ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KOMA APLIKASI NANDA, NOC, NIC
A. PENGERTIAN
Koma adalah keadaan
turunnya kesadaran yang paling berat, dimana klien tidak bereaksi lagi terhadap
rangsang nyeri. Koma terjadi apabila gangguan atau kerusakan pada pusat kesadaran
timbul pada migrain atau talamus. Pada koma masih ada reaksi dengan gerakan
pertahanan primitif, seperti reflek kornea, reflek pupil, dan menarik tungkai.
B. ETIOLOGI
1. Penyakit Intra Kranial
a. Trauma sistem syaraf pusat
1) Contusio cerebri
2) Commusio cerebri
3) Fraktur cerebri
4) Hematoma epidural
5) Hematoma subdural
6) Hematoma intracerebral
b. Gangguan peredaran darah otak
1) Stroke hemmorhagic
2) Stroke non hemmorhagic (emboli serebri, trombosis
serebri)
3) Perdarahan subarakhnoid
c. Infeksi sistem syaraf pusat
1) Meningitis
2) Abses otak
3) Virus enchepalitis
d. Tumor sistem syaraf pusat
1) Perdarahan dalam tumor serebri
2) Edema serebri sekitar tumor serebri
e. Serangan kejang kejang (epilepsi)
f. Penyakit degeneratif sistem syaraf pusat
g. Peningkatan tekanan intra kranial berbagai sebab
2. Penyakit ekstra kranial
a. Vaskuler : syok, payah jantung, hipertensi, hipotensi
b. Metabolik
Asidosis metabolik, hypoglikemia, hyperglikemia,
hypokalemia, hyperkalemia, hipoksia, hiperkarbia, coma diabetikum, dll.
c. Keracunan : alkohol, narkotika, barbiturat,
tranquilizer, dll.
d. Infeksi sistemik berat : pneumonia, typoid, dll.
e. Trauma fisik : hypothermia, elektrokoagulasi
C. PATOFISIOLOGI
Otak berfungsi baik jika
kebutuhan oksigen dan glukosa terpenuhi. Otak tidak mempunyai cadangan oksigen
sehingga apabila otak mengalami kekurangan oksigen meskipun hanya sebentar,
maka akan terjadi gangguan fungsi.
Otak juga akan terganggu
fungsinya apabila mengalami kekurangan glukosa sebagai bahan metabolisme otak.
Jika otak kekurangan glukosa < 20% dari kebutuhan, maka akan terjadi koma.
Koma dibedakan menjadi
dua (2), yaitu koma kortikal bihemisferik dan koma diensefalik.
1. Koma kortikal bihemisferik
a. Terjadi apabila ada gangguan kortek serebri secara
menyeluruh
b. Disebut juga dengan koma metabolik, yaitu koma yang
timbul karena terjadi gangguan metabolik sel neuron di korteks serebri dikedua
hemisfer.
2. Koma diensefalik
a. Terjadi apabila ada gangguan ARAS
b. Gangguan ARAS timbul oleh karena adanya proses
patologi supra tentorial dan intra tentorial.
1) Proses patologi supra tentorial
·
Merupakan
suatu proses desak ruang supra tentorial yang akhirnya menimbulkan pressure
cone yaitu inkaserasi dari unkus di insisura tentorii. Akibatnya klien mengalami paralysis nervus III dan
penurunan kesadaran (koma).
·
Terjadi
pada tumor serebri, hematoma intra kranial dan abses intra kranial
2) Proses patologi intra tentorial
·
Merupakan
proses penyumbatan lintasan liquor serebrospinal yang menimbulkan presure cone
yaitu inkaserasi (terjepitnya) tonsil serebri di foramen magnum. Akibatnya
klien mengalami penurunan kesadaran.
·
Terjadi
pada infark batang otak bagian rostal, kontusio serebri, tumor, dan
arakhnoiditis.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Tidur nyenyak sekali
2. Gerakan spontan tidak ada
3. Ditegur tidak ada respon
4. Dicubit tidak ada respon
5. Reflek pupil positif (+)
6. Tonus
flaksid
7. Reflek kornea positif (+)
E. KOMPLIKASI
1. Insufisiensi
2. Pneumonia
3. Atelektasis
4. Distensi kandung kemih
5. Stress ulcer
6. Peningkatan TIK
F. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Urine : protein, glukosa, aseton
b. Darah : Hb, AL, Hmt, AGD, Ph, elektrolit, glukosa, kadar
amonia darah, dll
c. Pungsi lumbal
2. CT scan
3. Brain scanning
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Perawatan
a. Perawatan Dasar
1) Memenuhi kebutuhan zat asam, zat makanan, dan cairan
2) Memelihara kebersihan tubuh
3) Mempertahankan miksi dan defekasi dapat berlangsung
secara teratur
4) Mencegah terjadinya infeksi skunder
5) Mencegah terjadinya decubitus
b. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan klien
dengan koma:
1) Zat asam : jaga pernafasan tetap leluasa
2) Jika ada sekret di faring, lakukan suction
3) Jika pernafasan masih belum bebas, pasan endotracheal
tube
4) Cairan, glukosa, dan elektrolit
5) Untuk mencukupi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak,
vitamin, dan elaktrolit diberikan sonde/NGT.
6) Kandung kencing
7) Jika terjadi retensi urine pasang kataterisasi.
Perhatikan sterilitas dalam pemasangan kateter, jangan sampai terjadi cistitis.
8) Rectum : BAB 2-3 hari sekali, kalau perlu dilakukan
gliserin secara rectal
9) Perawatan mata : beri/ tetesi boorwater 3% setiap pagi
10) Perawatan kulit : beri bedak setelah mandi agar tidak
timbul maserasi
H. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KOMA
1. Pengkajian
Data fokus yang perlu dikaji:
a. Riwayat kesehatan, meliputi:
1) Penyakit yang diderita sebelumnya (DM, Hipertensi,
ginjal, hepar, epilepsi, penyakit darah)
2) Keluhan sebelum jatuh koma (nyeri kepala, pusing,
kejang)
3) Terjadinya koma mendadak atau perlahan-lahan
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
2) Pemeriksaan persistem
a) Sistem persepsi dan sensori: pemeriksaan panca indera
b) Sistem persyarafan : pemeriksaan neurologi koma
Tujuan: menentukan letak proses patologi Hemicerebral/
hemisperium, ataukah di batang otak, dan etiologinya (vaskuler, neoplasma,
radang, trauma, metabolik)
Meliputi:
Ø
Status
kesadaran: nilai GCS (Glasgow Coma Scale)
Ø
Pemeriksaan
menentukan letak lesi: kortek, sub kortek, atau batang otak
Umum
·
Perhatikan
automatisasi, berarti fungsi batang otak masih baik (menelan, membasahi bibir,
menguap), maka prognosenya baik
·
Myoclonic
jerk multifokal berulang kali berarti terjadi gangguan metabolik
·
Perhatikan
letak lengan dan tungkai
-
Bila
fleksi, maka terjadi kelainan pada hemisperium, fungsi batang otak baik
-
Bila ekstensi,
maka terjadi kelainan pada batang otak
Khusus
©
Pengamatan
pola pernafasan, dapat menunjukkan letak dari proses
~ Cheyne stokes : proses di hemicerebral dan batang otak
atas
~ Kusmaul : proses di batas mesencpl dan pons
~ Apnoutic breathing : proses di pons
~ Ataxing breathing : pernafasan cepat-dangkal dan tidak
teratur, proses diformato reticule batang otak
©
Kelainan
pupil dan bola mata
Penampang pupil
Perbandingan pupil kanan dan kiri
Bentuk
Reflek
~ Defiasi conjugate
Kedua bola mata kesamping kearah
hemicerebral yang terganggu. Besar, penampang pupil dan reaksi reflek cahaya
normal, menunjukkan kerusakan di pontamen
~ Kelainan thalamus
Kedua bola mata melihat ke
hidung, dan tak dapat melihat ke atas, pupil kecil, reflek cahaya lambat.
~ Kelainan pons
Kedua bola mata di tengah, bila
dilakukan gerakan, Doll Eye M, pupil sebesar titik (pin point pupil), reflek
cahaya positif(+)
~ Kelainan di cerebellum
Kedua bola mata ditengah, pupil
lebar, bentuk normal, reflek cahaya positif(+)
~ Kelainan di nervus III
Pupil di daerah terganggu
melebar, reflek cahaya positif (+), pupil pada sisi sehat normal. Sering
terlihat pada herniasi tentorium, nervus III tertekan.
©
Reflek
chepalik dari batang otak
Batang otak mempunyai banyak
nucleas dan mempunyai reflek tertentu. Melalui reflek tersebut dapat menilai
bagian batang otak mana yang terganggu.
~ Reflek pupil (mesencpl) : reflek cahaya, reflek
konsensual, felek convergensi
Bila reflek cahaya tergangu atau
negative maka terdapat gangguan di mesencpl (bagian atas batang otak).
~ Gerakan mata boneka (occulochepalic reflek), maka
terjadi gangguan di pons
~ Occulo vestibuler reflek, terjadi gangguan di pons
(caloric test)
~ Reflek kornea, terjadi gangguan di pons
~ Occulo auditorik reflek, terjadi ganguan di MD
~ Reaksi rangsang nyeri pada supra orbita, jaringan bawah kuku
»
Gerak
abduksi : high level function, hemicerebral masih baik
»
Abduksi
dan fleksi/ ekstensi : low level function, hemicerebral masih baik
»
Hanya
melakukan fleksi di lengan dan tungkai, berarti ada gangguan di hemicerebral
»
Kedua
lengan dan tungkai posisi posisi ekstensi (DCR), maka ada gangguan di batang
otak
c) Sistem pernafasan : nilai frekuensi nafas, kualitas,
suara, bau nafas dan kepatenan jalan nafas
d) Sistem kardiovaskuler : nilai tekanan darah, nadi dan
irama, kualitas dan frekuensi
e) Sistem gastrointestinal : nilai kemampaun menelan,
peristaltik, adakah stress ulcer, eliminasi (BAB, adakah retensi alvi)
f) Sistem integumen : nilai warna, turgor, tektur kulit,
adakah luka/ lesi
g) Sistem reproduksi
h) Sistem perkemihan : nilai frekuensi BAK, volume BAK,
adakah retensio urine
c. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, termasuk adakah
kebiasaan merokok, minum alkohol, dan penggunaan obat-obatan sebelum terjadi
koma.
2) Pola aktivitas dan latihan : adakah keluhan lemas,
pusing, kelelahan dan kelemahan otot sebelum klien koma.
3) Pola nutrisi dan metabolisme : adakah keluhan mual,
muntah.
4) Pola eliminasi : BAK dan BAB
5) Pola tidur dan istirahat
6) Pola kognitif dan perceptual
7) Pola persepsi diri dan konsep diri
8) Pola toleransi dan koping stress
9) Pola seksual dan reproduksi
10)
Pola
hubungan dan peran
11)
Pola
nilai dan keyakinan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada klien dengan koma adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan fisiologis
(disfungsi neuromuskuler).
b. Kurang perawatan diri : makan, mandi, toiletting
berhubungan dengan penurunan kesadaran.
c. Perfusi jaringan serebral tak efektif berhubungan dengan
hipoksia otak.
d. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan disfungsi
neuromuskuler dan hipoventilasi.
e. Resiko aspirasi, faktor resiko: penurunan tingkat
kesadaran, penurunan fungsi otot-otot pernafasan
f. Resiko konstipasi, faktor resiko: fisiologis (penurunan
motilitas traktus gastrointestinal dan perubahan pola makan dan makanan dari
biasanya).
g. Resiko terjadi kerusakan integritas kulit, faktor resiko:
immobilisasi fisik dan perubahan sirkulasi
h. Resiko ketidakseimbangan volume cairan, faktor resiko:
penurunan fungsi ginjal akibat penurunan kesadaran/ koma
i. Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan,
faktor resiko: tak mampu memasukkan, mencerna, dan mengabsorbsi makanan karena
faktor biologi (penurunan kasadaran/ koma)
j. Resiko infeksi, faktor resiko: prosedur invasif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar