pemeriksaan sambil memberikan
mainan yang ada di ruang tumbuh kembang.
- Berikan
kesempatan kepada anak untuk bermain dan mencoba alat-alat yang akan
dipakai untuk memeriksa.
|
-Untuk
mening-katkan rasa percaya dan menarik per-hatian anak.
- Untuk mengurangi trauma dan
me-ningkatkan
- Untuk mengurangi trauma sehingga anak
lebih kooperatif.
|
H.
Tindakan Keperawatan
DX
|
HariTgl
/Jam
|
Tindakan
|
Evaluasi
|
Perkembangan
|
1
|
Rabu, 9 Mei 2001
09.00-019.15
|
-Menjelaskan kepada ibu bahwa pemeriksaan
anak agak lama dan tidak mungkin dilakukan hanya sekai saja.
- He agar ibu teratur mengon-trolkan
anaknya ke poli tumbang
- Untuk program minggu depan berupa
pemeriksaan EEG, dan Lab Darah
- He agar ibu tetap melatih anaknya
bicara di rumah, sambil menunggu hasil pemeriksaan secara keseluruhan
- Sarankan ibu datang kembali hari Jumat,
11/5 2001.
|
-Ibu mau mengerti
- Ibu bersedia
- Ibu bersedia
- Ibu bersedia
- Ibu bersedia
|
Tanggal 11/5/2001
S = -
O + ibu datang kembali untuk pemeriksaan EEG dan darah anaknya.
A. Pengetahuan orang tua sudah
bertambah.:
P :
-He tujuan pengambilan hasil lab.
- Lakukan pro-sedur atraumatik dalam
pengambilan darah anak
-Berikan dukungan moral.
|
2
|
Rabu, 9 Mei 2001
Pk.09.00-09.25
|
-Lakukan komu-nikasi dengan mu-ka sejajar
anak.
- Berikan mainan yang ada di ruang
tumbang
- Berikan anak memegang alat yang akan
dipakai untuk memeriksa
|
-Anak mau diperiksa dan tersenyum.
-Anak ceria bermain
- Anak kooperatif dan mau diperiksa
|
Rabu, 9 Mei 2001
S : -
O : anak mau diperiksa sambil bermain,
tanpa menangis
A :
-
P : Lanjutkan metode setiap akan
melakukan tindakan.
|
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.D (1997), Nursing Diagnois; Application to Clinical
Practice, 7th. Edition, Lippincott, Philadelpia, New York.
Kozier Barbara et.al (1995), Fundamental Of Nursing ; Concept,
Process and Practice , 5 th Edition, Addison Wesley Nursing, Cuming
Publishing, New York.
Whaley and Wong (1997), Pediatric Nursing; Clinical Manual, Mosby
Year Book, Philadelpia.
Whaley and Wong (1996), Nursing Care of Infants and Children, 5 th Edition, Mosby Year Book, Philadelpia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar