Minggu, 26 Agustus 2012

asuhan keperawatan PENYAKIT MENIERE


PENYAKIT MENIERE


A.  Pengertian
Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui dan mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan pendengaran,tinnitus dan serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3).

B. Etiologi
Etilogi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti namun diduga adalah merupakan:
  1. Pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang menuju ke labirin.
  2. Gangguan elektrolit dalam cairan labirin.
  3. Reaksi alergi.
  4. Gangguan autoimun.

C. Patofisiologi.
Hidrops (pembengkakan) endolif akibat endolif dalam skala media oleh stria vaskularis terhambat.

D. Manifestasi Klinik
Meniere ditandai oleh 4 (empat) gejala :
­  Kehilangan pendengaran sensorineoral progresif.
­  Plukteatif
­  Tinitus atau suara berdenging.
­  Veritgo

E. Pemeriksaan Penunjang
1.      Tes gliserin :pasien diberikan minuman gliserin 1,2 ml/kg BB setelah diperiksa tes kalori dan audiogram.setelah dua jam diperiksa kembali dan dibandingkan.
2.      Audiogram :tuli sensorineural,terutama nada rendah dan selanjutnya dapat ditemukan rekrutinen.

F. Penatalaksanaan
            Pasien harus dirawat di rumah sakit, berbaring dalam posisi yang meringankan keluhan diberikan diet rendah garam dan pemberian diuretik ringan.obat-obatan sistomatik anti vertigo seperti dimenhidrinat 3x50 mg atau prometazin 3x25 mg,obat vasodilator perofer seperti papaverin dan betahistin,atau operasi shunt.dapat pulah diberikan obat antiiskemia dan neurotonik.adaptasi dengan latihan dan fisioterapi.

ASUHAN KEPERAWATAN.
1.  Pengkajian
            Fokus dari pengkajian keperawatan untuk pasien dengan penyakit meniere adalah diarahkan kepada pengamatan terhadap makan makanan yang tinggi kandungan vasoaktifnya,riwayat trauma, riwayat hipertensi, riwayat alergi, faktor stres, emosional sakit kepala yang hebat.

2.  Diag nosa Keperawatan
1.      Resiko tinggi cedera b/d perubahan mobilitas karena gangguan cara jalan dan vertigo.
2.      Ansietas b/d ancaman,atau perubahan status kesehatan dan efek ketidakmampuan vertigo.
3.      Resiko terhadap trauma b/d kesulitan keseimbangan.
4.      Kurang perawatan diri,makan,mandi/higiene,berpakaian/berdandan,toileting,b/d disfungsi labirin dan vertigo.

3.  Intervensi Keperawatan
1.                                        Diagnosa : Resiko tinggi cedera b/d perubahn mobilitas karena gangguan cara jalan dan vertigo.
     Tujuan :     Tetap bebas dari cedera yang berkaitan dengan ketidakseimbangan dan/jatuh
     Intervensi :
*      Kaji vertigo yang meliputi riwayat, amitan, gambaran serangan, durasi, frekuensi, dan adanya gejala telinga yang terkait kehilangan pendengaran, tinitus, rasa penuh di telinga.
Rasional : Riwayat memberikan dasar untuk intervensi selanjutnya.
*      Kaji luasnya ketidakmampuan dalam hubungannya dengan aktivitas hidup sehari-hari.
Rasional : Luasnya ketidakmampuan menurunkan resiko jatuh.
*      Ajarkan atau tekankan terapi vestibular/keseimbangan sesuai ketentuan
Rasional : Latihan mempercepat kompensasi labirin yang dapat mengurangi vertigo dan gangguan cara jalan.
*      Berikan atau ajari cara pemberian obat anti vertigo aaaaaadan atau obat peneang vestibular serta beri petunjuk pada pasien mengenai efek sampingnya.
Rasional :Menghilangkan gejala akut vertigo.
*      Dorong pasien untuk berbaring bila merasa pusing,dengan pagar tempat tidur dinaikkan.
Rasional :Mengurangi kemungkinan jatuh dan cedera.
*      Letakkan bantal pada kedua sisi kepal untuk membatasi gerakkan
Rasional :Gerakkan akan memperberat vertigo.

2.      Diagnosa; Ansietas b/d ancaman,atau perubahan status kesehatan dan efek ketidakmampuan vertigo.
Tujuan :          Mengurangi atau tidak mengalami ansietas.
Intervensi :
o   Kaji tingkat ansietas. Bantu pasien mengidentifikasi keterampilan koping yang telah dilakukan dengan berhasil pada masa lalu.
Rasional :     Memandukan intervensi terapeutik dan partisipatif dalam perawatan diri, keterampilan koping pada masa lalu dapat mengurangi ansietas.

o   Beri informasi mengenai vertigo dan penanganannya.
      Rasional :  Meningkatkan pengetahuan membantu mengurangi ansietas
o   Dorong pasien  mendiskusikan ansietas dan gali keprihatinan mengenai serangan vertigo.
Rasional :  Meningkatkan kesadaran dan pemahaman hubungan antara tingkat antietas dan perilaku.
o   Ajarkan pasien teknik penatalaksanaan stress atau lakukan rujukan bila perluh.
Rasional :     Memperbaiki manajemen stress, mengurangi frekwensi dan beratnya serangan fertigo.
o   Beri upaya kenyamanan dan hindari aktivitas yang menyebebkan stress
Rasional : situasi penuh stress dapat memperberat gejala kondisi ini..
o   Instruksikan pasien dalam aspek program pengobatan
Rasional : pengetahuan pasien membantu mengurangi ansietas.

3.      Diagnosa : Resiko terhadap trauma b/d kesulitan keseimbangan.
  Tujuan :   Mengurangi resiko trauma dengan mengadaptasi lingkungan rimah dan dengan menggunakan alat rehabilitatif bila perlu.
  Intervensi :
·         Lakukan pengkajian untuk gangguan keseimbangan dan /atau fertigo dengan menarik riwayat dan dengan pemeriksaan adanya nistagmus, romberg positif, dan ketidak mampuan melakukan romberg tandem.
Rasional : Kelainan vestibuler perifer menyebabkan gejala dan tanda ini.
·         Bantu ambulasi bila ada indikasi
Rasional :    Cara jalan yang abnormal yang dapat membuat pasien tidak      bisa tegak dan jatuh
·         Lakukan pengkajian ketajaman penglihatan dan defisit proprioseptif
Rasional : keseimbangan tergantung pada sistem visual, vestibuler dan propriosep
·         Dorong peningkatan tingkat aktivitas dengan atau tanpa menggunakan alat bantu
Rasional : peningkatan aktivitas dapat membantu mencapai kembali   sistem keseimbangan.
·         Bantu mengidentifikasi bahaya dilingkungan rumah
Rasional : Adaptasi terhadap lingkungan rumah dapat menurunkan resiko jatuh selama proses rehabilitasi.

4.      Diagnosa : Kurang perawatan diri, makan, mandi atau higienic, berpakaian atau berdandan, toileting b/d disfungsi labirin dan fertigo.
Tujuan : bergabung dalam aktivitas pengalih
Intervensi :
·         Kaji tingkat dan jenis aktivitas pengalih untuk merencanakan aktivitas yang sesuai.
Rasional : Kebosanan dapat terlihat, begitu juga depresi, membantu menentukan toleransi maupun kesukaan.
·         Diskusikan pola aktivitas pengalih yang biasa dengan pasien. Berikan kesempatan untuk melanjutkan aktivitas pengalih yang sangat berarti.
Rasional : Untuk menyediakan informasi mengenai stresor yang nyata maupun yang dirasakan yang mempengaruhi tingkat aktivitas, mendukung rasa harga diri dan produktifitas pasien.

4.  Tindakan/Implementasi
a)      Resiko tinggi cedera
o   Mengkaji vertigo yang meliputi riwayat, awitan, gambaran seragam, durasi, frekwensi adanya gejala telinga yang terkait ( kehilangan pendengaran, tinitus, rasa penuh ditelinga ).
o   Mengkaji luasnya ketidak mampuandalam hubungannya dengan aktivitas hidup sehari-hari
o   Mengajarkan atau menekankan terapi vestibuler/keseimbangan yang sesuai dengan ketentuan.
o   Memberikan atau mengajari cara pemberian obat anti vertigo dan atau obat penenangvestibuler serta memberi petunjuk pada pasien mengenai efek sampingnya.
o   Mendorong pasien untuk berbaring bila merasa pusing, dengan pagar tempat tidur dinaikan.
o   Meletakan bantal pada kedua sisi kepala untuk membatasi gerakan.

b)     Ansietas
o   Mengkaji tingkat ansietas. Membantu pasien mengidentifikasi keterampilan koping yang telah dilakukan dengan berhasil pada masa lalu.
o   Memberikan informasi mengenai vertigo dan penanganannya
o   Mendorong pasien mendiskusikan ansietas dan menggali keprihatinan mengenai serangan vertigo
o   Mengajarkan pasien teknik penatalaksanaanstress atau melakukan rujukan bila perlu.
o   Memberikan upaya kenyamanan dan mungkin dari aktivitas yang menyebabkan stress.
o   Instruksikan pasien dalam aspek program pengobatan.

c)      Resiko terhadap trauma
o   Melakukan pengkajian untuk gangguan keseimbangan dan atau vertigo dengan menarik riwayat dan dengan pemeriksaan adanya nistagmus, romberg positif, dan ketidakmampuan melakukan romberg tandem.
o   Membantu ambulasi bila ada indikasi
o   Melakukan pengkajian ketajaman penglihatan devisit proprioseptif
o   Mendorong peningkatan aktivitas dengan atau tanpa menggunakan alat bantu.
o   Membantu mengidentifikasi bahaya dilingkungan rumah

d)     Kurang perawatan diri, makan, mandi/higiene, berpakaian/berdandan, toileting
o   Mengkaji tingkat dan jenis aktivitas pengalih untuk merencanakan aktivitas yang sesuai .
o   Mendiskusikan pola aktivitas pengalih yang biasa dengan pasien. Memberikan kesempatan untuk melanjutkan aktivitas pengalih yang sangat berarti

5.  Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1.      Memperlihatkan adanya pengurangan resiko cedera :
·         Klien mengerti dan mampu mengikuti terapi vestibular
·         Klien tahu dan mengerti cara meminum obat yang benar dan efek samping obat
·         Dan mempertahankan tirah baring bila merasa pusing.
2.      Memperlihatkan penurunan ansietas atau tidak mengalami ansietas :
·         Melaporkan atau mendiskusikan ansietas
·         Mengikuti teknik penatalaksanan stress
·         Memperlihatkan kenyamanan
·         Menghindari aktivitas yang menyebabkan stress
3.      Memperlihatkan adanya pengurangan resiko terhadap trauma :
·         Memperlihatkan peningkatan aktivitas tanpa menggunakan alat bantu
·         Mampu mengidentifikasi bahaya dilingkungan rumah
4.      memperlihatkan perubahan atau peningkatan personal hygiene ;
·         Melakukan aktivitas yang sesuai dengan jenis aktivitas pengalih
·         Melaporkan pola aktivitas pengalih
·         Mampu melanjutkan aktivitas pengalih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar