Rabu, 01 Agustus 2012

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIRSCHPRUNG


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIRSCHPRUNG

1.      DEFINISI
Hirscprung a dalah keadaan congenital dimana tidak terdapat sel-sel syaraf ganglion parasympatik pada satu segmen usus bagian distal, tgerbanyak di rectosigmoid.

2.      ETIOLOGI
Penyebab pasti belum diketahui mungkin karena herediter. Tidak adanya sel ganglion parasimpatik dari pleksus dilapisan otot dinding usus (pleksus myentericus/auerbach), sehingga terjadi hipertrofi dan distensi yang berlebihan pada kolon yang lebih proksimal.

3.      PATOLOGI
Pada penyakit ini, kolon mulai dari yang terdistal sampai pada bagian usus yang berbeda penampangnya tidak mempunyai ganglion parasimpatik intramural. Bagian kolon aganglionik itu tidak mengembang sehingga tetap sempit dan defekasi terganggu. akibat gangguan defekasi ini kolon proksimal yang normal akan melebar oleh tinja yang tertimbun, membentuk megakolon.
Kelainan ini  dibagi 2 tipe, yaitu :
  1. Hirschprung segmen pendek : mulai dari anus sampai sigmoid
  2. Hirschprung segmen panjang : melebihi sigmoid, kadang-kadang sampai usus halus.

4.      MANIFESTASI KLINIK
Tergantung dari derajat usus yang dipengaruhi
A.    Muncul sejak lahir/minggu pertama kehidupan
-         Tidak ada meconium
-         Muntah
-         Distensi abdomen
-         Konstipasi
-         Diare
-         Anoreksia
B.Pada anaka dan dewasa
-         Konstipasi
-         Distensi abdomen secar progresif
-         Dinding abdomen tipis (vena-vena terlihat)
-         Aktifitas peristaltic dapat diobservasi
-         Kegagalan pertumbuhan akibat malnutrisi

5.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.      Foto abdomen posisi tegak : tampak gambaran udara dalam usus yang menyebar
b.      Foto dengan barium enema untuk mencari letak sekum untuk membantu diagnosis malrotasi usus
c.      Pemeriksaan biopsi hisap rektum dapat digunakan untuk mencari tanda histologik yang khas, yaitu tidak adanya sel ganglion parasompatik di lapisan muskularis mukosa, dan adanya serabut saraf yang menebal.
d.     Pemeriksaan histokimia : aktivitas kolineesterase meningkat.

6.      PENATALAKSANAAN
Prinsip penanganan adalah mengatasi obstruksi, mencegah terjadinya entgrokolitis, membuang segmen agangliorik dan mengembalikan kontinuitas usus serta mengatasi defisit akibat muntah.
Untuk mengobati gejala obstipasi dan mencegah enterokolitis dapat dialkukan bilasan kolon dengan cairan garam faali. diperlukan pula persiapan operasi segera dan dapat dilakukan tindakan kolostomi sementara

PENATALAKSANAAN PERAWATAN
1.   PENGKAJIAN
§   Aktifitas/istirahat
Gejala  :
Malaise, perubahan pola istirahat/tidur terkait dengan nyeri, keterbatasan
§   Integritas Ego
Gejala :
Ansietas, takut, perasaan tidak berdaya orang tua anak
§   Eliminasi
Gejala  :
Konstipasi dapat disertai diare
Tanda  : Distensi abdomen secara progresif, dinding abdomen tipis hingga vena-vena terlihat, aktifitas peristaltic dapat diobservasi
§   Makanan/cairan
Gejala  :
 Anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan
Tanda  :
Penurunan lemak subcutan/massa otot, kelemaahan, tanda malnutrisi dan kegagalan pertumbuhan
§   Nyeri/kenyamanan
Gejala  :
Nyeri perut
Tanda  :
Ekspresi wajah meringis, merintih/menangis, prilaku distraksi, nyeri tekan pada perut/distensi
§   Penyuluhan/pembelajaran
Pertanyaan orangtua terkait dengan penyakit, perawatan dan pengobatan anak
Rencana Pemulangan :
Memerlukan bantuan/demostrasi cara irigasi dan perawatan kolostomy, kemampuan menilai timbulnya distensi abdomen dan obstruksi
.

ASUHAN KEPERAWATAN PRE OPERASI

NO
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
1
2
3
4
A
Gangguan eliminasi BAB : observasi berhubungan dengan hipertrofi dan distensi kolon proksimal
Observasi tidak terjadi dengan kriteria :
-     Klien mengatakan dapat BAB
-     Penstaltik usus normal 15-35 x li
-    Kaji pola eliminasi klien
Mengidentifikasi kebiasaan klien untuk memudahkan tindakan selanjutnya
-    Anjurkan klien minum air 1500-2000 cc/hari
Intake cairan yang adekuat dapat meningkatkan keseimbangan antara obsorbsi pada kolon dan asupan cairan, sehingga mencegah terbentuknya faeces yang keras
-    Lakukan spoeling dengan garan faali (Nacl 0,9%) tiap pagi dan sore
membantu mencegah dan mengurangi obstipasi



NO
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
1
2
3
4
B
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang kurang
Pemenuhan nutrisi dapat teratasi dengan kriteria :
-       Klien tidak mual dan muntah
-       Inkate adekuat
-       Klien tidak lemah
-       Monitor intake makanan
Asupan yang adekuat mempengaruhi proses penyembuhan
-       Pemberian kalori yang adekuat dan makanan seimbang
Asupan kalori membantu tubuh dalam mempertahankan hemotasis
-       Anjurkan klien untuk menghabiskan porsi makanannya
Intake yang cukup dapat membantu dalam memperbaiki keadaan umum klien


NO
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
1
2
3
4
C
Kecemasan berhubungan dengan koping tidak efektif
Kecemasan teratasi dengan kriteria :
-       Ekspresi wajah ceria
-       Klien dan keluarganya tidak bertanya lagi tentang penyakitnya
-       Klien dan keluarganya mempunyai harapan untuk sembuh
-       Kaji tingkat kecemasan
Memudahkan dalam tindakan selanjutnya
-       Beri kesempatan kepada klien dan keluarganya untuk mengungkapkan perasaannya
Dengan demikian klien dan keluarganya merasa lega karena bisa mengungkapkan perasaannya
-       Beri dorongan spritual / moril
Bahwa segala usaha yang dilakukan baik pengobatan dan perawatan merupakan suatu usaha tetapi ada yang lebih berkuasa untuk menyembuhkan yaitu Tuhan Yang Maha Esa


ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI

NO
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
1
2
3
4
A
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontuinitas jaringan
Klien mengungkapkan rasa nyaman nyeri berkurang / hilang dengan kriteria :
-       Klien mengeluh nyeri pada luka operasi
-       Ekspresi wajah ceria
-       TTV dalam batas normal
-       Hubungan dalam batas normal
-       Kaji dan catat lokasi, durasi dan lamanya nyeri
Mengetahui persepsi dan reaksi klien terhadap nyeri sebagai dasar yang efektif untuk intervensi selanjutnya
-       Beri posisi yang menyenangkan
Mengurangi penekanan pada otot dan mencegah spasme otot yang dapat menimbulkan nyeri
-       Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
Latihan nafas dalam secara perlahan-lahan dan teratur akan membantu relaksasi otot sehingga suplai O2 kejaringan lancar, sehingga dapat mengurangi nyeri
-       Pelaksanaan pemberian obat analgetik sesuai program
Analgetik berfungsi untuk menghambat rangsangan nyeri agar tidak dipersepsikan, sehingga nyeri berkurang / hilang.


NO
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
1
2
3
4
B
Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri luka post operasi
Pola tidur teratasi dengan kriteria :
-       Klien tidur 7-8 jam
-       Klien nampak ceria
-       Jaki pola tidur dan intirahat klien
Mengetahui gangguan istirahat / tidur klien untuk menentukan intervensi selanjutnya
-       Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
Lingkungan yang tenang dapat memberikan ketenangan untuk istirahat dan tidur
-       Anjurkan klien untuk banyak istirahat dan tidur yang cukup
Tidur yang cukup dapat memberi rasa segar pada klien dan mempercepat proses penyembuhan


NO
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
1
2
3
4
C
Gangguan rasa nyaman panas berhubungan dengan proses peradangan
Rasa nyaman terpenuhi berhubungan dengan peradangan :
-       Suhu tubuh  teraba normal
-       TTV dalam batas normal
-       Observasi TTV tiap ± 8 jam
Vital sign dapat berubah karena adanya proses infeksi dan sebagai pedoman untuk menentukan intervensi selanjutnya
-       Beri kompres dingin di dahi, ketiak dan lipatan paha
Pada kepala terdapat nipotalamus sebagai pusat termulegulator, sedangkan pada ketiak dan lipatan paha terdapat pembuluh darah besar
-       Anjurkan minum yang banyak 1500-2000  cc / hari
Untuk mengganti cairan yang hilang lewat penguapan / evorasi
-       Panataklasanaan pemberian obat antiperistik sesuai program
Antipiretik berfungsi untuk merangsona pusat termoregulator dihipotalamus sehingga tidak mempersepsikan panas


NO
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
1
2
3
4
D
Penurunan kemampuan rawat diri berhubungan dengan keterbatasan aktivitas
Klien menunjukkan terpenuhinya kebutuhan rawat diri dengan kriteria :
-       Klien nampak segar
-       Dapat berpakaian sendiri
-       Kaji kemampuan pasien dalam ADL-nya
Mengetahui bantuan yang dibutuhkan klien untuk memenuhi ADL-nya
-       Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan mandi dan berpakaian
Memungkinkan terpenuhinya kebutuhan mandi dan berpakaian agar klien dapat memberikan rasa segar dan nyaman
-       Lakukan aktivitas ROM exercise
Untuk melatih seluruh pergerakan otot dan mencegah terjadinya atropi otot
-       Anjurkan klien untuk latihan duduk dan jalan
Untuk melatih pergerakan otot dan klien tidak merasa jenuh berada di tempat tidur
-       Anjurkan keluarga klien untuk membantu perawatan diri klien
Membantu memenuhi kebutuhan klien


NO
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
1
2
3
4
E
Kecemasan berhubungan dengan koping tidak efektif
Kecemasan teratasi dengan kriteria :
-       Ekspresi wajah ceria
-       Klien dan keluarganya tidak bertanya lagi tentang penyakitnya
-       Klien / keluarganya mempunyai harapan untuk sembuh
-       Kaji tingkat kecemasan
Memudahkan dalam tindakan selanjutnya
-       Beri kesempatan klien / keluarganya untuk mengungkapkan perasannya
Klien dan keluarganya dapat merasa lega akarena bisa mengungkapkan perasaannya
-       Beri dorongan spritual / moril
Agar klien dapat lebih berserah diri pada Tuhan Yang Maha Easa


NO
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
1
2
3
4
F
Gangguan Integritas kulit berhubungan dengan tirah boring yang lama
Gangguan integritas kulit tidak terjadi dengan kriteria :
-       Tidak terjadi iritasi
-       Kelembaban kulit normal
-       Inspeksi terhadap perubahan warna, turgor dan vaskuler
Menandakan area sirkulasi buruk, kerusakan yang dapat menimbulkan decubitus
-       Jaga kebersihan kulit dan tetap kering
Kulit yang kurang bersih dapat menjadi tempat bertumbuhnya mikro organisme sehingga dapat menimbulkan rasa gatal dan iritasi
-       Ubah posisi klien setiap 3 jam
Menurunkan tekanan pada salah satu bagian / jaringan yang dapat menimbulkan perfusi yang buruk
-       Anjurkan menggunakan pakaian katun longgar
Mencegah iritasi dermal dan meningkatkan exporasi lembab pada kulit


NO
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
1
2
3
4
G
Resiko infeksi berhubungan dengan invasif terhadap luka post operasi
Infeksi tidak terjadi dengan kriteria :
-       Luka kering
-       Tidak ada tanda-tanda infeksi (dollor, kalor, tumor, rubor, fungsiolesa)
-       Kaji tanda-tanda infeksi
Membantu dalam penentuan intervensi selanjutnya
-       Melakukan tekhnik septik dalam merawat luka
Mencegah terjadinya kontaminasi kuman organisme penyebab infeksi baik melalui alat ataupun tangan petugas
-       Penatalaksanaan pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik sesuai dengan pengobatan dapat menghambat dan membunuh kuman dan membantu proses penyembuhan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar