ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TB PARU
Pengertian
Tuberkulosis
merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini
dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria
patogen , tetapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia.
Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari
satu sel darah merah
Etiologi
Penyebabnya adalah mycobacterium tuberculosis
Manifestasi Klinik
Pada stadium dini
penyakit tuberculosis biasanya tidak tampak adanya tanda atau gejala yang khas.
Tuberkulosis dapat didiagnosis hanya dengan fase tuberculin, pemeriksaan
radiogram, dan pemeriksaan bakteriologik. Menurut CDC suatu kasus
tuberculosis dapat dipastikan bila organisme
M. tuberculosis dapat diidentifikasi. Jika bakteri tidak diperoleh, maka
laporan kasus tuberculosis dianggap benar bila hal-hal berikut ini dapat
ditemukan :
1.
Prosedur diagnostik sudah
dilakukan dengan lengkap (Reaksi Hipersensitivitas berupa ; Tes tuberculin intradermal
Mantoux, Tes tuberculin dengan suntikan jet, Tes tuberculin tusukan majemuk)
2.
Bukti adanya tuberculosis
dengan pemeriksaan bakteriologik.
3.
Radiografik dada dengan hasil
abnormal dan/atau bukti klinis akan adanaya
penyakit ini.
4.
Keputusan untuk memberikan satu
paket terapi yang lengkap dengan dua atau lebih obat anti tuberculosis.
Dengan
berjalannya penyakit dan semakin banyaknya dekstruksi jaringan paru-paru,
produksi sputum semakin banyak dan batuk dapat menjadi semakin berat. Biasanya
tidak ada gejala nyeri dada dan batuk darah biasanya hanya dikaitkan dengan
kasus-kasus yang sudah lanjut. Beberapa penderita mengalami batuk produktif,
keletihan, lemah, keringat pada malam hari dan berat badan menurun mirip dengan
tanda dan gejala bronchitis akut dan pneumoni
Penatalaksanaan
Pengobatan
tuberculosis terutama berupa pemberian obat antimikroba dalam jangka waktu
lama. Obat-obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit
klinis pada seorang yang sudah terjangkit infeksi. Agar pengobatan dapat
berjalan efektif obat yang diberikan harus mamapu mengganggu fungsi vital kuman
tuberculosis tanpa membahayakan klien, Stead
dan Bates (1983) menekankan
bahwa “pilihan terapi harus dipandu oleh prinsip-prinsip yang sudah diakui
kebenarannya” adapun prinsip-prinsip tersebut adalah :
1.
Obat terpilih harus merupakan
obat terhadap mana basil masih peka.
2.
Bahkan dalam suatu populasi
basil yang umumnya masih peka, perubahan alami kearah resisten timbul pada
setiap 1 dari 100.000 sampai 1juta organisme.
3.
Obat-obatan bakterisidal lebih
disukai.
4.
Jika pengobatan yang diberikan
kelihatan gagal maka penambahan satu macam obat lain hanya akan mengundang
datangnya bencana.
5.
Terapi harus dilanjutkan cukup
lama untuk eradikasi basil dalam tubuh.
6.
Semua obat harus diminum
sebelum makan pagi dan dalam dosis tunggal agar dicapai suatu konsentrasi
gabungan puncak yang memberikan efek maksimal terhadap basil diantaranya :
a.
Isoniazid
b.
Rifampicyn
c.
Pirazinamida
d.
Ethambutol
e.
Streptomicyn
Klasifikasi
Klasifikasi TBC didasarkan pada hubungan yang luas antara
parasit dan penderita, hubungan ini ditunjukkan dgn riwayat terjangkitnya
penyakit, infeksi dan penyakit. Klasifikasi ini dibagi menjadi 6 kategori atau
kelas yg ditujukan untuk anak-anak dan dewasa.
Kelas 0
Tdk ada
jangkitan TBC, tdk terinfeksi .
Kelas 1
Terpapar TBC,
tdk ada bukti infeksi
Kelas 2
Ada infeksi TBC, tdk timbul penyakit
Kelas 3
TBC : saat ini sedang sakit, lokasi
penyakit paru-paru, pleura, limfatik,
tulang dan atau sendi, kemih, kelamin, diseminata (milier), meningeal,
peritoneal dll.
Kelas 4
TBC : Saat ini tdk sedang menderita penyakit, dalam pengobatan
kemoterapi.
Kelas 5
Orang
dicurigai mendapatkan TBC.
Pemeriksaan Diagnostik
1.
Kultur sputum
2.
Tes kulit.
3.
Elisa/Western Blot
4.
Foto thoraks
5.
Histologi atau kultur jaringan
6.
Biopsi jarum pada jaringan paru
7.
GDA
8.
Pemeriksaan fungsi paru.
RENCANA KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa keperawatan
|
Tujuan / kriteria
|
Rencana
keperawatan
|
1
2
3
|
Bersihan jalan nafas tidak
efektif berhubungan dengan akumulasi
sekret ditandai dengan
DS :
-
Klien mengeluh sesak nafas
-
Klien mengatakan mengeluarkan
lendir
DO :
-
Frekuensi, irama.kedalaman
tidak normal
-
Dispnoe
-
Bunyi nafas mengi, stridor
Resiko tinggi infeksi (penyebaran
/aktifasi ulang) berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat,
penurunan kerja silia / stasis sekret ditandai dengan
DS :
-
DO :
-
Malnutrisi
-
Kurang pengetahuan untuk
menghindari pemajanan patogen
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan adanya infeksi kronik ditandai dengan
DS :
-
Klien mengeluh tidak nafsu
makan
DO :
-
Kelemahan
-
Berat badan dibawah 10 – 20 %
ideal untuk bentuk tubuh dan berat
-
Tonus otot buruk
|
Jalan nafas dapat dipertahankan
dengan kriteria
-
mengeluarkan sekret tanpa
bantuan
-
Stridor tidak ada
Mengidentifikasi tindakan untuk mencegah /
menularkan resiko penyebaran infeksi dengan kriteria
-
Klien mengetahui proses
penyebaran penyakit
Menunjukkan peningkatan berat badan dengan
kriteria
-
Tidak ada tanda tanda
malnutrisi
-
Ada peningkatan berat badan
|
1.
Kaji fungsi pernafasan contoh bunyi nafas,
kecepatan, irama dan kedalaman, serta penggunaan otot aksesoris
2.
Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa /
batuk efektif; catat karakter, jumlah sputum dam hemoptisis
3.
Beri posisi semi atau fowler
tinggi, bantu klien untuk batuk dan latihan
nafas dalam
4.
Bersihkan sekret dari mulut
dan trachea; pengisapan sesuai keperluan
5.
Pertahankan masukan cairan
sedikitnya 2500 ml/hari kecuali kontradiksi
1.
Identifikasi orang lain yang
beresiko, mis anggota rumah, teman
2.
Anjurkan kepada klien untuk
batuk/bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari untuk meludah
3.
Kaji tindakan kontrol infeksi
sementara, mis masker atau isolasi pernafasan
4.
awasi suhu sesuai indikasi
5.
Tekankan pentingnya untuk
tidak menghentikan terapi obat
6.
Kaji pentingnya mengikuti dan
kultur ulang secara periodik terhadap sputum untuk lamanya terapi
1.
Catat status nutrisi klien
pada penerimaan, catat turgor kuli, berat badan dan derajat kekurangan berat
badan, integritas mukosa oral, kemampuan menelan, adanya tonus usus dll
2.
Pastikan pola diit biasa
klien yang disukai / tak disukai
3.
Awasi masukan / pengeluaran
dan berat badan secara periodik
4.
Berikan perawatan mulut sebelum sebelum dan sesudah
tindakan pernafasan
5.
Dorong makan sedikit dan
sering dengan makanan tinggi kalori tinggi protein
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar