PENGKAJIAN DATA
Nama Mahasiswa : Maria Agnes
Melati fernandez
Stambuk : C120
05 283
Nama Pasien : Tn. A.
Usia : 15
Tahun
Diagnosa Medis : Tumor otak
Tindakan Operasi : trepanase
Post Op. Hari ke : 12 hari
Tanggal Masuk : 31 oktober
2007
Tanggal Pengkajian : 12 november
2007
A.
PENGKAJIAN PRIMER
A : Jalan nafas tidak paten, apnea, obstruksi (+), sputum (+) agak banyak +
darah
yang keluar dari
mulut, batuk (-), ronchi (+)
B :
Tampak ekspansi dada (+), RR. 12x/menit,
reguler, kuat, simetris kiri/kanan,
pernafasan dada , penggunaan otot bantu pernafasan (-), terpasang
ETT,
terpasang ventilator SIMV Ps.10, PEEP.
5, SPO2. 99%, tidal volume 300ml
C :
TD: 77/36 mmHg, N = 118x/i, reguler, teraba denyutan lemah, akral hangat,
Capillary refil
time > 3 detik , sianosis (-), tanda-tanda perdarahan (+), drain
(+), ada lebab pada pelipis dan leher
kanan
D :
GCS tersedasi
B. PENGKAJIAN SEKUNDER
Riwayat Penyakit :
Klien masuk RS dengan keluhan kedua bola matanya tidak
bisa melihat, dialami sejak satu bulan terakhir. Awalnya penglihatan kabur
kemudian tidak dapat melihat sama sekali.
Riwayat sakit kepala sejak kurang lebih 5 bulan
yang lalu, klien muntah-muntah ketika mengalami sakit kepala, tidak ada riwayat
kejang dan trauma. Pasien tidak dapat berjalan sejak satu minggu terakhir,
napsu makan menurun, penurunan berat badan satu bulan terakhir.
Keluhan utama : Kesadaran menurun dan Gagal napas
Keluhan saat ini :
Klien post op trepanasi 31 oktober 2007, kesadaran
tersedasi, terpasang ventilator,terpasang kateter, jumlah urine sebanyak 109,87
cc/jam, terpasang ETT, terpasang NGT, peristaltik usus menurun, terdapat drain
pada daerah kepada, ada odema anasarka, trombosit rendah 18.000/uL, suhu 37,80C.
C.
PENGKAJIAN FISIK TIAP SISTEM (Fokus)
- Sistem Pernapasan ( B1)
o Tampak ekspansi dada dengan bantuan ventilator
SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2
99%,
tidal volume
o
Hidung: simetris kiri kanan, secret (+), polip
(-), epistaksis (-), terpasang selang
o
NGT untuk nutrisi
o
Leher: pembengkakan
(+), perdarahan di bawah kulit pada leher bagian kanan,
o Dada:
▪
Bentuk dada Normal
▪
Perbandingan
ukuran anterior-posterior dengan tranversal : 1 :2
▪
Suara
napas: Vokal fremitus: terasa , Wheezing: ada, Ronchi (+)
- Sistem CardioVaskuler (B2)
o
Conjungtiva anemis (+), arteri radialis : lemah, tekanan vena
jugularis : tidak meninggi.
o
Ukuran
jantung: tidak diketahui
o
Suara
jantung S1 dan S2 tidak diketahi
o Capillary Refilling
Time: 7 detik
- System Syaraf (B3)
o GCS tersedasi ( E2M2V1)
o Nerfus cranial
i.
Alfaktorius : penerimaan dan
persepsi bau = tidak dapat dinilai
ii.
Optikus :Tajam penglihatandan
lapang pandang = tidak dapat dinilai
iii.
Okulamotorius : (motorik)penggerakan bola mata, mengangkat
kelopak mata = klien berkedip ketika
diberi rangsang, (parasimpatik)
perubahan kontriksi pupil = miosis
iv.
Troklearis : (motorik)
penggerakan bola mata = tidak dapat dinilai
v.
Trigeminal : (sensorik) sensasi
pada kornea, membrane mukosa hidung, muka, muka, sensasi area maksilaris, 2/3
bagian depan lidah dan gigi, sensasi mandibula = tidak dapat dinilai, (motorik)
mengunyah = klien tidak dapat dinilai.
vi.
Abducens : (motorik) pergerakan
mata ke lateral = tidak dapat dinilai
vii.
Facialis : (sensorik) rasa pada
2/3 bagian depan lidah, sensasi faring = tidak dapat dinilai, (motorik)
pergerakan eksperesi wajah = tidak dapat dinilai, (parasimpatis) pengeluaran
saliva = tidak dapat dilakukan
viii.
Vestibulocochear : (sensori)
keseimbangan dan pendengaran = klien mengedipkan matanya, tanpa bicara.
ix.
Glosopharingngeal : (sensorik)
rasa pada 1/3 belakang lidah, sensasi pharyngeal = tidak dapat dinilai,
(motorik) tmenelan = tidak dapat dinilai
x.
Vagus : (sensorik) sensasi
pharing, laring = tidak dapat dinilai, (motorik) menelan = tidak dapat dinilai,
(parasimpatis) pergerakan otot dalam
thoraks dan abdomen = baik
xi.
Accessorius : (motorik)
pergerakan leher dan otot bahu = tidak dapat dinilai
xii.
Hypoglossus : (motorik)
pergerakan lidah = tidak dapat dinilai
- System Perkemihan(B4)
o
Terpasang kateter dengan produksi
urine : 109,87 cc/jam
o
Warna : kuning pekat, Bau : biasa
o
Poliuri
- Sistem Pencernaan (B5)
o
Bibir:
tampak kering
o
Mulut: terpasang intubasi sebelah kanan, ada darah
keluar dari mulut
o
Gaster:
nyeri tidak dapat dikaji dan gerakan peristaltik menurun, distensi abdomen (-),
tidak tampak massa, kulit abdomen pucat, pada perkusi didapatkan hipotimpani
o
BAB
(+), konsistensi encer, warna kuning
- system kulit kelamin
o
Anus:
Tidak lecet dan Hemoroid: tidak ada
o
Vagina
: tampak ada tumor pada labio minor
- System MuskuloSkeletal-Integumen (B6)
o
Kepala:
Bentuk kepala: mesocephal, edema (+),
ada luka bekas operasi bagian
Kanan,drain
(+)
o
Vertebrae;
Scoliosis tidak dikaji, Gerakan: tidak dapat dikaji
o Kaki : edema
o Tampak edema anasarka
D. PSIKOSOSIAL
Terjadi perubahan mental
keluarga pada saat awal klien didiagnosa menderita penyakit tumor pada kepala,
dan berbagai pengobatan telah dilakukan sesuai dengan anjuran pada medis hingga
akhirnya keluarga pasrah melihat perkembangan klien selama dirawat di ICU,
dimana keadaan klien semakin memburuk.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 29 oktober 2007
- CT Scan
Kesannya tumor otak frontal bagian kanan, ukuran 6,24 x 4,53 cm,
mendesak garis tengah dan ventrikel lateralis kiri, edema sekitarnya.
- Hasil foto : fundus warna mydriatic edema papil kiri kanan
Tanggal 08 november 2007
- Laboratorium
Hasil : normal
- GDS : 62 mg/dl 140 mg/dl
- WBC : 10,5 x 103/mm3 4,0 – 10,0.103/mm3
- RBC : 3,03 x 106/mm3 4,00 – 6,00.106/mm3
- Albumin : 1,6 gr/dl 3,5 – 5,5 gr/dl
- HBg : 9,2 gr/dl 12,0 – 16,0 L.g/dl
- HCT : 27,5% 37,0 – 48,0 L%
- PLT : 139 x 103/mm3 150 – 400 L.103/mm3
Tanggal 12 november 2007
Hasil
- RBC : 3,24 l.106/mm3 4,00 – 6,00.106/mm3
- HGB : 11,3 L.g/dl 12,0 – 16,0 L.g/dl
- HCT : 33,6 L% 37,0 – 48,0 L%
- PLT : 18 X 103/mm3 150 – 400 L.103/mm3
- WBC : 1140.103/mm3 4,0 – 10,0.103/mm3
- GDS : 38 mg/dl 140 mg/dl
Tanggal 13 november 2007
- WBC : 18,33 X 103 /UL
- RBC : 13,1 X 106 /UL
- PLT : 13 X 103 /UL
- GDS : 96 mg/dl
Tanggal
14 november 2007
- Hb : 10,3 gr/dl
- HCT : 30,4 %
- WBC : 29,3 X 103 /UL
- PLT : 4 X 103 /UL
- GDS : 118 mg/dl
- Therapy tanggal 08 november 2007
o
IVFD RL : NaCl : 1680cc/hari
o
Cefriaxone
1gr/12jam IV
o
Morfin
10 mg/kgBB/jam IV SP
o
Ranitidin
1 amp/8jam/iv
o
Miloz 3 mg/jam SP
o
Ketorolac
1 amp/8jam/iv
o
Kurtoin
1 amp/8jam/iv
o
Vitamin
Bcompleks/24jam/drips
o
Calsium
glukonas dan lasix 1 amp (ekstra)
o
Plaskonat
5%/24jam
o
Monitol
6 x 60 cc (selama 15 menit)
- Therapy tanggal 12 november 2007
o
IVFD RL : Dex 5% : 1500cc/hari
o
Cefriaxone
1gr/12jam IV
o
Morfin
10 mg/kgBB/jam IV SP
o
Piracetam
3 gr/8jam IV
o
Miloz
4 mg/jam SP
o
Vascon
1 mcq/kgBB/jam SP
o
Dopamin
1 mcq/kgBB/jam SP
F. DIET
- Peptisol 4 x 200 cc
- Ekstrak ikan gabus 4 x 1 sachet
G. ALAT-ALAT
- Ventilator
- Sering pump
- Infuse set
- NGT
- ETT
- Gudel
- Kateter
- Monitor
H. KLASIFIKASI DATA
Data subjektif
|
Data objektif
|
Keluarga
mengatakan pasrah melihat perkembangan klien selama
dirawat di ICU, dimana keadaan klien semakin memburuk.
|
GCS
tersedasi
Jalan
nafas tidak paten
Apnea
Obstruksi
(+)
Sputum
(+) agak banyak + darah yang keluar dari mulut,
Ronchi
(+)
Tampak
ekspansi dada (+)
RR.12x/menit
Penggunaan
otot bantu pernafasan (+)
Terpasang
ETT
Terpasang
ventilator SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2. 99%, tidal volume 300
TD:
77/36 mmHg
N =
118x/i
Pupil
= mios is
Edema
anasarka
TD:
77/36 mmHg
MAP = 50
N =
118x/i
S =
37,80C.
Urin
109,87 cc/jam
Warna
urine: kuning pekat, bau : biasa
Poliuri
Tachikardi
Adanya
pembedahan kepala
AGD
tidak ada
HB
=11,3 L.g/dl
CRT
> 3 detik = 7 detik
Hematoma
pd bagian pelipis & leher
BB
= 50 kg
Terpasang
NGT
Peristaltik
menurun
Konjungtiva
dan membran mukosa mulut pucat
Diet
peptiso 4 x 200kkal
Ekstrak
ikan gabus 4 x sachet
Kelemahan
Kehilangan
tonus otot
Terpasang
ETT sejak masuk ICU 31 oktober’07
Tanggal 29 oktober 2007
CT Scan
Kesannya tumor
otak frontal bagian kanan, ukuran 6,24 x 4,53 cm, mendesak garis tengah dan
ventrikel lateralis kiri, edema sekitarnya.
Hasil foto : fundus warna
mydriatic edema papil kiri kanan
Tanggal 08 november 2007
GDS : 62 mg/dl
WBC : 10,5 x 103/mm3
RBC : 3,03 x 106/mm3
Albumin : 1,6 gr/dl
HBg : 9,2 gr/dl
HCT : 27,5%
PLT : 139 x 103/mm3
|
I.
ANALISA DATA
No
|
Data
|
Etiologi
|
Problem
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1.
2.
3.
4.
5.
|
Ds : -
Do :
Jalan nafas tidak paten
Apnea
Obstruksi (+)
Sputum (+) agak banyak + darah yang keluar dari mulut,
Ronchi (+)
Tampak ekspansi dada (+)
RR.12x/menit
Penggunaan otot bantu pernafasan (+)
Terpasang ETT
Terpasang ventilator SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2.
99%, tidal volume 300
TD: 77/36 mmHg
N = 118x/i
GCS tersedasi
Ds : -
Do :
Jalan nafas tidak paten
Apnea
Obstruksi (+)
Sputum (+) agak banyak + darah yang keluar dari mulut,
Ronchi (+)
Tampak ekspansi dada (+)
RR.12x/menit
Penggunaan otot bantu pernafasan (+)
Terpasang ETT
Terpasang ventilator SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2.
99%, tidal volume 300
TD: 77/36 mmHg
N = 118x/i
S = 37,80C.
GCS tersedasi
Ds : -
Do :
GCS tersedasi
Pupil = mios is
Edema anasarka
Jalan nafas tidak paten
Apnea
Obstruksi (+)
Ronchi (+)
Tampak ekspansi dada (+)
RR.12x/menit
Penggunaan otot bantu pernafasan (+)
Terpasang ventilator SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2.
99%, tidal volume 300
TD: 77/36 mmHg
N = 118x/i
MAP = 50
S = 37,80C.
Tachikardi
Adanya pembedahan kepala
AGD tidak ada
HB =11,3 L.g/dl
CRT > 3 detik
Hematoma pd bagian pelipis & leher
Konjungtiva dan membran mukosa mulut pucat
Urin 109,87 cc/jam
Warna urine: kuning pekat, bau : biasa
Poliuri
Ds : -
Do :
GCS tersedasi
BB = 50 kg
Terpasang NGT
Peristaltik menurun
Konjungtiva dan membran mukosa mulut pucat
Diet peptiso 4 x 200kkal
Ekstrak ikan gabus 4 x sachet
Kelemahan
Kehilangan tonus otot
Ds : -
Do :
GCS tersedasi
Terpasang ETT sejak masuk ICU 31 oktober’07
Terpasang ventilator SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2.
99%, tidal volume 300 sejak tanggal 31 oktober’07
|
Edema serebral
Respon local dan umum pada
cedera
Perubahan metabolik
Peningkatan TIK
Aliran Darah Otak Menurun
Suplay darah & Oksigen Menurun
iskemik
jaringan
Efek pada pusat vasomotor
Gangguan nervus V, VII, IX
Penurunan kemampuan menelan
dan respon batuk
Produksi mukus meningkat
terakumulasi
Resiko aspirasi
Bersihan jalan napas tak
efektif
Edema serebral
Respon local dan umum pada
cedera
Perubahan metabolik
Peningkatan TIK
Aliran Darah Otak Menurun
Suplay darah & Oksigen Menurun
iskemik
jaringan
Depresi pusat
pernapasan
Penurunan
daya
gangguan pengontrol ekspansi paru
pernapasan
penurunan
kecepatan pernapasan (irreguler)
Pola pernapasan tidak efektif
Perdarahan
Edema serebral
Respon local dan umum pada
cedera
Perubahan metabolik
Peningkatan TIK
Aliran Darah Otak Menurun
Suplay darah & Oksigen Menurun
iskemik jaringan
memberi efek pada pusat vasomotor& tekanan darah
sistemik meningkat
gangguan pada
RAS,Korteks serebri,Thalamus
Kesadaran Menurun
Perubahan perfusi jaringan
serebral
Kesadaran menurun
Intake kurang dari kebutuhan tubuh
Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Post op trepanse
Kesadaran menurun
Gagal napas
pasang ETT
pasang ventilator
resiko cedera alveolus /
emfisema
|
Bersihan jalan napas tak
efektif
Pola pernapasan tidak efektif
Perubahan perfusi jaringan
serebral
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Resiko cedera alveolus /
emfisema
|
J.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tak efektif B/D Penumpukan sekret pada jalan napas
2. Pola napas tak efektif B/D depresi pusat
pernapasan
3. Perubahan perfusi jaringan serebral B/d
edema cerebral
4. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d kesadaran menurun
5. Resiko cedera alveolus / emfisema
berhubungan dengan ventilasi mekanik, endotakeal
Rencana
Tindakan Keperawatan
No
|
Hari / tgl / jam
|
Diagnosa keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Senin
12-11- ‘07
Senin
12-11- ‘07
Senin
12-11- ‘07
Senin
12-11- ‘07
Senin
12-11- ‘07
|
Bersihan jalan
napas tak efektif B/D Penurunan kemampuan menelan dan respon
batuk yang ditandai dengan:
DS : -
DO :
Jalan nafas tidak paten
Apnea
Obstruksi (+)
Sputum (+) agak banyak + darah yang keluar dari mulut,
Ronchi (+)
Tampak ekspansi dada (+)
RR.12x/menit
Penggunaan otot bantu pernafasan (+)
Terpasang ETT
Terpasang ventilator SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2.
99%, tidal volume 300
TD: 77/36 mmHg
N = 118x/i
GCS tersedasi
Pola napas tak
efektif B/D depresi pusat pernapasan yang ditandai dengan
DS : -
DO :
Jalan nafas tidak paten
Apnea
Obstruksi (+)
Sputum (+) agak banyak + darah yang keluar dari mulut,
Ronchi (+)
Tampak ekspansi dada (+)
RR.12x/menit
Penggunaan otot bantu pernafasan (+)
Terpasang ETT
Terpasang ventilator SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2.
99%, tidal volume 300
TD: 77/36 mmHg
N = 118x/i
S = 37,80C.
GCS tersedasi
Perubahan perfusi jaringan serebral B/d edema cerebral yang ditandai
dengan
DS : -
DO :
GCS tersedasi
Pupil = mios is
Edema anasarka
Jalan nafas tidak paten
Apnea
Obstruksi (+)
Ronchi (+)
Tampak ekspansi dada (+)
RR.12x/menit
Penggunaan otot bantu pernafasan (+)
Terpasang ventilator SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2.
99%, tidal volume 300
TD: 77/36 mmHg
N = 118x/i
S = 37,80C.
MAP = 50
Tachikardi
Adanya pembedahan kepala
AGD tidak ada
HB =11,3 L.g/dl
CRT > 3 detik = 7detik
Hematoma pd bagian pelipis & leher Urin 109,87 cc/jam
Warna urine: kuning pekat, bau : biasa
Poliuri
Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kemampuan untuk
mencerna nutrisi (penurunan tingkat kesadaran) yang ditandai dengan
DS :
DO :
Ds : -
Do :
GCS tersedasi
BB = 50 kg
Albumin 1, 6 gr/dl
Peristaltik menurun
Konjungtiva dan membran mukosa mulut pucat
Kelemahan
Kehilangan tonus otot
Diet Peptisol 4 x 200 cc
Ekstrak ikan gabus 4 x 1 sachet
Resiko cedera
alveolus/ emfisema b/d ventilasi mekanik, endotakeal yangditandai
dengan:
Ds : -
Do :
GCS tersedasi
Terpasang ETT sejak masuk ICU 31 oktober’07
Terpasang ventilator SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2.
99%, tidal volume 300 sejak tanggal 31 oktober’07
|
Jalan napas efektif dengan
kriteria:
-
R= 14-20 x/m
-
tidak terdapat sekret pada jalan napas
-
klien dapat bernapas
dengan kanul nasal
Pola napas efektif dengan
kriteria
-
frekuensi pernapsan
14- 20x/m
-
volume tidal 7 -10 ml/kg
-
bernapas tidak menggunakan otot tambahan
-
tidak terpasang ETT
Perfusi jaringan serebral tidak
mengalami perubahan dengan kriteria
-
GCS 12-15
-
Tekanan perfusi serebral > 60 mmHg,
-
Tekanan intrakranial < 15 mmHg
-
Fungsi sensori utuh / normal
-
SPO2 98-100%
-
CRT < 3 detik
-
MAP = 60-100
Nutrisi tubuh terpenuhi
dengan kriteria
-
nilai lab. Albumin 3,5 - 5,5 gr/dl
-
peristaltik (+) normal
-
konjungtiva dan membran mukosa bibir tampak merah
-
tonus otot kuat
Tidak terjadi cedera pada
alveolus atau enfisema
|
1. Kaji frekuensi, irama, bunyi, kedalaman,
pernapasan klien
2. Mempertahankan kebersihan jalan napas,
suction jika perlu, beri oksigen sebelum suction.
3. Memberi posisi baring semifowler
4. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
1. Mengkaji frekuensi, irama, bunyi,
kedalaman, pernapasan klien
2. Mempertahankan kebersihan jalan napas,
suction jika perlu, beri oksigen sebelum suction.
3. Memberi posisi baring semifowler
4. Monitor AGD
5. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
1. Kaji tingkat kesadaran dengan GCS
2. Kaji pupil, ukuran, respon terhadap
cahaya, gerakan mata
3. Kaji refleks kornea dan refleks gag
4. Evaluasi keadaan motorik dan sensori
pasien
5. Mengobservasi TTV
6. Observasi adanya edema periorbital,
7. Pertahankan kepala tempat tidur 30-45
derajatdengan posisi leher tidak menekuk
8. Pertahankan suhu normal
9. Pertahankan kepatenan jalan napas,
saction bila perlu, beri okigen 100% sebelummelakukan saction
10. Monitor AGD
11. Penatalaksanaan therapi sesuai deng
instruksi dokter
1. Auskultasi bising usus, catat adanya
perubahan/hilangnya
2. Berikan makanan sesuai diet dan protap
yang telah diatur
3. Konsultasi dengan ahli gizi
4. konsul dengan petugas laboratorium cek
albumin
1. Monitor ventilator terhadap peningkatan
tajam pada ukuran tekanan
2. Observasi tanda dan gejala barotrauma
3. Monitor tekanan mancet tiap 2-4 jam;
pertahankan tekanan mancet 20mmHg
4. Restrain pasien untuk mencegah entubasi
sendiri
5. Posisikan selang ventilator untuk
mencegah penarikan selang endotrakeal
|
Pernapasan yang tidak teratur, seperti apnea, pernapsan
cepat atau lambat kemungkinan adanya gangguan pada pusat pernapasan pada
otak.
Mempertahankan adekuatnya suplay oksigen ke otak
Memaksimalkan
ekspansi paru
Meningkatkan suplay oksigen ke otak
Pernapasan yang tidak teratur, seperti apnea, pernapsan
cepat atau lambat kemungkinan adanya gangguan pada pusat pernapasan pada
otak.
Mempertahankan adekuatnya suplay oksigen ke otak
Memaksimalkan
ekspansi paru
Mempertahankan kadar PaO2 dan Pa CO2
dalam batas normal (PaO2 80-95mmHg
dan Pa CO2 35-45 mmHg)
Meningkatkan suplay oksigen ke otak
Tingkat kesadaran merupakan indikator terbaik adanya
perubahan neurologi
Mengetahui fungsi nerver ke 2 dan ke 3
Menurunnya refleks kornea dan refleks Gag indikasi kerusakan pada batang otak
Gangguan sensorik dan motorik dapat terjadi akibat udem
otak
Adanya perubahan tanda vital seperti respirasi
menunjukan kerusakan pada batang otak
Indikasi adanya fraktur balsilar
Memfasilitasi drainasi vena dari otak.
Suhu tubuh yang meningkat akan meningkatkan aloiran
darah ke otak sehingga meningkatkan TIK
Mempertahankan adekuatnya oksigen, saksen dapat
meningkatkan TIK
Karbon dioksida menimbulkan vasodilatasi, adekuatnya
oksigen sangat penting dalam mempertahankan metabolisme otak
Mencegah komplikasi lebih banyak
Fungsi saluran pencernaan biasanya tetap baik pada
kasus cedera
Meningkatkan proses pencernaan dan toleransi pasien
terhadap nutrisi yang diberikan
Merupakan sumber yang efektif untuk mengidentifikasi
kebutuhan kalori/nutrisi tergantung pada usia, BB, ukuran tubuh.
Merupakan salah satu data penunjang status gisi klien
Tekanan tinggi dari ventilator dapat menyebabkan
robekan pada alveolus atau emfisema
Dengan tanda vital dari baroltrauma untuk intervensi selanjutnya
Dengan tekanan mancet 20 mmHg dapat menghindari tekanan
yang berlebihan dari ventilator
Mencegah terjadinya trauma
Mencegah terjadinya trauma/iritasi pada saluran
penapasan akibat penarikan ETT
|
Catatan
Perkembangan
Hari/tanggal
|
No. Dx. Kep
|
Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Senin
12-11’07
Senin
12-11’07
Senin
12-11’07
Senin
12-11’07
Senin
12-11’07
Selasa
13-11’07
Selasa
13-11’07
Selasa
13-11’07
Selasa
13-11’07
Selasa
13-11’07
Rabu
14-11’07
Rabu
14-11’07
Rabu
14-11’07
Rabu
14-11’07
Rabu
14-11’07
|
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
|
08.30
08.35
09.00
09.05
11.13
08.30
08.35
09.00
09.20.
09.05
11.13
08.50
09.08
09.09
14.10
10.00
14.30
08.35
09.05
09.07
09.50
09.10
11.05
09.15
10.10
09.45
09.11
09.12
09.12
09.10
09.10
08.15
08. 35
09.45
09.03
09.05
08.15
08. 35
09.45
09.50
09.05
08.10
13. 35
09.07
09.08
09.09
09.00
14.02
09.10
09.15
09.00
14.01
11.03
10.00
10.35
10.12
09.20
10.14
10.10
09.05
09.00
09.02
09.11
09.14
14.30
21.00
14.35
15.03
14.30
21.00
14.35
14.05
15.03
14.32
21.03
14. 33
14.34
21.03
14.09
21.00
14.02
14.35
15.15
21.00
14.05
16.03
14.30
16.00
14.12
15.00
21.00
14.10
19.00
19.03
|
1.
Mengkaji frekuensi, irama,
bunyi, kedalaman pernapasan klien
Hasil :
R=30x/i, bunyi ronchi/gargling, irama 2:1
2. Mempertahankan kebersihan jalan napas,
suction jika perlu, beri oksigen sebelum suction.
Hasil :
Memberi O2
100% selam 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
3. Memberi posisi baring semifowler
Hasil :
Ekspasi otot-otot
tambahan pernapasan berkurang
4. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
Hasil :
klien mendapat O2
dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode SIMV, tidal volume
420ml, SPO2 99%, rate 12, R 30x/i
Memberi oksigen sesuai
kebutuhan
Hasil :
Ventilator mode SIMV,
tidal
volume 300ml, SPO2
92%, PEEP
5, insp. Press 10 hpa, rate 12
1. Mengkaji frekuensi, irama, bunyi, kedalaman,
pernapasan klien
Hasil :
R=30x/i, bunyi
ronchi/gargling, irama 2:1
2. Mempertahankan kebersihan jalan napas,
suction jika perlu, beri oksigen sebelum suction.
Hasil :
Memberi O2
100% selam 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
3. Memberi posisi baring semifowler
Hasil :
Ekspasi otot-otot
tambahan pernapasan berkurang
4. Monitor AGD
hasil :
tidak dapat
diperiksa karena tidak ada ........
yang digunakan untuk pemeriksaan
5. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
Hasil :
klien mendapat O2
dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode SIMV, tidal volume
420ml, SPO2 99%, rate 12, R 30x/i
Memberi oksigen sesuai
kebutuhan
Hasil :
Ventilator mode
SIMV, tidal
volume 300ml, SPO2 92%, PEEP
5, insp. Press 10 hpa, rate 12
1. Mengkaji tingkat kesadaran dengan GCS
Hasil :
GCS tersedasi,
namun klie masih beri respon dengan mengerutkan keningnya, kadang mengangkat
tangannya (E2M2V1)
2. Mengkaji pupil, ukuran, respon terhadap
cahaya, gerakan mata
Hasil :
Ukuran pupil
Miosis, tidak ada refleks terhadap cahaya
3. Mengkaji refleks kornea dan refleks gag
Hasil :
Tidak ada refleks
kornea dan refleks gag
4. Mengevaluasi keadaan motorik dan sensori
pasien
Hasil :
Motorik dan
sensorik tidak dapat dinilai karena GCS tersedasi
5. Mengobservasi TTV
Hasil :
R= 30x/i, HR=
82x/i, TD= 114/69 mmHg,
Mengobservasi TTV
Hasil :
R= 39x/i, HR= 117x/i,
TD= 78/42 mmHg, MAP= 54, urin 83cc/jam, ventilator tipe SIMV SPO2 92%,
FiO2 60%
6. Mengobservasi adanya edema periorbital
hasil :
odema pada palpebra,
kedua ekstremitas bawah
7. Mempertahankan kepala tempat tidur 30-45
derajatdengan posisi leher tidak menekuk
Hasil :
Posisi baring
klien tinggikan 45 derajat
8. Mempertahankan suhu normal
Hasil :
Melakukan kompres
dingin pada axilla dan dahi klien, S= 38,50C
9. Mempertahankan kepatenan jalan napas,
saction bila perlu, beri okigen 100% sebelummelakukan saction
Hasil :
Memberi O2
100% selam 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
10. Memonitor AGD dan PLT
Hasil :
Tidak dapat
diperiksa karena tidak ada ........
yang digunakan untuk pemeriksaan dan PLT 18 x 103/uL
11. Penatalaksanaan therapi sesuai deng
instruksi dokter
Hasil :
Morfin 10 mcg/kgBB/jam—SP
Miloz 4 mg/jam --SP
Dopamin 1 mcq/kgBB/jam --SP
1. Auskultasi bising usus, catat adanya
perubahan/hilangnya
Hasil :
Ada bising usus
namun sangat lemah
2. Berikan makanan sesuai diet dan protap
yang telah diatur
Hasil :
Memberi sonde
susu peptisol 200 kkal + ekstrak ikan gabus 1 sachet (250cc)
3. Konsul dengan petugas laboratorium cek
albumin dan Hb
Hasil :
Tidak dilakukan
pengecekan lagi albumin karana tidak ada instruksi dan Hb 11,3 gr/dl
1. Monitor ventilator terhadap peningkatan
tajam pada ukuran tekanan
Hasil :
Ventilator tipe
SIMV SPO2 92%, FiO2 60%, PEEP 5
2. Observasi tanda dan gejala barotrauma
Hasil :
Tidak ada tanda
yang menunjukan penyimpangan trakeal (bradikardi, henti jantung tanpa
intervensi medik)
3. Monitor tekanan mancet tiap 2-4 jam;
pertahankan tekanan mancet 20mmHg
Hasil :
Tahanan mancet
diatur tiap 2 jam
4. Restrain pasien untuk mencegah entubasi
sendiri
Hasil :
Posisi baring
klien kepala sedikit ditinggikan
5. Posisikan selang ventilator untuk
mencegah penarikan selang endotrakeal
Hasil :
Mengatur posisi
selang ventilator agar tetap longgar sehingga tidak menarik ETT dari trakeal
klien (pindah ukurannya). Dan posisi ETT sesuai dengan ukuran awal pemasangan
1. Mengkaji frekuensi, irama, bunyi,
kedalaman pernapasan klien
Hasil :
R=15x/i, bunyi
ronchi/gargling, irama 2:1
2. Mempertahankan kebersihan jalan napas,
suction jika perlu, beri oksigen sebelum suction.
Hasil :
Memberi O2
100% selama 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
Memberi O2
100% selama 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
3. Memberi posisi baring semifowler
Hasil :
Ekspasi otot-otot
tambahan pernapasan berkurang
4. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
Hasil :
klien mendapat O2
dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode PCV, tidal volume
420ml, SPO2 98%, rate 15, PEEP 5, Insp. Press 10 hpa
1. Mengkaji frekuensi, irama, bunyi,
kedalaman, pernapasan klien
Hasil :
R=15x/i, bunyi
ronchi/gargling, irama 2:1
2. Mempertahankan kebersihan jalan napas,
suction jika perlu, beri oksigen sebelum suction.
Hasil :
Memberi O2
100% selam 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
3. Memberi posisi baring semifowler
Hasil :
Ekspasi otot-otot
tambahan pernapasan berkurang
4. Monitor AGD
hasil :
tidak dapat
diperiksa karena tidak ada ........
yang digunakan untuk pemeriksaan
5. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
Hasil :
klien mendapat O2
dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode PCV, tidal volume
420ml, SPO2 98%, rate 12, R 15x/i
1. Mengkaji tingkat kesadaran dengan GCS
Hasil :
GCS tersedasi,
namun klien masih beri respon dengan mengerutkan keningnya, kadang mengangkat
tangannya (E2M2V1)
GCS tersedasi,
klien masih memberi respon dengan mengerutkan keningnya, klien sudah tidak
mengangkat tangannya (E2M1V1)
2. Mengkaji pupil, ukuran, respon terhadap
cahaya, gerakan mata
Hasil :
Ukuran pupil
Miosis, tidak ada refleks terhadap cahaya
3. Mengkaji refleks kornea dan refleks gag
Hasil :
Tidak ada refleks
kornea dan refleks gag
4. Mengevaluasi keadaan motorik dan sensori
pasien
Hasil :
Motorik dan
sensorik tidak dapat dinilai karena GCS tersedasi
5. Mengobservasi TTV
Hasil :
R= 15x/i, HR= 100x/i,
TD= 74/50 mmHg
Mengobservasi TTV
Hasil :
R= 15x/i, HR= 128x/i,
TD= 65/31 mmHg, MAP = 43, ventilator
tipe PCV, SPO2 98%, FiO2 60%, urine warna merah, pekat
60cc/jam
6. Mengobservasi adanya edema periorbital:
odema pada
palpebra, kedua ekstremitas bawah
7. Mempertahankan kepala tempat tidur
30-45 derajatdengan posisi leher tidak menekuk
Hasil :
Posisi
baring klien tinggikan 45 derajat
8. Mempertahankan suhu normal
Hasil :
Melakukan kompres
dingin pada axilla dan dahi klien, S= 37,80C
Mengobservasi
ulang suhu klien pada axilla dan dahi klien,
S= 37,3
9. Mempertahankan kepatenan jalan napas,
saction bila perlu, beri okigen 100% sebelummelakukan saction
Hasil :
Memberi O2
100% selam 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
10. Memonitor AGD dan PLT
Hasil :
Tidak dapat
diperiksa karena tidak ada ........ yang digunakan untuk pemeriksaan dan PLT
13 x 103/uL
11. Menganjurkan keluarga agar menyiapkan
darah trombosit untuk donor
Hasil :
Keluarga
mengatakan sedang mencari darah untuk mendonor.
12. Penatalaksanaan therapi sesuai deng
instruksi dokter
Hasil :
Morfin 10 mcg/kgBB/jam—SP
Miloz 4 mg/jam --SP
Dopamin 1 mcq/kgBB/jam --SP
1. Auskultasi bising usus, catat adanya
perubahan/hilangnya
Hasil :
Ada bising usus
namun sangat lemah
2. Berikan makanan sesuai diet dan protap
yang telah diatur
Hasil :
Memberi sonde
susu peptisol 200 kkal + ekstrak ikan gabus 1 sachet (270cc)
3. Konsul dengan petugas laboratorium cek
albumin dan Hb
Hasil :
Tidak dilakukan
pengecekan lagi albumin karana tidak ada instruksi dan Hb 11,3 gr/dl
1. Monitor ventilator terhadap peningkatan
tajam pada ukuran tekanan
Hasil :
Ventilator
tipe PCV SPO2 98%, FiO2 60%, PEEP 5
2. Observasi tanda dan gejala barotrauma
Hasil :
R= 39x/i, HR=
128x/i, TD= 65/31 mmHg,
Tidak ada tanda
yang menunjukan penyimpangan trakeal (bradikardi, henti jantung tanpa
intervensi medik)
3. Monitor tekanan mancet tiap 2-4 jam;
pertahankan tekanan mancet 20mmHg
Hasil :
Tahanan mancet
diatur tiap 2 jam
4. Restrain pasien untuk mencegah entubasi
sendiri
Hasil :
Posisi baring
klien kepala sedikit ditinggikan
5. Posisikan selang ventilator untuk
mencegah penarikan selang endotrakeal
Hasil :
Mengatur posisi
selang ventilator agar tetap longgar sehingga tidak menarik ETT dari trakeal
klien (pindah ukurannya). Dan posisi ETT sesuai dengan ukuran awal pemasangan
1. Mengkaji frekuensi, irama, bunyi,
kedalaman pernapasan klien
Hasil :
R=12x/i, bunyi
ronchi/gargling, irama 2:1
R=10x/i, bunyi
ronchi/gargling, irama 2:1
2. Memberi posisi baring semifowler
Hasil :
Ekspasi otot-otot
tambahan pernapasan berkurang
3. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
Hasil :
klien mendapat O2
dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode SIMV, tidal volume 300ml,
SPO2 97%, rate 12, PEEP 8, Insp. Press 10 hpa
1. Mengkaji frekuensi, irama, bunyi,
kedalaman, pernapasan klien
Hasil :
R=12x/i, bunyi
ronchi/gargling, irama 2:1
R=10x/i, bunyi
ronchi/gargling, irama 2:1
2. Memberi posisi baring semifowler
Hasil :
Ekspasi otot-otot
tambahan pernapasan berkurang
3. Monitor AGD
hasil :
tidak dapat
diperiksa karena tidak ada ........
yang digunakan untuk pemeriksaan
4. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
Hasil :
klien mendapat O2
dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode SMIV, tidal volume
300ml, SPO2 97%, rate 12, Respirasi 10x/i
1. Mengkaji tingkat kesadaran dengan GCS
Hasil :
GCS tersedasi, dan
klien sudah tidak memberi respon seperti hari sebelumnya (E1M1V1)
GCS tersedasi, dan
klien sudah tidak memberi respon seperti hari sebelumnya (E1M1V1)
2. Mengkaji pupil, ukuran, respon terhadap
cahaya, gerakan mata
Hasil :
Ukuran pupil
Miosis, tidak ada refleks terhadap cahaya
3. Mengkaji refleks kornea dan refleks gag
Hasil :
Tidak ada refleks
kornea dan refleks gag
4. Mengevaluasi keadaan motorik dan sensori
pasien
Hasil :
Motorik dan
sensorik tidak dapat dinilai karena GCS tersedasi
5. Mengobservasi TTV
Hasil :
R= 12x/i, HR= 99x/i,
TD= 70/47 mmHg
Mengobservasi TTV
Hasil :
R= 10x/i, HR= 114x/i,
TD= 68/35 mmHg, MAP= 46, ventilator tipe SMIV, SPO2 97%, FiO2
70%, urine warna merah, pekat 70cc/jam, adanya hematoma pada kaki kanan,
adanya bula
6. Mengobservasi adanya edema periorbital
hasil :
odema pada
palpebra, kedua ekstremitas bawah, odema anasarka
7. Mempertahankan kepala tempat tidur
30-45 derajatdengan posisi leher tidak menekuk
Hasil :
Posisi
baring klien tinggikan 45 derajat
8. Mempertahankan suhu normal
Hasil :
Melakukan kompres
dingin pada axilla dan dahi klien, S= 38 0C
Mengobservasi
ulang suhu klien pada axilla dan dahi klien,
S= 37,50C
9. Memonitor AGD dan PLT
Hasil :
Tidak dapat
diperiksa karena tidak ada ........ yang digunakan untuk pemeriksaan dan PLT 4 x 103/uL
10. Penatalaksanaan therapi sesuai deng
instruksi dokter
Hasil :
Morfin 10 mcg/kgBB/jam—SP
Miloz 4 mg/jam --SP
Dopamin 1 mcq/kgBB/jam --SP
1. Auskultasi bising usus, catat adanya
perubahan/hilangnya
Hasil :
Ada bising usus
namun sangat lemah
2. Berikan makanan sesuai diet dan protap
yang telah diatur
Hasil :
Memberi sonde
susu peptisol 200 kkal + ekstrak ikan gabus 1 sachet (250cc)
3. Konsul dengan petugas laboratorium cek
albumin dan Hb
Hasil :
Tidak dilakukan pengecekan
lagi albumin karana tidak ada instruksi dan Hb 10,3 gr/dl
1. Monitor ventilator terhadap peningkatan
tajam pada ukuran tekanan
Hasil :
Ventilator tipe SMIV
SPO2 97%, FiO2 70%, PEEP 8
2. Observasi tanda dan gejala barotrauma
Hasil :
R= 10x/i, HR= 114x/i,
TD= 68/35 mmHg. Tidak ada
tanda yang menunjukan penyimpangan trakeal (bradikardi, henti jantung tanpa
intervensi medik)
3. Monitor tekanan mancet tiap 2-4 jam;
pertahankan tekanan mancet 20mmHg
Hasil :
Tahanan mancet
diatur tiap 2 jam
4. Restrain pasien untuk mencegah entubasi
sendiri
Hasil :
Posisi baring
klien kepala sedikit ditinggikan
5. Posisikan selang ventilator untuk
mencegah penarikan selang endotrakeal
Hasil :
Mengatur posisi
selang ventilator agar tetap longgar sehingga tidak menarik ETT dari trakeal
klien (pindah ukurannya). Dan posisi ETT sesuai dengan ukuran awal pemasangan
|
Senin ,12 november ‘07
Jam 14.05 wita
S :
O:
R=38x/i,
bunyi ronchi/gargling
Memberi
O2 100% selam 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
Ekspasi otot-otot tambahan pernapasan berkurang
Klien
mendapat O2 dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode
SIMV, tidal volume 300ml, SPO2 92%, PEEP 5, insp. Press 10 hpa, rate
12
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Senin, 12 november ‘07
Jam 14.05 wita
S :
O:
R=38x/i,
bunyi ronchi/gargling
Memberi
O2 100% selam 2 menit,
Secret
berkurang
Ekspasi otot-otot tambahan pernapasan berkurang
Klien
mendapat O2 dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode
SIMV, tidal volume 300ml, SPO2 92%, PEEP 5, insp. Press 10 hpa, rate
12
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Senin, 12 november ‘07
Jam 14.35
S :
O:
GCS
tersedasi (E2M2V1)
Ukuran
pupil Miosis, tidak ada refleks terhadap cahaya
Tidak
ada refleks kornea dan refleks gag
Motorik
klien menggerakan tangannya ekstensi yang abnormal
R= 38x/i, HR=
117x/i, TD= 78/42 mmHg, MAP= 54, urin 83cc/jam, ventilator tipe SIMV SPO2 92%,
FiO2 60%, PEEP 5
odema
pada palpebra, kedua ekstremitas bawah
Posisi
baring klien tinggikan 45 derajat
Memberi
O2 100% selam 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
Tidak
dapat diperiksa karena tidak ada ........
yang digunakan untuk pemeriksaan dan PLT 18 x 103/uL
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Senin, 12 november ‘07
Jam 14.00 wita
S :
O:
Ada
bising usus namun sangat lemah
Memberi sonde susu peptisol 200 kkal + ekstrak
ikan gabus 1 sachet (250cc)
Tidak dilakukan pengecekan
lagi albumin karana tidak ada instruksi dan Hb 11,3 gr/dl
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Senin, 12 november ‘07
Jam 14.15
S : -
O:
Ventilator tipe SIMV
SPO2 92%, FiO2 60%, PEEP 5
Tidak
ada tanda yang menunjukan penyimpangan trakeal (bradikardi, henti jantung
tanpa intervensi medik)
Tahanan
mancet diatur tiap 2 jam
Posisi
baring klien kepala sedikit ditinggikan
Dan
posisi ETT sesuai dengan ukuran awal pemasangan
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Selasa ,13 november ‘07
Jam 14.05 wita
S :
O:
R=15x/i,
bunyi ronchi/gargling
Memberi
O2 100% selama 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
Ekspasi
otot-otot tambahan pernapasan berkurang
Klien
mendapat O2 dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode PCV,
tidal volume 420ml, SPO2 98%, PEEP 5, insp. Press 10 hpa, rate 12
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Selasa, 13 november ‘07
Jam 14.05 wita
S :
O:
R=38x/i,
bunyi ronchi/gargling
Memberi
O2 100% selam 2 menit,
Secret
berkurang
Ekspasi
otot-otot tambahan pernapasan berkurang
Klien
mendapat O2 dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode PCV,
tidal volume 420ml, SPO2 98%, PEEP 5, insp. Press 10 hpa, rate 12
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Selasa, 13 november ‘07
Jam 14.35
S :
O:
GCS
tersedasi (E2M1V1)
Ukuran
pupil Miosis, tidak ada refleks terhadap cahaya
Tidak
ada refleks kornea dan refleks gag
Motorik
klien sudah tidak menggerakan tangannya
R= 15x/i, HR= 128x/i,
TD= 65/31 mmHg, MAP = 43, ventilator
tipe PVC, SPO2 98%, FiO2 60%, PEEP 5, suhu 37,30C,
urine warna merah, pekat 60cc/jam
odema pada palpebra, kedua ekstremitas bawah
Posisi
baring klien tinggikan 45 derajat
Memberi
O2 100% selam 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
Tidak
dapat diperiksa karena tidak ada ........
yang digunakan untuk
pemeriksaan dan PLT 13 x 103/uL
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Selasa, 13 november ‘07
Jam 14.10 wita
S :
O:
Ada
bising usus namun sangat lemah
Memberi sonde susu peptisol 200 kkal + ekstrak
ikan gabus 1 sachet (270cc)
Tidak dilakukan pengecekan
lagi albumin karana tidak ada instruksi dan Hb 11,3 gr/dl
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Selasa, 13 november ‘07
Jam 14.15
S : -
O:
Ventilator tipe PCV, SPO2 98%, FiO2 60%, PEEP 5
Tidak
ada tanda yang menunjukan penyimpangan trakeal (bradikardi, henti jantung
tanpa intervensi medik)
Tahanan
mancet diatur tiap 2 jam
Posisi baring klien kepala sedikit ditinggikan
Dan posisi ETT sesuai dengan ukuran awal
pemasangan
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Rabu, 14 november ‘07
Jam 21.05 wita
S :
O:
R=10x/i,
bunyi ronchi/gargling, irama 2:1
Secret
sudah kurang
Tidak
dilakukan saction
Ekspasi
otot-otot tambahan pernapasan berkurang
Klien
mendapat O2 dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode SMIV,
tidal volume 300ml, SPO2 97%, PEEP 8, insp. Press 10 hpa, rate 12
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Rabu, 14 november ‘07
Jam 21.05 wita
S :
O:
R=10x/i,
bunyi ronchi/gargling
Secret
berkurang
Ekspasi
otot-otot tambahan pernapasan berkurang
Klien
mendapat O2 dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode
PCV, tidal volume 420ml, SPO2 97%, PEEP 8, insp. Press 10 hpa, rate
12
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Rabu, 14 november ‘07
Jam 21.10 wita
S :
O:
GCS
tersedasi (E1M1V1)
Ukuran
pupil Miosis, tidak ada refleks terhadap cahaya
Tidak
ada refleks kornea dan refleks gag
Motorik
dan sensorik tidak dapat dinilai karena GCS tersedasi
Odema pada palpebra, kedua ekstremitas bawah, odema anasarka
R= 10x/i, HR=
114x/i, TD= 68/35 mmHg, MAP= 46, S= 37,50C, ventilator tipe SMIV,
SPO2 97%, FiO2 70%, urine warna merah, pekat 70cc/jam,
adanya hematoma pada kaki kanan, adanya bula
Posisi
baring klien tinggikan 45 derajat
Tidak
dapat diperiksa karena tidak ada ........
yang digunakan untuk pemeriksaan dan PLT 4 x 103/uL
Klien
sudah ditransfusi trombosit 14 bag (@ = 50)
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Rabu, 14 november ‘07
Jam 21.00 wita
S :
O:
Ada bising usus namun sangat lemah
Memberi sonde susu
peptisol 200 kkal + ekstrak ikan gabus 1 sachet (250cc)
Tidak dilakukan pengecekan
lagi albumin karana tidak ada instruksi dan Hb 10,3 gr/dl
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Rabu, 14 november ‘07
Jam 21.15
S : -
O:
Ventilator
tipe SMIV, SPO2 97%, FiO2 70%, PEEP 8
Tidak
ada tanda yang menunjukan penyimpangan trakeal (bradikardi, henti jantung
tanpa intervensi medik)
Tahanan
mancet diatur tiap 2 jam
Posisi baring klien kepala sedikit
ditinggikan
Dan posisi ETT sesuai dengan ukuran awal
pemasangan
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar