Intra Natal Care
A.
PENGERTIAN
Intranatal
/ Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina keduni luar.
Persalinan
normal adalah suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan presentasi belakang
kepala, masuk melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partopgraf normal dan
lahir secara spontan.
Bentuk
persalinan :
§ Persalinan spontan : persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
melalui jalan lahir
§ Persalinan buatan : persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
ekstraksi dengan forcep atau tindakan operasi
§ Persalinan anjuran : persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup
diluar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan dengan pemberian proyein atau
prostatglandin (sulaiman sastrawinata, 1993)
B.
SEBAB-SEBAB
TERJADINYA PERSALINAN
Pada akhir
kehamilan, uterus secara progresif lebih peka sapaio akhirnya mulai
berkontraksi kuat secara ritmik dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga bayi
dilahirkan.
Penyebab
peningkatan aktivitas uterus yang sebenarnya tidak diketahui, tetapi sedikitnya
ada 2 kategori pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya puncak kontraksi yang
berperan dalam persalinan :
1. Faktor Hormonal Yang Menyebabkan
Peningkatan Kontraksi Uterus
a. Rasio Estrogen Terhadap Progesteron
Progesteron
menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sedangkan estrogen cenderung meningkatkan derajat kontraktilitas uterus,
sedikitnya terjadi karena estrogen meningkatkan jumlah gap jungtion antara
sel-sel otot polos uterus yang berdekatan.
Baik estrogen maupun progesteron disekresikan dalam jumlah yang secara
progresif makin bertambah selama
kehamilan, tetapi mulai kehamilan bulan ke-7 dan seterusnya sekresi estrogen
terus meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap konstan atau mungkin
sedikit menurun. Oleh karena itu diduga bahwa rasio estrogen terhadap
progesteron cukup meningkat menjelang akhir kehamilan, sehingga paling tidak
berperan sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.
b. Pengaruh oksitosin pada uterus
Oksitosin merupakan suatu
hormon yang disekresikan oleh neurohipofise yang secara khusus menyebabkan
kontraksi uterus. 3 alasan peranan oksitosin :
1) Otot uterus meningkatkan jumlah
reseptor-reseptor oksitoksin, oleh karena itu meningkatkan responnya terhadap dosis oksitosin yang diberikan selama beberapa bulan terakhir
kehamilan.
2) Kecepatan sekresi oksitosin oleh
neurohipofise sangat meningkat pada saat persalinan.
3) Iritasi oleh regangan pada serviks uteri,
dapat menyebabkan kelenjar hipofise posterior meningkatkan sekresi
oksitosinnya.
c. Pengaruh Hormon Fetus Pada Uterus
Kelenjar hipopisis fetus juga
mensekresikan oksitoksin yang jumlahnya semakin meningkat, dan kelenjar
adrenalnya mensekresikan sejumlah besar kortisol yang merupakan suatu stimulan
uterus. Selain itu, membran
fetus melepaskan prostagladin dalam kosentrasi tinggi pada saat persalinan. Prostagladin meningkatkan intensitas
kontraksi uterus.
2. Faktor Mekanis Yang Meningkatkan
Kontraktilitas Uterus
a. Regangan otot-otot uterus
Regangan sederhana otot-otot
polos meningkatkan kontraktilitas otot-otot tersebut. Selanjutnya regangan
intermitten seperti yang terjadi berulang-ulang pada uterus karena pergerakan
fetus juga meningkatkan kontraksi otot polos.
b. Regangan atau iritasi serviks
Regangan atau iritasi
saraf pada serviks mengawali timbulnya
refleks pada korpus uteri, tetapi efek ini juga secara sederhana dapat terjadi
akibat transmisi iogenik sinyal-sinyal dari serviks ke korpus uterus.
C.
TANDA-TANDA PERMULAAN PERSALINAN
- Kepala turun mamasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida
- Perut kelihatan lebih melebar fundus uteri turun
- Perasaan sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
- Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi
- Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show)
D.
TANDA –TANDA
INPARTU
- rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, dan teratur
- keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil pada serviks
- kadang-kadang ketuban peceh sendirinya
- pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada
E.
FAKTOR-FAKTOR YANG
BERPERAN DALAM PERSALINAN
- Power (kekuatan mendorong janin keluar)
§ His
§ Kontraksi otot
§ Kontraksi diagfragma pelvis
§ Ketegangan dan kontraksi ligamentum
rotundum
- Passenger (janin dan plasenta)
- Passage (jalan lahir)
- Posisi : posisi ibu
- Psikologi ibu
- Penolong
F.
TAHAP - TAHAP PERSALINAN
1.
Kala I (kala pembukaan)
Tanda dan gejala :
§ His sudah Adekuat
§ Penipisan dan pembukaan serviks sekurang –
kurangnya 3 cm
§ Keluar cairan dari vagina dalam bentuk
lendir bercampur darah
His dianggap Adekuat bila :
·
His
bersifat teratur, minimal 2x tiap 10 menit dan berlangsung sedikitnya 40 detik
·
Uterus
mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan cekungan lagi bila
dilakukan penekanan diujung jari
·
Serviks membuka.
Proses membukanya
serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :
1)
Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lembut sampai mencapai ukuran diameter 3
cm.
2) Fase
aktif : dibagi dalam 3
fase lagi, yakni :
a) Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam
pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
b) Fase dilaktasi maksimal : dalam waktu 2
jam pembukaan brlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase diselarasi : pembukaan menjadi lambat
kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap ( 10 cm )
Fase – fase
tersebut dijumpai pada primigavida. Pada multigrafida pun terjadi demikian,
akan tetapi fase laten, aktif, dan diselerasi terjadi lebih pendek.
Pemeriksaan dalam
1. perabaan serviks
§ lunak dan pendataran serviks
§ masih tebal atau tipis
§ pembukaan dan arah serviks
2. ketuban
§ sudah pecah atau belum
§ pembukaan hampit lengkap : pecahkan
ketuban
3. bagian terendah dan posisinya
§ leopold 3 dan 4
§ kepala : keras, bulat teraba sutura
§ letak kepala : penurunan kadar bidang hodge, ada caput succadeneum atau tidak,
berapa besarnya
§ bokong dikenal : lunak, deminatornya
tulang sacrum
4. sifat flour albus
5. keadaan patologis : tumor, kekakuan
serviks, halangan penurunan bagian terendah
Pemeriksaan dalam idealnya dilakukan minimal 4 jam
sekali
Bidang Hodge : untuk
menentukan sampai dimanakah bagian terendah janin turun dalam panggul
H I : bidang hodge yang sudah
dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
simfisis dan promontorium
H II : sejajar dengan hodge I, setinggi bagian bawah simfisis
H III : sejajar hodge I, II, setinggi spina ischiadica kiri dan kanan
H IV : sejajar bidang hodge I,II,III setinggi os coccigeus
2.
Kala II
Persalinan kala II dimilai
ketika pembukaan lengkap dan berakhir dengan lahirnya seluruh janin
Tanda dan gejala :
§ Ibu ingin meneran
§ Perineum menonjol
§ Vulva dan anus membuka
§ Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
§ Kepala telah turun didasar panggul
Pada kala II
his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala
janin biasanya sudah masuk diruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan
pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa meneran. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 45
–60 menit, dan multipara 15-30 menit.
3.
Kala III (kala uri)
a. Persalinan kala III dimulai setelah
lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
b. Kontraksi dengan amplitudo sama dengan
kala I dan II
c. Terjadi penciutan permukaan kavum uteri
(tempat implantasi plasenta)
Pelepasan plasenta
a. Menurut Matthew Duncan : dimulai dari pinggir plasenta
(margina)
b. Menurut Schutze : dimulai dari tengah
c. Kombinasi keduanya
Cara Menguji
a. Perasat Kustner
Tangan kanan : tali pusat,
tangan kiri → fundus uteri taki pusat masuk kembali → belum lepas, tetap/tidak
masuk → lepas
b. Perasat Klein
Ibu dimnta mengedan → tali
pusat turun kebawah, berhenti mengedan → tali pusat tetap → lepas tali pusat
mesuk kembali → belum lepas
c. Peerasat Strassinan
Tangan kanan → menarik sedikit
tali pusat tangan kiri → mengetok-ngetok fundus uteri terasa getaran : belum
lepas
Tanda pelepasan plasenta
a. Perubahan entuk uterus dan TFU
Setelah
bayi dilahirkan dan sebelum meomitrium menyesuaikan dengan perubahan ukuran rongga uterus, uterus berada dalam bentuk diskoid dan
TFU berada dibawah umbilikus.
Setalah
uterus berkontraksi dan plasenta didorong kebawah, bentuk uterus menjadi
globular dan TFU menjadi diatas pusat ( sering kali mengarah kesisi kanan ). Biasanya
plasenta lepas dalam 15 – 30 menit, dapat ditunggu sampai 1 jam.
b.
Tali pusat memanjang
Semburan darah yamg tiba – tiba yang
diikuti dengan memanjangnya tali pusat keluar vagina menandakan kelepasan
plasenta dari dinding uterus.
c.
Semburan darah tiba – tiba
Darah yang
terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar bersama
bantuan dari gravitasi. Semburan darah yang tiba – tiba menandakan bahwa
kantung yang terjadi retroplasenta telah robek ketika plasenta memisah.
Hal-Hal yang perlu diperhatikan
a. Perdarahan
b. Kelengkapan plasenta
c. Ada tidaknya plasenta suksenturiata
d. Kontraksi rahim, lakukan massage ringan
pada korpus uteri
e. Pengosongan kandung kemih >>
mencegah atonia uteri
f. Pemberian uterotunika bila perlu
g. Observasi ruptur perineium atau luka
episiotomi yang ada >> hecting
Tertinggalnya sebagian jaringan plasenta
a. Perdarahan peurperium berkepanjangan
b. Bahaya infeksi
c. Polip plasenta
d. Degenerasi gana >> kuriokarsinoma
4.
Kala IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa
yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses pemulihan secara fisisk setelah
melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama satu sampai dua
jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang
intensive karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia uteri,
robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan normal adalah
100 – 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka dianggap patologi. Perlu
diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum boleh dipindahkan ke
kamarnya.
Hal – hal yang harus diperhatikan
a. Kontraksi uterus harus baik
b. Tidak ada perdarahan pervagina atau alat
genetalia lain
c. Plasenta dan selaput ketuban harus telah
lahir lengkap
d. Kandung kemih harus kosong
e. Luka perineum terawat baik, tidak ada
hematoma
f. Bayi dalam keadaan baik
g. Ibu dalam keadaan baik
Penanganan Nyeri Pada persalinan
1. Pengertian Nyeri
Merupakan
suatu fenomena yang neurofisiologi yang bersifat subjektif dan merupakan
pengalaman pribadi
2. Teknik Mengurang Rasa Nyeri
Pada saat yang
tepat hasil konsepsi akan dikeluarkan dari uterus, hal ini akan menimbulkan
adanya kontraksi uterus yang menimbulkan rasa sakit. Adapun yang menimbulkan
sakit pada persalinan yaitu :
§ Emosi seperti takut dan utero servikal
§ Tarikan peritonium dan utero cervikal
§ Tekanan pada organ servikal
§ Hipoksia miometrium dan sekitarnya
Rasa sakit dapat mengakibatkan
§ Meningkatkan efektivitas saraf simpatis
ditandai dengan : meningkatnya nadi, pernapasan, tekan darah dan tonus otot
§ Gerakan tubuh seperti : mengepal, mencari peregangan
§ Ucapan verbal seperti : berteriak
§ Ekspresi wajah
§ Respon terhadap lingkungan menurun
§ Kebutuhan akan kontak fisik
3. Metode Mengurangi Rasa Nyeri
Ada
beberapa cara yang dilakukan dalam membantu mengurangi rasa sakit saat
melahirkan yaitu :
§ Kenyamanan
Kenyamanan meliputi posisi dan
pengelolaan selama sakit, posisi yang dianjurkan miring kekiri untuk mengurangi
untuk mengurangi penekanan pada vena cava, kepala ditinggikan 45 derajat agar
kerja jantung dan paru ringan. sedangkan pengelolaan selama rasa sakit adalah pengosongan
kandung kemih, kebersihan, alat tenun bersih dan rapi.
§ Relaksasi
§ Distraksi / pengalihan perhatian
§ Mengurangi kecemasan dan ketakutan
§ Memanfaatkan orang terdekat
min daftar pustakanya dong
BalasHapus