PENGKAJIAN DATA
Nama Mahasiswa : Maria Agnes
Melati fernandez
Stambuk : C120
05 283
Nama Pasien : Tn. A.
Usia : 15
Tahun
Diagnosa Medis : Tumor otak
Tindakan Operasi : trepanase
Post Op. Hari ke : 12 hari
Tanggal Masuk : 31 oktober
2007
Tanggal Pengkajian : 12 november
2007
A.
PENGKAJIAN PRIMER
A : Jalan nafas tidak paten, apnea, obstruksi (+), sputum (+) agak banyak +
darah
yang keluar dari
mulut, batuk (-), ronchi (+)
B :
Tampak ekspansi dada (+), RR. 12x/menit,
reguler, kuat, simetris kiri/kanan,
pernafasan dada , penggunaan otot bantu pernafasan (-), terpasang
ETT,
terpasang ventilator SIMV Ps.10, PEEP.
5, SPO2. 99%, tidal volume 300ml
C :
TD: 77/36 mmHg, N = 118x/i, reguler, teraba denyutan lemah, akral hangat,
Capillary refil
time > 3 detik , sianosis (-), tanda-tanda perdarahan (+), drain
(+), ada lebab pada pelipis dan leher
kanan
D :
GCS tersedasi
B. PENGKAJIAN SEKUNDER
Riwayat Penyakit :
Klien masuk RS dengan keluhan kedua bola matanya tidak
bisa melihat, dialami sejak satu bulan terakhir. Awalnya penglihatan kabur
kemudian tidak dapat melihat sama sekali.
Riwayat sakit kepala sejak kurang lebih 5 bulan
yang lalu, klien muntah-muntah ketika mengalami sakit kepala, tidak ada riwayat
kejang dan trauma. Pasien tidak dapat berjalan sejak satu minggu terakhir,
napsu makan menurun, penurunan berat badan satu bulan terakhir.
Keluhan utama : Kesadaran menurun dan Gagal napas
Keluhan saat ini :
Klien post op trepanasi 31 oktober 2007, kesadaran
tersedasi, terpasang ventilator,terpasang kateter, jumlah urine sebanyak 109,87
cc/jam, terpasang ETT, terpasang NGT, peristaltik usus menurun, terdapat drain
pada daerah kepada, ada odema anasarka, trombosit rendah 18.000/uL, suhu 37,80C.
C.
PENGKAJIAN FISIK TIAP SISTEM (Fokus)
- Sistem Pernapasan ( B1)
o Tampak ekspansi dada dengan bantuan ventilator
SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2
99%,
tidal volume
o
Hidung: simetris kiri kanan, secret (+), polip
(-), epistaksis (-), terpasang selang
o
NGT untuk nutrisi
o
Leher: pembengkakan
(+), perdarahan di bawah kulit pada leher bagian kanan,
o Dada:
▪
Bentuk dada Normal
▪
Perbandingan
ukuran anterior-posterior dengan tranversal : 1 :2
▪
Suara
napas: Vokal fremitus: terasa , Wheezing: ada, Ronchi (+)
- Sistem CardioVaskuler (B2)
o
Conjungtiva anemis (+), arteri radialis : lemah, tekanan vena
jugularis : tidak meninggi.
o
Ukuran
jantung: tidak diketahui
o
Suara
jantung S1 dan S2 tidak diketahi
o Capillary Refilling
Time: 7 detik
- System Syaraf (B3)
o GCS tersedasi ( E2M2V1)
o Nerfus cranial
i.
Alfaktorius : penerimaan dan
persepsi bau = tidak dapat dinilai
ii.
Optikus :Tajam penglihatandan
lapang pandang = tidak dapat dinilai
iii.
Okulamotorius : (motorik)penggerakan bola mata, mengangkat
kelopak mata = klien berkedip ketika
diberi rangsang, (parasimpatik)
perubahan kontriksi pupil = miosis
iv.
Troklearis : (motorik)
penggerakan bola mata = tidak dapat dinilai
v.
Trigeminal : (sensorik) sensasi
pada kornea, membrane mukosa hidung, muka, muka, sensasi area maksilaris, 2/3
bagian depan lidah dan gigi, sensasi mandibula = tidak dapat dinilai, (motorik)
mengunyah = klien tidak dapat dinilai.
vi.
Abducens : (motorik) pergerakan
mata ke lateral = tidak dapat dinilai
vii.
Facialis : (sensorik) rasa pada
2/3 bagian depan lidah, sensasi faring = tidak dapat dinilai, (motorik)
pergerakan eksperesi wajah = tidak dapat dinilai, (parasimpatis) pengeluaran
saliva = tidak dapat dilakukan
viii.
Vestibulocochear : (sensori)
keseimbangan dan pendengaran = klien mengedipkan matanya, tanpa bicara.
ix.
Glosopharingngeal : (sensorik)
rasa pada 1/3 belakang lidah, sensasi pharyngeal = tidak dapat dinilai,
(motorik) tmenelan = tidak dapat dinilai
x.
Vagus : (sensorik) sensasi
pharing, laring = tidak dapat dinilai, (motorik) menelan = tidak dapat dinilai,
(parasimpatis) pergerakan otot dalam
thoraks dan abdomen = baik
xi.
Accessorius : (motorik)
pergerakan leher dan otot bahu = tidak dapat dinilai
xii.
Hypoglossus : (motorik)
pergerakan lidah = tidak dapat dinilai
- System Perkemihan(B4)
o
Terpasang kateter dengan produksi
urine : 109,87 cc/jam
o
Warna : kuning pekat, Bau : biasa
o
Poliuri
- Sistem Pencernaan (B5)
o
Bibir:
tampak kering
o
Mulut: terpasang intubasi sebelah kanan, ada darah
keluar dari mulut
o
Gaster:
nyeri tidak dapat dikaji dan gerakan peristaltik menurun, distensi abdomen (-),
tidak tampak massa, kulit abdomen pucat, pada perkusi didapatkan hipotimpani
o
BAB
(+), konsistensi encer, warna kuning
- system kulit kelamin
o
Anus:
Tidak lecet dan Hemoroid: tidak ada
o
Vagina
: tampak ada tumor pada labio minor
- System MuskuloSkeletal-Integumen (B6)
o
Kepala:
Bentuk kepala: mesocephal, edema (+),
ada luka bekas operasi bagian
Kanan,drain
(+)
o
Vertebrae;
Scoliosis tidak dikaji, Gerakan: tidak dapat dikaji
o Kaki : edema
o Tampak edema anasarka
D. PSIKOSOSIAL
Terjadi perubahan mental
keluarga pada saat awal klien didiagnosa menderita penyakit tumor pada kepala,
dan berbagai pengobatan telah dilakukan sesuai dengan anjuran pada medis hingga
akhirnya keluarga pasrah melihat perkembangan klien selama dirawat di ICU,
dimana keadaan klien semakin memburuk.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 29 oktober 2007
- CT Scan
Kesannya tumor otak frontal bagian kanan, ukuran 6,24 x 4,53 cm,
mendesak garis tengah dan ventrikel lateralis kiri, edema sekitarnya.
- Hasil foto : fundus warna mydriatic edema papil kiri kanan
Tanggal 08 november 2007
- Laboratorium
Hasil : normal
- GDS : 62 mg/dl 140 mg/dl
- WBC : 10,5 x 103/mm3 4,0 – 10,0.103/mm3
- RBC : 3,03 x 106/mm3 4,00 – 6,00.106/mm3
- Albumin : 1,6 gr/dl 3,5 – 5,5 gr/dl
- HBg : 9,2 gr/dl 12,0 – 16,0 L.g/dl
- HCT : 27,5% 37,0 – 48,0 L%
- PLT : 139 x 103/mm3 150 – 400 L.103/mm3
Tanggal 12 november 2007
Hasil
- RBC : 3,24 l.106/mm3 4,00 – 6,00.106/mm3
- HGB : 11,3 L.g/dl 12,0 – 16,0 L.g/dl
- HCT : 33,6 L% 37,0 – 48,0 L%
- PLT : 18 X 103/mm3 150 – 400 L.103/mm3
- WBC : 1140.103/mm3 4,0 – 10,0.103/mm3
- GDS : 38 mg/dl 140 mg/dl
Tanggal 13 november 2007
- WBC : 18,33 X 103 /UL
- RBC : 13,1 X 106 /UL
- PLT : 13 X 103 /UL
- GDS : 96 mg/dl
Tanggal
14 november 2007
- Hb : 10,3 gr/dl
- HCT : 30,4 %
- WBC : 29,3 X 103 /UL
- PLT : 4 X 103 /UL
- GDS : 118 mg/dl
- Therapy tanggal 08 november 2007
o
IVFD RL : NaCl : 1680cc/hari
o
Cefriaxone
1gr/12jam IV
o
Morfin
10 mg/kgBB/jam IV SP
o
Ranitidin
1 amp/8jam/iv
o
Miloz 3 mg/jam SP
o
Ketorolac
1 amp/8jam/iv
o
Kurtoin
1 amp/8jam/iv
o
Vitamin
Bcompleks/24jam/drips
o
Calsium
glukonas dan lasix 1 amp (ekstra)
o
Plaskonat
5%/24jam
o
Monitol
6 x 60 cc (selama 15 menit)
- Therapy tanggal 12 november 2007
o
IVFD RL : Dex 5% : 1500cc/hari
o
Cefriaxone
1gr/12jam IV
o
Morfin
10 mg/kgBB/jam IV SP
o
Piracetam
3 gr/8jam IV
o
Miloz
4 mg/jam SP
o
Vascon
1 mcq/kgBB/jam SP
o
Dopamin
1 mcq/kgBB/jam SP
F. DIET
- Peptisol 4 x 200 cc
- Ekstrak ikan gabus 4 x 1 sachet
G. ALAT-ALAT
- Ventilator
- Sering pump
- Infuse set
- NGT
- ETT
- Gudel
- Kateter
- Monitor
H. KLASIFIKASI DATA
Data subjektif
|
Data objektif
|
![]() |
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
CT Scan
Kesannya tumor
otak frontal bagian kanan, ukuran 6,24 x 4,53 cm, mendesak garis tengah dan
ventrikel lateralis kiri, edema sekitarnya.
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
I.
ANALISA DATA
No
|
Data
|
Etiologi
|
Problem
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1.
2.
3.
4.
5.
|
Ds : -
Do :
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
Ds : -
Do :
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
Ds : -
Do :
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
Ds : -
Do :
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
Ds : -
Do :
![]() ![]() ![]() |
Edema serebral
Respon local dan umum pada
cedera
Perubahan metabolik
![]()
Aliran Darah Otak Menurun
![]()
iskemik
jaringan
![]()
Gangguan nervus V, VII, IX
Penurunan kemampuan menelan
dan respon batuk
Produksi mukus meningkat
terakumulasi
Resiko aspirasi
![]()
Bersihan jalan napas tak
efektif
Edema serebral
Respon local dan umum pada
cedera
Perubahan metabolik
![]()
Aliran Darah Otak Menurun
![]() ![]()
iskemik
jaringan
![]()
Depresi pusat
pernapasan
Penurunan
daya
![]()
pernapasan
penurunan
kecepatan pernapasan (irreguler)
Pola pernapasan tidak efektif
![]()
Edema serebral
Respon local dan umum pada
cedera
Perubahan metabolik
Peningkatan TIK
Aliran Darah Otak Menurun
![]() ![]() ![]() ![]()
gangguan pada
RAS,Korteks serebri,Thalamus
![]()
Kesadaran Menurun
Perubahan perfusi jaringan
serebral
![]() ![]()
Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
![]()
Kesadaran menurun
![]()
pasang ETT
![]()
resiko cedera alveolus /
emfisema
|
Bersihan jalan napas tak
efektif
Pola pernapasan tidak efektif
Perubahan perfusi jaringan
serebral
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Resiko cedera alveolus /
emfisema
|
J.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tak efektif B/D Penumpukan sekret pada jalan napas
2. Pola napas tak efektif B/D depresi pusat
pernapasan
3. Perubahan perfusi jaringan serebral B/d
edema cerebral
4. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d kesadaran menurun
5. Resiko cedera alveolus / emfisema
berhubungan dengan ventilasi mekanik, endotakeal
Rencana
Tindakan Keperawatan
No
|
Hari / tgl / jam
|
Diagnosa keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Senin
12-11- ‘07
Senin
12-11- ‘07
Senin
12-11- ‘07
Senin
12-11- ‘07
Senin
12-11- ‘07
|
Bersihan jalan
napas tak efektif B/D Penurunan kemampuan menelan dan respon
batuk yang ditandai dengan:
DS : -
DO :
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
Pola napas tak
efektif B/D depresi pusat pernapasan yang ditandai dengan
DS : -
DO :
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
Perubahan perfusi jaringan serebral B/d edema cerebral yang ditandai
dengan
DS : -
DO :
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kemampuan untuk
mencerna nutrisi (penurunan tingkat kesadaran) yang ditandai dengan
DS :
DO :
Ds : -
Do :
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
Resiko cedera
alveolus/ emfisema b/d ventilasi mekanik, endotakeal yangditandai
dengan:
Ds : -
Do :
![]() ![]() ![]() |
Jalan napas efektif dengan
kriteria:
-
R= 14-20 x/m
-
tidak terdapat sekret pada jalan napas
-
klien dapat bernapas
dengan kanul nasal
Pola napas efektif dengan
kriteria
-
frekuensi pernapsan
14- 20x/m
-
volume tidal 7 -10 ml/kg
-
bernapas tidak menggunakan otot tambahan
-
tidak terpasang ETT
Perfusi jaringan serebral tidak
mengalami perubahan dengan kriteria
-
GCS 12-15
-
Tekanan perfusi serebral > 60 mmHg,
-
Tekanan intrakranial < 15 mmHg
-
Fungsi sensori utuh / normal
-
SPO2 98-100%
-
CRT < 3 detik
-
MAP = 60-100
Nutrisi tubuh terpenuhi
dengan kriteria
-
nilai lab. Albumin 3,5 - 5,5 gr/dl
-
peristaltik (+) normal
-
konjungtiva dan membran mukosa bibir tampak merah
-
tonus otot kuat
Tidak terjadi cedera pada
alveolus atau enfisema
|
1. Kaji frekuensi, irama, bunyi, kedalaman,
pernapasan klien
2. Mempertahankan kebersihan jalan napas,
suction jika perlu, beri oksigen sebelum suction.
3. Memberi posisi baring semifowler
4. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
1. Mengkaji frekuensi, irama, bunyi,
kedalaman, pernapasan klien
2. Mempertahankan kebersihan jalan napas,
suction jika perlu, beri oksigen sebelum suction.
3. Memberi posisi baring semifowler
4. Monitor AGD
5. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
1. Kaji tingkat kesadaran dengan GCS
2. Kaji pupil, ukuran, respon terhadap
cahaya, gerakan mata
3. Kaji refleks kornea dan refleks gag
4. Evaluasi keadaan motorik dan sensori
pasien
5. Mengobservasi TTV
6. Observasi adanya edema periorbital,
7. Pertahankan kepala tempat tidur 30-45
derajatdengan posisi leher tidak menekuk
8. Pertahankan suhu normal
9. Pertahankan kepatenan jalan napas,
saction bila perlu, beri okigen 100% sebelummelakukan saction
10. Monitor AGD
11. Penatalaksanaan therapi sesuai deng
instruksi dokter
1. Auskultasi bising usus, catat adanya
perubahan/hilangnya
2. Berikan makanan sesuai diet dan protap
yang telah diatur
3. Konsultasi dengan ahli gizi
4. konsul dengan petugas laboratorium cek
albumin
1. Monitor ventilator terhadap peningkatan
tajam pada ukuran tekanan
2. Observasi tanda dan gejala barotrauma
3. Monitor tekanan mancet tiap 2-4 jam;
pertahankan tekanan mancet 20mmHg
4. Restrain pasien untuk mencegah entubasi
sendiri
5. Posisikan selang ventilator untuk
mencegah penarikan selang endotrakeal
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Catatan
Perkembangan
Hari/tanggal
|
No. Dx. Kep
|
Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Senin
12-11’07
Senin
12-11’07
Senin
12-11’07
Senin
12-11’07
Senin
12-11’07
Selasa
13-11’07
Selasa
13-11’07
Selasa
13-11’07
Selasa
13-11’07
Selasa
13-11’07
Rabu
14-11’07
Rabu
14-11’07
Rabu
14-11’07
Rabu
14-11’07
Rabu
14-11’07
|
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
|
08.30
08.35
09.00
09.05
11.13
08.30
08.35
09.00
09.20.
09.05
11.13
08.50
09.08
09.09
14.10
10.00
14.30
08.35
09.05
09.07
09.50
09.10
11.05
09.15
10.10
09.45
09.11
09.12
09.12
09.10
09.10
08.15
08. 35
09.45
09.03
09.05
08.15
08. 35
09.45
09.50
09.05
08.10
13. 35
09.07
09.08
09.09
09.00
14.02
09.10
09.15
09.00
14.01
11.03
10.00
10.35
10.12
09.20
10.14
10.10
09.05
09.00
09.02
09.11
09.14
14.30
21.00
14.35
15.03
14.30
21.00
14.35
14.05
15.03
14.32
21.03
14. 33
14.34
21.03
14.09
21.00
14.02
14.35
15.15
21.00
14.05
16.03
14.30
16.00
14.12
15.00
21.00
14.10
19.00
19.03
|
1.
Mengkaji frekuensi, irama,
bunyi, kedalaman pernapasan klien
Hasil :
R=30x/i, bunyi ronchi/gargling, irama 2:1
2. Mempertahankan kebersihan jalan napas,
suction jika perlu, beri oksigen sebelum suction.
Hasil :
Memberi O2
100% selam 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
3. Memberi posisi baring semifowler
Hasil :
Ekspasi otot-otot
tambahan pernapasan berkurang
4. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
Hasil :
klien mendapat O2
dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode SIMV, tidal volume
420ml, SPO2 99%, rate 12, R 30x/i
Memberi oksigen sesuai
kebutuhan
Hasil :
Ventilator mode SIMV,
tidal
volume 300ml, SPO2
92%, PEEP
5, insp. Press 10 hpa, rate 12
1. Mengkaji frekuensi, irama, bunyi, kedalaman,
pernapasan klien
Hasil :
R=30x/i, bunyi
ronchi/gargling, irama 2:1
2. Mempertahankan kebersihan jalan napas,
suction jika perlu, beri oksigen sebelum suction.
Hasil :
Memberi O2
100% selam 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
3. Memberi posisi baring semifowler
Hasil :
Ekspasi otot-otot
tambahan pernapasan berkurang
4. Monitor AGD
hasil :
tidak dapat
diperiksa karena tidak ada ........
yang digunakan untuk pemeriksaan
5. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
Hasil :
klien mendapat O2
dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode SIMV, tidal volume
420ml, SPO2 99%, rate 12, R 30x/i
Memberi oksigen sesuai
kebutuhan
Hasil :
Ventilator mode
SIMV, tidal
volume 300ml, SPO2 92%, PEEP
5, insp. Press 10 hpa, rate 12
1. Mengkaji tingkat kesadaran dengan GCS
Hasil :
GCS tersedasi,
namun klie masih beri respon dengan mengerutkan keningnya, kadang mengangkat
tangannya (E2M2V1)
2. Mengkaji pupil, ukuran, respon terhadap
cahaya, gerakan mata
Hasil :
Ukuran pupil
Miosis, tidak ada refleks terhadap cahaya
3. Mengkaji refleks kornea dan refleks gag
Hasil :
Tidak ada refleks
kornea dan refleks gag
4. Mengevaluasi keadaan motorik dan sensori
pasien
Hasil :
Motorik dan
sensorik tidak dapat dinilai karena GCS tersedasi
5. Mengobservasi TTV
Hasil :
R= 30x/i, HR=
82x/i, TD= 114/69 mmHg,
Mengobservasi TTV
Hasil :
R= 39x/i, HR= 117x/i,
TD= 78/42 mmHg, MAP= 54, urin 83cc/jam, ventilator tipe SIMV SPO2 92%,
FiO2 60%
6. Mengobservasi adanya edema periorbital
hasil :
odema pada palpebra,
kedua ekstremitas bawah
7. Mempertahankan kepala tempat tidur 30-45
derajatdengan posisi leher tidak menekuk
Hasil :
Posisi baring
klien tinggikan 45 derajat
8. Mempertahankan suhu normal
Hasil :
Melakukan kompres
dingin pada axilla dan dahi klien, S= 38,50C
9. Mempertahankan kepatenan jalan napas,
saction bila perlu, beri okigen 100% sebelummelakukan saction
Hasil :
Memberi O2
100% selam 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
10. Memonitor AGD dan PLT
Hasil :
Tidak dapat
diperiksa karena tidak ada ........
yang digunakan untuk pemeriksaan dan PLT 18 x 103/uL
11. Penatalaksanaan therapi sesuai deng
instruksi dokter
Hasil :
Morfin 10 mcg/kgBB/jam—SP
Miloz 4 mg/jam --SP
Dopamin 1 mcq/kgBB/jam --SP
1. Auskultasi bising usus, catat adanya
perubahan/hilangnya
Hasil :
Ada bising usus
namun sangat lemah
2. Berikan makanan sesuai diet dan protap
yang telah diatur
Hasil :
Memberi sonde
susu peptisol 200 kkal + ekstrak ikan gabus 1 sachet (250cc)
3. Konsul dengan petugas laboratorium cek
albumin dan Hb
Hasil :
Tidak dilakukan
pengecekan lagi albumin karana tidak ada instruksi dan Hb 11,3 gr/dl
1. Monitor ventilator terhadap peningkatan
tajam pada ukuran tekanan
Hasil :
Ventilator tipe
SIMV SPO2 92%, FiO2 60%, PEEP 5
2. Observasi tanda dan gejala barotrauma
Hasil :
Tidak ada tanda
yang menunjukan penyimpangan trakeal (bradikardi, henti jantung tanpa
intervensi medik)
3. Monitor tekanan mancet tiap 2-4 jam;
pertahankan tekanan mancet 20mmHg
Hasil :
Tahanan mancet
diatur tiap 2 jam
4. Restrain pasien untuk mencegah entubasi
sendiri
Hasil :
Posisi baring
klien kepala sedikit ditinggikan
5. Posisikan selang ventilator untuk
mencegah penarikan selang endotrakeal
Hasil :
Mengatur posisi
selang ventilator agar tetap longgar sehingga tidak menarik ETT dari trakeal
klien (pindah ukurannya). Dan posisi ETT sesuai dengan ukuran awal pemasangan
1. Mengkaji frekuensi, irama, bunyi,
kedalaman pernapasan klien
Hasil :
R=15x/i, bunyi
ronchi/gargling, irama 2:1
2. Mempertahankan kebersihan jalan napas,
suction jika perlu, beri oksigen sebelum suction.
Hasil :
Memberi O2
100% selama 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
Memberi O2
100% selama 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
3. Memberi posisi baring semifowler
Hasil :
Ekspasi otot-otot
tambahan pernapasan berkurang
4. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
Hasil :
klien mendapat O2
dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode PCV, tidal volume
420ml, SPO2 98%, rate 15, PEEP 5, Insp. Press 10 hpa
1. Mengkaji frekuensi, irama, bunyi,
kedalaman, pernapasan klien
Hasil :
R=15x/i, bunyi
ronchi/gargling, irama 2:1
2. Mempertahankan kebersihan jalan napas,
suction jika perlu, beri oksigen sebelum suction.
Hasil :
Memberi O2
100% selam 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
3. Memberi posisi baring semifowler
Hasil :
Ekspasi otot-otot
tambahan pernapasan berkurang
4. Monitor AGD
hasil :
tidak dapat
diperiksa karena tidak ada ........
yang digunakan untuk pemeriksaan
5. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
Hasil :
klien mendapat O2
dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode PCV, tidal volume
420ml, SPO2 98%, rate 12, R 15x/i
1. Mengkaji tingkat kesadaran dengan GCS
Hasil :
GCS tersedasi,
namun klien masih beri respon dengan mengerutkan keningnya, kadang mengangkat
tangannya (E2M2V1)
GCS tersedasi,
klien masih memberi respon dengan mengerutkan keningnya, klien sudah tidak
mengangkat tangannya (E2M1V1)
2. Mengkaji pupil, ukuran, respon terhadap
cahaya, gerakan mata
Hasil :
Ukuran pupil
Miosis, tidak ada refleks terhadap cahaya
3. Mengkaji refleks kornea dan refleks gag
Hasil :
Tidak ada refleks
kornea dan refleks gag
4. Mengevaluasi keadaan motorik dan sensori
pasien
Hasil :
Motorik dan
sensorik tidak dapat dinilai karena GCS tersedasi
5. Mengobservasi TTV
Hasil :
R= 15x/i, HR= 100x/i,
TD= 74/50 mmHg
Mengobservasi TTV
Hasil :
R= 15x/i, HR= 128x/i,
TD= 65/31 mmHg, MAP = 43, ventilator
tipe PCV, SPO2 98%, FiO2 60%, urine warna merah, pekat
60cc/jam
6. Mengobservasi adanya edema periorbital:
odema pada
palpebra, kedua ekstremitas bawah
7. Mempertahankan kepala tempat tidur
30-45 derajatdengan posisi leher tidak menekuk
Hasil :
Posisi
baring klien tinggikan 45 derajat
8. Mempertahankan suhu normal
Hasil :
Melakukan kompres
dingin pada axilla dan dahi klien, S= 37,80C
Mengobservasi
ulang suhu klien pada axilla dan dahi klien,
S= 37,3
9. Mempertahankan kepatenan jalan napas,
saction bila perlu, beri okigen 100% sebelummelakukan saction
Hasil :
Memberi O2
100% selam 2 menit,
Melakukan
suction, secret berkurang
10. Memonitor AGD dan PLT
Hasil :
Tidak dapat
diperiksa karena tidak ada ........ yang digunakan untuk pemeriksaan dan PLT
13 x 103/uL
11. Menganjurkan keluarga agar menyiapkan
darah trombosit untuk donor
Hasil :
Keluarga
mengatakan sedang mencari darah untuk mendonor.
12. Penatalaksanaan therapi sesuai deng
instruksi dokter
Hasil :
Morfin 10 mcg/kgBB/jam—SP
Miloz 4 mg/jam --SP
Dopamin 1 mcq/kgBB/jam --SP
1. Auskultasi bising usus, catat adanya
perubahan/hilangnya
Hasil :
Ada bising usus
namun sangat lemah
2. Berikan makanan sesuai diet dan protap
yang telah diatur
Hasil :
Memberi sonde
susu peptisol 200 kkal + ekstrak ikan gabus 1 sachet (270cc)
3. Konsul dengan petugas laboratorium cek
albumin dan Hb
Hasil :
Tidak dilakukan
pengecekan lagi albumin karana tidak ada instruksi dan Hb 11,3 gr/dl
1. Monitor ventilator terhadap peningkatan
tajam pada ukuran tekanan
Hasil :
Ventilator
tipe PCV SPO2 98%, FiO2 60%, PEEP 5
2. Observasi tanda dan gejala barotrauma
Hasil :
R= 39x/i, HR=
128x/i, TD= 65/31 mmHg,
Tidak ada tanda
yang menunjukan penyimpangan trakeal (bradikardi, henti jantung tanpa
intervensi medik)
3. Monitor tekanan mancet tiap 2-4 jam;
pertahankan tekanan mancet 20mmHg
Hasil :
Tahanan mancet
diatur tiap 2 jam
4. Restrain pasien untuk mencegah entubasi
sendiri
Hasil :
Posisi baring
klien kepala sedikit ditinggikan
5. Posisikan selang ventilator untuk
mencegah penarikan selang endotrakeal
Hasil :
Mengatur posisi
selang ventilator agar tetap longgar sehingga tidak menarik ETT dari trakeal
klien (pindah ukurannya). Dan posisi ETT sesuai dengan ukuran awal pemasangan
1. Mengkaji frekuensi, irama, bunyi,
kedalaman pernapasan klien
Hasil :
R=12x/i, bunyi
ronchi/gargling, irama 2:1
R=10x/i, bunyi
ronchi/gargling, irama 2:1
2. Memberi posisi baring semifowler
Hasil :
Ekspasi otot-otot
tambahan pernapasan berkurang
3. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
Hasil :
klien mendapat O2
dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode SIMV, tidal volume 300ml,
SPO2 97%, rate 12, PEEP 8, Insp. Press 10 hpa
1. Mengkaji frekuensi, irama, bunyi,
kedalaman, pernapasan klien
Hasil :
R=12x/i, bunyi
ronchi/gargling, irama 2:1
R=10x/i, bunyi
ronchi/gargling, irama 2:1
2. Memberi posisi baring semifowler
Hasil :
Ekspasi otot-otot
tambahan pernapasan berkurang
3. Monitor AGD
hasil :
tidak dapat
diperiksa karena tidak ada ........
yang digunakan untuk pemeriksaan
4. Memberi oksigen sesuai kebutuhan
Hasil :
klien mendapat O2
dari ventilator dan terpasang pada ETT dengan mode SMIV, tidal volume
300ml, SPO2 97%, rate 12, Respirasi 10x/i
1. Mengkaji tingkat kesadaran dengan GCS
Hasil :
GCS tersedasi, dan
klien sudah tidak memberi respon seperti hari sebelumnya (E1M1V1)
GCS tersedasi, dan
klien sudah tidak memberi respon seperti hari sebelumnya (E1M1V1)
2. Mengkaji pupil, ukuran, respon terhadap
cahaya, gerakan mata
Hasil :
Ukuran pupil
Miosis, tidak ada refleks terhadap cahaya
3. Mengkaji refleks kornea dan refleks gag
Hasil :
Tidak ada refleks
kornea dan refleks gag
4. Mengevaluasi keadaan motorik dan sensori
pasien
Hasil :
Motorik dan
sensorik tidak dapat dinilai karena GCS tersedasi
5. Mengobservasi TTV
Hasil :
R= 12x/i, HR= 99x/i,
TD= 70/47 mmHg
Mengobservasi TTV
Hasil :
R= 10x/i, HR= 114x/i,
TD= 68/35 mmHg, MAP= 46, ventilator tipe SMIV, SPO2 97%, FiO2
70%, urine warna merah, pekat 70cc/jam, adanya hematoma pada kaki kanan,
adanya bula
6. Mengobservasi adanya edema periorbital
hasil :
odema pada
palpebra, kedua ekstremitas bawah, odema anasarka
7. Mempertahankan kepala tempat tidur
30-45 derajatdengan posisi leher tidak menekuk
Hasil :
Posisi
baring klien tinggikan 45 derajat
8. Mempertahankan suhu normal
Hasil :
Melakukan kompres
dingin pada axilla dan dahi klien, S= 38 0C
Mengobservasi
ulang suhu klien pada axilla dan dahi klien,
S= 37,50C
9. Memonitor AGD dan PLT
Hasil :
Tidak dapat
diperiksa karena tidak ada ........ yang digunakan untuk pemeriksaan dan PLT 4 x 103/uL
10. Penatalaksanaan therapi sesuai deng
instruksi dokter
Hasil :
Morfin 10 mcg/kgBB/jam—SP
Miloz 4 mg/jam --SP
Dopamin 1 mcq/kgBB/jam --SP
1. Auskultasi bising usus, catat adanya
perubahan/hilangnya
Hasil :
Ada bising usus
namun sangat lemah
2. Berikan makanan sesuai diet dan protap
yang telah diatur
Hasil :
Memberi sonde
susu peptisol 200 kkal + ekstrak ikan gabus 1 sachet (250cc)
3. Konsul dengan petugas laboratorium cek
albumin dan Hb
Hasil :
Tidak dilakukan pengecekan
lagi albumin karana tidak ada instruksi dan Hb 10,3 gr/dl
1. Monitor ventilator terhadap peningkatan
tajam pada ukuran tekanan
Hasil :
Ventilator tipe SMIV
SPO2 97%, FiO2 70%, PEEP 8
2. Observasi tanda dan gejala barotrauma
Hasil :
R= 10x/i, HR= 114x/i,
TD= 68/35 mmHg. Tidak ada
tanda yang menunjukan penyimpangan trakeal (bradikardi, henti jantung tanpa
intervensi medik)
3. Monitor tekanan mancet tiap 2-4 jam;
pertahankan tekanan mancet 20mmHg
Hasil :
Tahanan mancet
diatur tiap 2 jam
4. Restrain pasien untuk mencegah entubasi
sendiri
Hasil :
Posisi baring
klien kepala sedikit ditinggikan
5. Posisikan selang ventilator untuk
mencegah penarikan selang endotrakeal
Hasil :
Mengatur posisi
selang ventilator agar tetap longgar sehingga tidak menarik ETT dari trakeal
klien (pindah ukurannya). Dan posisi ETT sesuai dengan ukuran awal pemasangan
|
Senin ,12 november ‘07
Jam 14.05 wita
S :
O:
![]() ![]()
Melakukan
suction, secret berkurang
![]() ![]()
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Senin, 12 november ‘07
Jam 14.05 wita
S :
O:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Senin, 12 november ‘07
Jam 14.35
S :
O:
![]() ![]() ![]() ![]()
R= 38x/i, HR=
117x/i, TD= 78/42 mmHg, MAP= 54, urin 83cc/jam, ventilator tipe SIMV SPO2 92%,
FiO2 60%, PEEP 5
![]() ![]() ![]()
Melakukan
suction, secret berkurang
![]()
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Senin, 12 november ‘07
Jam 14.00 wita
S :
O:
![]() ![]()
Tidak dilakukan pengecekan
lagi albumin karana tidak ada instruksi dan Hb 11,3 gr/dl
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Senin, 12 november ‘07
Jam 14.15
S : -
O:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Selasa ,13 november ‘07
Jam 14.05 wita
S :
O:
![]() ![]()
Melakukan
suction, secret berkurang
![]() ![]()
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Selasa, 13 november ‘07
Jam 14.05 wita
S :
O:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Selasa, 13 november ‘07
Jam 14.35
S :
O:
![]() ![]() ![]() ![]()
R= 15x/i, HR= 128x/i,
TD= 65/31 mmHg, MAP = 43, ventilator
tipe PVC, SPO2 98%, FiO2 60%, PEEP 5, suhu 37,30C,
urine warna merah, pekat 60cc/jam
![]() ![]() ![]()
Melakukan
suction, secret berkurang
![]()
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Selasa, 13 november ‘07
Jam 14.10 wita
S :
O:
![]() ![]()
Tidak dilakukan pengecekan
lagi albumin karana tidak ada instruksi dan Hb 11,3 gr/dl
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Selasa, 13 november ‘07
Jam 14.15
S : -
O:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Rabu, 14 november ‘07
Jam 21.05 wita
S :
O:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Rabu, 14 november ‘07
Jam 21.05 wita
S :
O:
![]() ![]() ![]() ![]()
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Rabu, 14 november ‘07
Jam 21.10 wita
S :
O:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
R= 10x/i, HR=
114x/i, TD= 68/35 mmHg, MAP= 46, S= 37,50C, ventilator tipe SMIV,
SPO2 97%, FiO2 70%, urine warna merah, pekat 70cc/jam,
adanya hematoma pada kaki kanan, adanya bula
![]() ![]() ![]()
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Rabu, 14 november ‘07
Jam 21.00 wita
S :
O:
![]() ![]()
Tidak dilakukan pengecekan
lagi albumin karana tidak ada instruksi dan Hb 10,3 gr/dl
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
Rabu, 14 november ‘07
Jam 21.15
S : -
O:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
A : masalah belum teratasi
P
: Intervensi lanjut
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar