Minggu, 12 Agustus 2012


LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTROPI PROSTAT

1.      Defenisi
             Hipertropi Prostat adalah pembesaran dari kelenjar prostat yang disebabkan oleh bertambahnya sel-sel glandular dan interstitial yang menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan gangguan aliran urine, dan kebanyakan terjadi pada umur lebih dari 50 tahun.
             Hipertropi dari kelenjar periuretral ini kemudian mendesak jaringan prostat yang asli ke penfer dan menjadi kasus.
2.      Etiologi
             Ada beberapa teori yang mengemukakan penyebab terjadinya hipertropi prostat antar lain :
1.      Teori sel Stem ( Isaacs 1984,1987 )
Berdasarkan teori ini jaringan prostat pada orang dewasa berada pada keseimbangan antara pertumbuhan sel dan sel yang mati.Keadaan ini disebut Steady State. Pada jaringan prostat terdapat sel stem yang dapat berproli serasi lebih cepat sehingga terjadi hiperplasia kelenjar penuretral.
2.      Teori Mc Neal ( 1987 )
Menurut Mc Neal pembesaran  prostat jinak dimulai dari zona transisi yang letaknya sebelah proksimal dan spinater eksternal pada kedua sisi verumen tatum di zona periuretral.
3.      Teori Di Hidro Testosteron ( DHT )
Testosteron yang diohasilkan oleh sel leyding jumlah testosteron yang dihasilkan oleh testis kira-kira 90 % dari seluruh produksi testosteron. Sedang yang 10 % dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Sebagian besar testosteron dalam keadaan terikat dengan protein dalam bentuk serum.
             Bendung hormon ( SBH ) sekitar 20 % testosteron berada dalam keadaan bebas dan testosteron bebas inilah yang memegang peranan peranan dalam proses terjadinya pembesaran prostat testosteron  bebas dapat masuk ke dalam sel prostat dengan menembus membran sel ke dalam sitoplasma sel prostat sehingga membentuk DHT heseplar kompleks yang akan mempengaruhi asam RNA yang menyebabkan terjadinya sintyesis protein sehingga dapat terjadi profilikasi sel
3.      Faktor resiko
Pada umumnya terjadi pada pria yang berusia di atas 50 tahun dan mencapai puncak pada usia 80 tahun dan jarang terjadi pada usia di bawah 40 tahun.
4.      Manifestasi klinik
Terbagi 4 grade yaitu
1.      Pada grade I  ( Congstic )
a.       Mula-mula pasien berbula-bulan atau bertahun-tahun susah kencing dan  mulai mengedan.
b.      Kalau miksi merasa puas.
c.       Urine keluar menetes dan puncuran lemah.
d.      Nuctruria.
e.       Urine keluar pada malam hari lebih dari normal.
f.       Ereksi lebih lama dari normal dan libida lebih dari normal.
g.      Pada Citoscopy kelihatan hiperemia dan orifreum urether internal lambat laun terjadi varises akhirnya bisa terjadi pendarahan (blooding). 
2.      Pada Grade 2 (residual)
a.       bila miksi terasa panas
b.      nisoria nocturi bertambah berat
c.       tidak dapat buang air kecil  ( kencing tidak puas )
d.      Bisa terjadi infeksi  karena sisa air kencing
e.       Tejadi panas tinggi dan bisa meninggal
f.       Nyeri pad daerah pinggang dan menjalar keginjal.
3.      Pada grade 3 ( retensi urine )
a.       Ischuria paradorsal
b.      Incontinential paradorsal
4.      Pada grade 4
a.       Kandung kemih penuh.
b.      Penderita merasa kesakitan.
c.       Air kencing menetes  secara periodik yang disebut overflow incontinential.
d.      Pada pemeriksaan fisik yaitu palpasi abdomen bawah untuk meraba  ada tumor kerena bendungan hebat.
e.       Dengan adanya infeksi penderita bisa meninggal  dan panas tinggi sekitar 40-41  C.
f.       Kesadaran bisa menurun.
g.      Selanjutnya penderita bisa koma 
5.      Nyeri perineum
6.      Obstruksi rektal
7.      Gangguan saraf akibat fraktur atau penekanan patalogis pada tulang belakang
5.      Diagnosa keperawatan
1.      Gangguan eliminasi retensi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik pembesaran prostat, dekompensasi otot destrusor, ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontruksi dengan adekuat ditandai frekuensi keraguan berkemih, ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih, distensi kandung kemih.
2.      Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa , ditandai  : keluhan nyeri meringis, gelisah.
3.      Resiko kekurangan kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan tubuh secara tidak normal, seperti pendarahan melalui kateter, muntah .
4.      Ansietas  berhubungan dengan perubahan status kesehatan, kemungkinan prosedur bedah di tandai : peningkatan tekanan,ketakutan, kekhawatiran.
5.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakitnya ditandai : klien sering  menanyakan tentang keadaan penyakitnya
6.      Komplikasi
1.      Pendarahan
2.      Incontinential.
3.      Batu kandung kemih
4.      Retensi urine
5.      Impotensi
6.      Epidemis.
7.      Haemoroid,hernia,prolaps,rektum akibat mengedan
8.      Infeksi saluran kencing di sebabkan karena kateteriasasi
9.      Hidronefrosis


Patofisiologi dan penyimpangan KDM

Histologik/sifat jaringan
Beligna prostat hiperplasia
Penyempitan lumen uretrra dorsal
Tekanan intravaskuler meningkat
Muskulus destrossor berkontraksi kuat
Hipertropi otot distressor
Konpensasi otot distressor menurun
Pengeluaran urine tidak sempurna/
Urine tersisa dalam buli-buli

Komplikasi mengedan                                                                        Katerisasi




Penekanan pada ujung                        distensi kandung kemih
Saraf perifer
Urine keluar menetes

Perubahan status kesehatan

Stressor bagi klien dan keluarga

Koping individu tidak efektif






7.      penatalaksanaan
a.       pembesaran prostat derajat sedang dapat tidak diterapi atau diterapi dengan obat obat yang memperkecil ukuran prostat atau melemahkan otot otot kandung kemih hal ini dapat memperbaiki aliran urine.
b.      Mungkin diperlukan tindakan bedah untuk mengangkat jaringan hiperplastik agar urine dapat lewat secara adekuat.
c.       Mungkin dapat dipasang kateter permanen pada orang yang tidak ingin atau tidak dapat dioperasi .
d.      Dianjurkan pemeriksaan rektum dengan jari setiap tahun dan pemeiksaan    antigen spesifik   prostat (prostate spesifik antigen PSA). Untuk mengidentifikasi keganasan yang dapat muncul dan sel sel hiperplastik.
8.      Asuhan keperawatan
A.    PENGKAJIAN
1.      sirkulasi – peningkatan tekanan darah (efek pembesaran ginjal)
2.      Eliminasi
        penurunan kekuatan /dorangan aliran urine
        keragu-raguan berkemih awal.
        Ketidak mampuan mengosongkan kandung kemih
        Nukturia, Disuria Dan Hematurioa
        ISK berulang, riwayat batu (stetis urine)
        Konstipasi
        Massa pada dibawah abdomen.
        Nyeri tekan kandung kemih.
        Hernia ingiunalis
3.      Makanan dan Cairan
-          Anoreksia, mual, muntah
-          Penurunan berat badan
4.      Nyeri
-          nyeri supra pubis
-          nyeri panggul,punggung bawah.
5.      kecemasan : demam
6.      seksualisasi
-          Takut incontunesia atau menetes selama hubungan seksual
-          Penurunan kontruksi ejakolansi
-          Pembesaran, nyeri tekan pada prostat.
7.      Pemeriksaan Diagnostik
-          urinalisa    sistoritgrafi
-          kultur urine           sistogram        
-          sitologi urine         sistooretrosikopi
-          BUN/kreatinin      Sistometri
-          IVP vetrasoond transickral

B.     Dianosa  keperawatan.,intervensi dan rasional
NDX 1 :
                Gangguan eliminasi retensi berhubungan dengan abstruksi mekanik,pembesaran prostat,dekonpensasi otot destrossor.
Tujuan :
-          berkemih dengan jumlah yang cukup tak teraba disertai kandung kemih.
-          Menunjukkan residu pasca berkemih kurang dari 50 ml dengan tak adanya tetesan/kelebihan aliran.
Intervensi
  1. Dorong klien untuk berkemih tiap 2 sampai 4 jam.
Rasional : meminimalkan  retensi urine berlebihan pada kandung kemih.
  1. Observasi aliran urine . Perhatikan ukuran dari kekuatan
Rasional: berguna untuk mengevaluasi obstruksi dan piulihan intervensi
  1. Awasi dan catat waktu,jumlah tiap berkemih.
Perhatikan penurunan pengeluaran urine dan perubahan berat jenis .
Rasional:  retensi urinr meningkatkan tekanan dalam saluran perkemihan bagian atas yang dapat mempengaruhi ginjal.
  1. Anjurkan untuk  minum air 3000 ml/hari
Rasional: peningkatan aliran cairan mempertahankan perfusi ginjal dan membersihkan ginjal, kandung kemih dari pertumbuhan  bakteri.
  1. lakukan kateterisasi  dan perawatan parianal
Rsaional:  menurunkan resiko infeksi asendens
  1. Kolaborasi pemberian
v  Obat anti spasmodik
v  Sipasitoria rektal
v  Antibiotik
 NDX 2
                Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, distensi kandung kemih,kolik ginjal,infeksi urinaria.
Tujuan :
-          Melaporkan nyeri hilang / terkontrol
-          Tampak rileks.
-          Mampu untuk tidur/istirahat dengan tepat
      Intervensi
1.      Kaji tingkat nyeri
Rasional:  memberi informasi dalam keefektifan intervensi
2.      Plester selang drainase pada paha dan keteter pada abdomen
Rasional: mencegah penarikan kandung kemih dan erosi pertemuan penis skrotal.
3.      Pertahankan tirah baring
Rasional: mungkin diperlukan pada awal retensi akut namun ambulasi dini dapat memperbaiki pola berkemih normal.
NDX 3
             Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan drainase kandung  kemih yang terlalu distensi secara kronik.
Tujuan :
-          mempertahankan hidrasi adekauat dibuktikan oleh tanda vitat stabil,nadi perifer teraba,pengisian kapiler baik membran mukosa lembab
Intervensi
1.      Awasi output cairan tiap jam dan catat pengeluaran urine
Rasional: Diuresis cepat dapat mengakibatkan kekurangan volume total cairan karena tidak cukupnya jumlah natrium diabsorpsi dalam tubulus ginjal.
2.      Anjurkan infek oral berdasarkan kebutuhan individu
Rasional:  hemostatis, pengurangan cadangan dan peningkatan resiko dehidrasi hipopolemik 
3.      Awasi tekanan darah dan nadi obserfasi pengisian kafiler dan membran mukosa oral.
Rasional :  deteksi dini adanya hipopolemik sistem
4.      Kolaborasi
Pemberian cairan IV ( menggantikan cairan dan natrium yang hilang untuk mencegah / memperbaiki hipopolemik.
NDX 4
                Ansietas  berhubungan dengan perubahan status kesehatan kemungkinan prosedur bedah.
Tujuan:
-     Tampak rileks
-     Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani
-     Menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi
Intervensi
  1. Bina hubungan saling percaya pada pasien atau keluarganya selalu ada di dekat pasien.
Rasional: menunjukkan perhatian dan keinginan untuk membantu
  1. Berikan  informasi tentang prosedur dan tes khusus dan apa yang akan terjadi  contoh; kateter urine berdarah
Rasional: membantu pasien maemahami tujuan dari apa yang  dilakukan dan mengurangi masalah kesehatan karena ketidaktahuan termasuk ketakutan akan kanker
  1. Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan masalah
Rasional: mendefenisikan masalah memberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan, memperjelas kesalahan konsep dan solusi  pemecahan masalah.
NDX 5
                Kurang pengetahuan  berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses pengobatan.
Tujuan:
-     menyatakan pemahaman proses penyakit.
-     Berpartisipasi dalam proses pengobatan
Intervensi
  1. kaji ulang proses penyakitb pengalaman pasien
Rasional: memberikan dasar pengetahuan di mana pasien dapat membuat pilihan informasi terapi.
  1. Dorong menyatakan rasa takut/perasaan dan perhatian.
Rasional: membantu pasien mengalami perasaan  dapat merupakan rehabilitasi vital.




                      
C.      
                                
                              
            
        
                                                                             _
                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar