A.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
SEKSIO SESARIA
1.
PENGKAJIAN
Data dasar yang perlu dikaji pada klien dengan post
section sesaria adalah:
a.
Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira
600-800 cc
b.
Integritas Ego
Dapat menunjukkka liabilitas emosional, dari kebenbiran
sampai ketakutan , marah dan menarik diri
Klien/pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah
terima peran dalam pengalaman kelahiran. Mungkin mengekspresikan ketidakmampuan
untuk menghadapi situasi baru.
c.
Eliminasi :
Kateter urinarius indwelling mungkin terpasang : urin
jernih pucat. Bising usus tidak ada, samar atau kurang jelas
d.
Makanan/Cairan
Abdomen lunak dan tidak ada distensi pada awal
e.
Neurosensori
Kerusakan gerakan dan senasi dibawah tingkat anatesi
spinal epidural
f.
Nyeri/Ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber
misalnya trauma bedah, nyeri penyerta distensi kandung kemih dan efek anastesi
g.
Pernapasan
Bunyi paru jelas dan vesikuler
h.
Keamanan
Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda atau kering dan utuh .
jalur parenteral bila digunakan paten dan sisi bebas eritema, bengkak dan nyeri
tekan
i.
Seksualitas
Fundus uteri kontraksi kuat dan terletak di umbilicus,
aliran lochia sedang dan bebas bekuan berlebihan/banyak
j.
Penyuluhan/Pembelajaran
Kelahiran sesaria dapat atau mungkin tidak direncanakan,
mempengaruhi kesiapan dan pemahaman klien terhadap prosedur
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG LAZIM
MUNCUL
a. Perubahan proses keluarga
berhubungan dengan perkembangan transisi/penambahan anggota keluarga, krisis
situasi :
Tujuan :
1)
Mengendong bayi bila kondisi
ibu dan bayi memungkinkan
2)
Mendemonstrasikan perilaku
kedekatan dan ikatan yang rapat
3)
Mulai secara aktif mengikuti
petugas perawatan bayi baru lahir dengan tepat
Intervensi :
a)
Anjurkan klien untuk
mengendong, menyentuh dan memeriksa bayi, tergantung pada kondisi klien dan
bayi baru lahir. Bantu sesuai kebutuhan
Rasional : Jam pertama setelah
melahirkan kesempatan unik untuk ikatan keluarga, terjadi karena ibu dan bayi
secara emosional menerima isyarat satu sama lainnya yang memulai kedekatan dan
proses pengalaman
b)
Observasi dan catat interaksi
keluarga-bayi perhatikan perilaku yang dianggap menandakan ikatan dan kedekatan
dalam budaya tertentu
Rasional : Pada Kontak pertama dengan bayi ibu menunjukkan pola progresif
dari perilaku dengan cara menggunakan ujung jari pada awalnya untuk menggali
ekstremitas bayi dan berlanjut pada pengunaan telapak tangan sebelum mendekap
bayi dengan seluruh tangan dan telapak tangan
c)
Perhatikan pengungkapan
menunjukkan kekecewaan atau minat dan kedekatan
Rasional : Kedatangan anggota keluarga baru menciptakan periode sementara
dari disekuilibrium memerlukan penyatuan anak baru kedalam keluarga yang ada
d)
Berikan kesempatan kepada orang
tua untuk mengungkapkan perasaan yang negatif tentang diri mereka dan bayi
Rasional : Konflik tidak teratasi selama proses pengenalan awal orang tua
bayi dapat mempunyai efek negatif jangka panjang pada masa hubungan antara
orang tua dan bayi
e)
Anjurkan dan bantu dalam
menyusui tergantung pada pilihan klien dan keyakinan/praktek budaya
Rasional : Kontak awal mempunyai efek positip pada durasi menyusui, kontak
kulit dengan kulit dan mulainya tugas-tugas ibu meningkatkan ikatan
f)
Sambut keluarga dan sibling
untuk kunjungan singkat dan segera bila kondisi ibu/bayi baru lahir memungkinkan.
Rasional : Meningkatkan kesatuan keluarga dan membantu sibling memulai
proses adaptasi positip terhadap peran baru dan memasukkan anggota baru kedalam
struktur keluarga,
g)
Berikan informasi sesuai
kebutuhan tentang keamanan dan kondisi bayi. Dukung pasangan sesuai kebutuhan.
Rasional : Membantu pasangan untuk memproses dan mengevaluasi informasi yang
diberikan khususnya bila periode pengenalan awal lambat
h)
Jawab pertanyaan klien sesuai
dengan protokol perawatan selama periode pasca kelahiran awal
Rasional : Informasi menghilangkan ansietas yang dapat mengganggu ikatan
atau mengakibatkan absorbsi diri daripada perhatian terhadap bayi baru lahir
b. Nyeri/ ketidaknyaman
berhubungan dengan trauma pembedahan efek anastesi efek hormonal
distensinkandung kemih/abdomen
Tujuan :
1)
Mengidentifikasi dan
menggunakan intervensi untuk mengatasi nyeri/ketidaknyamanan dengan tepat
2)
Mengungkapkan berkurangya nyeri
3)
Tampak rileks mampu tidur
istirahat dengan tenang
Intervensi :
a)
Tentukan karakteristik dan
lokasi tidaknyamanan. Perhatikan isyarat verbal dan non verbal seperti
meringis, kaku, dan gerakan melindungi atau terbatas
Rasional : Klien mungkin tidak secara
verbal melaporkan nyeri dan ketidaknyamanan secara langsung. Membedakan
karakteristik khusus dari nyeri dan membentu membedakan nyeri pasca operasi
dari terjadinya komplikasi
b)
Evaluasi tekanan darah dan
nadi, perhatikan perubahan perubahan perilaku.
Rasional : Nyeri dapat menyebabkan gelisah serta tekanan darah dan nadi
meningkat.
c)
Ubah posisi klien, kurangi
rangsangan yang berbahaya, dan berikan gosokan punggung. Anjurkan penggunaan
teknik pernapasan, relaksasi dan distraksi.
Rasional : Merilekskan otot dan mengalihkan perhatian dari sensari nyeri.
d)
Anjurkan ambulasi dini,
Anjurkan menghindari makanan atau cairan pembentuk gas.
Rasional : Menurunkan pembentukan gas dan meningkatkan peristaltic untuk
menghilangkan ketidaknyamanan karena akumulasi gas.
e)
Anjurkan penggunaan posisi
rekumben lateral kiri
Rasional : Memungkinkan gas meningkat dari kolon desenden ke sigmoid,
memudahkan pengeluaran
f)
Palpasi kandung kemih,
perhatikan adanya rasa perih.
Rasional : Kembalikan fungsi kandung kemih normal memerlukan 4 – 7 hari dan
overdistensi kandung kemih, menciptakan perasaan dorongan dan ketidaknyamanan.
g)
Inspeksi jaringan payudara dan
puting, kaji terhadap adanya pembesaran dan /atau puting pecah
Rasional : Pembesaran payudara, nyeri tekanan puting, atau adanya pecah
pecah pada puting (bila klien menyusukan) dapat terjadi 2 – 3 hari pascapartum
dan memerlukan intervensi segera untuk memudakan kontinuitas menyusui dan
mencegah komplikasi lebih serius.
h)
Berikan informasi untuk pasien
menyusui tentang peningkatan frekuensi pemberian makanan, memberikan kompres
panas pada payudara sebelum menyusui, posisi yang tepat dari bayi dan mengeluarkan
ASI secara manual.
Rasional : Tindakan ini dapat membantu laktasi Klien, merangsang aliran ASI
dan menghilangkan statis dan penegangan. Bantal membantu menyokong bayi dan
melindingi insisi dalam posisi duduk atau miring.
i)
Anjurkan Klien memulai memberi
ASI dari puting yang tidak nyeri tekan selama beberapa kali pemberian ASI
secara berkala bila hanya satu puting luka atau pecah.
Rasional : Respon menghisap pertama kuat dan mengkin nyeri. Mulai memberikan
ASI dengan payudara yang tidak sakit dan kemudian dilanjutkan pada payudara
yang sakit mungkin mengurangi nyeri dan meningkatkan penyembuhan.
j)
Kolaborasi pemberian analgetik
setiap 3 – 4 jam, berlanjut dari rute IV/ intramuskuler sampai ke rute oral.
Berikan obat pada klien yang menyusui48 – 60 menit sebelum menyusui.
Rasional : Meningkatkan kenyamanan dan memperbaikai status psikologis dan
meningkatkan mobilitas. Penggunaan obat yang bijaksana memungkinkan ibu yang
menyusui menikmati dalam memberikan ASI tanpa efek efek samping pada bayi.
c. Ansietas berhubungan dengan
krisis situasi, ancaman pada konsep diri, kebutuhan tidak terpenuhi.
Tujuan :
1)
Mengumgkapkan kesadaran akan perasaan ansietas
2)
Mengidentifikasi cara untuk
menurunkan atau meningkatkan ansietas.
3)
Melaporkan bahwa ansietas sudah
menurun ke tingkat yang dapat diatasi.
4)
Kelihatan rileks, dapat
tidur/istirahat dengan benar.
Intervensi :
a)
Dorong keberadaan/partisipasi
dari pasangan
Rasional : Memberikan dukungan
emosional, dapat mendorong pengungkapan masalah
b)
Tentukan tingkat ansietas klien
dan sumber dari masalah
Rasional : Kelahiran sesaria mungkin di
pandang sebagai suatu kegagalan dalam hidup oleh klien/pasangan dan hal
tersebut dapat memiliki dampak negatif dalam proses ikatan/menjadi orang tua.
c)
Bantu klien/pasangan dalam
mengidentifikasi mekanisme koping yang lazim dan perkembangan strategi koping baru jika dibutuhkan.
Rasional : Membantu memfasilitasi
adaptasi positif terhadap peran baru,mengurangi perasaan ansietas
d)
Berikan Informasi yang akurat
tentang keadaan klien/bayi
Rasional : Khayalan yang di sebabkan
kurangnya informasi atau kesalahpahaman dapat meningkatkan ansietas.
e)
Mulai kontak antara
klien/pasangan dengan bayi sesegera mungkin.
Rasional : Mengurangi ansietasyang mungkin berhubungan dengan penanganan
bayi, takut terhadap sesutu yang tidak di ketahui,dan/atau menganggap hak buruk
berkenaan dengan keadaan bayi.
d. Harga diri rendah
berhubungan dengan merasa gagal dalam peristiwa kehidupan.
Tujuan :
1)
Mendiskusi masalah sehubungan
dengan peran dan persepsi terhadap pengalaman kelahiran dari Klien/pasangan.
2)
Mengungkapkan pemahaman
mengenai faktor individu yang dapat mencetus situasi saat ini.
3)
Mengespresikan harapan hidup
yang positif
Intervensi :
a)
Tentukan respon emosional
klien/ pasangan terhadap kelahiran sesarea
Rasional : Kedua anggota pasangan
mungkin mengalami reaksi emosi negatif terhadap kelahiran sesaria, di mana
klien merasa adekuat dan telah gagal sebagai wanita.
b)
Tinjau ulang partisipasi
klien/pasangan dan peran dalam pengalamaman kelahiran.
Rasional : Respon berduka dapat
berkurang bila ibu dan ayah mampu saling berbagi akan pengalaman akan
kelahiran.
c)
Tekanan kemiripan antara
kelahiran sesarea dan vagina.
Rasional ; Klien dapat mengubah
persepsinya tentang pengalaman kelahiran sesarea sebagaimana persepsi tentang
pengalaman kelahiran sesarea sebagaimana
persepsinya tentang kesehatannya atau
penyakitnya berdasarkan pada sikap professional.
d)
Rujuk klien/pasangan untuk
konseling profesional bila reaksi maladaktif
Rasional ; Klien yang tidak mampu
mengatasi rasa berduka atau perasaan negatif memerlukan bantuan professional
lebih lanjut.
e. Resiko tinggi terhadap
cedera berhubungan dengan fungsi biokimia atau regulasi efek efek anastesia,
trauma jaringan
Tujuan :
1)
Mendemonstrasikan perilaku
untuk menurunkan faktor-faktor risiko dan/atau perlindungan diri.
2)
Bebas dari komplikasi
Intervensi :
a)
Tinjauan ulang catatan prenatal
dan intrapranatal terhadap factor- faktor yang mendisposisikan klien pada
komplikasi.
Rasional : Adanya faktor faktor risiko seperti kelelahan miometrial,
distensi uterus berlebihan, stimulasi oksitosin lambat, atau tromboflebitis
prenatal memungkinkan klien lebih rentan terhadap komplikasi pasca operasi.
b)
Pantau tekanan darah, nadi dan
suhu. Catat kulit dingin, basah, nadi lemah dan halus,perubahan perilaku,
perlambatan pengisian kapiler, atau sianosis
Rasional : Tekanan darah yang tinggi
dapat menandakan terjadinya atau berlanjutnya hipertensi. Hipotensi dan
takikardia dapat menunjukan dehidrasi dan hipovolemia tetapi mungkin tidak
terjadi sampai volume darah sirkulasi telah menurun sampai 35 % - 50 % pireksia
dapat menandakan infeksi.
c)
Inspeksi balutan terhadap
pendarahan berlebihan.
Rasional : Luka bedah dengan drain dapat
membasahi balutan, namun rembesan biasanya tidak terlihat dan dapat menunukan
terjadinya komplikasi.
d)
Perhatikan kateter dan jumlah
aliran lochia serta konsistensi fundus.
Rasional : Aliran lochia seharusnya
tidak banyak atau mengandung bekuan. Fundus harus tetap berkontraksi dengan
kuat pada umbilicus. Tonjolan uterus mengakibatkan peningkatan aliran dan
kehilangan darah
e)
Anjurkan latihan
kaki/pergelangan kaki dan ambulasi dini.
Rasional : Peningkatan aliran balik
vena, mencegah ataxia/ penumpukan pada ekstermitas bawah, menurunkan risiko
flebitis.
f)
Inspeksi insisi secara teratur,
perhatikan tanda pelambatan atau perubahan penyembuhan.
Rasional : Perengangan berlebihan pada insisi pelambatan penyembuhan dapat
menyebabkan klien cenderung terhadap pemisahan jaringan dan kemungkinan
hemoragi.
g)
Gantikan kehilangan cairan
secara intravena, sesuai program.
Rasional : Rata rata kehilangan darah biasanya 600 – 800 ml, tetapi edema
fisiologis prenatal, meningkatkan kebutuhan terhadap penggantian volume cairan
besar.
h)
Pantau Hb/Ht Pasca Operasi,
bandingkan dengan kadar pra operasi.
Rasional : Klien dengan Ht 33% atau lebih besar dan peningkatan plasma
berkenaan dengan kehamilan dapat mentoleransi kehilangan darah actual sampai
1500 ml tanpa kesulitan.
i)
Tingkatkan infus oksitosin bila
uterus relaksasi dan/atau lochia berat.
Rasional : Merangsang kontraktilitas
miometrial dan menurunkan kehilangan darah.
f.
Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma
jaringan/kulit rusak, penurunan Hb, Prosedur invasive, pecah ketuban lama,
malnutrisi
Tujuan :
3)
Mendemonstrasikan teknik teknik
untuk menurunkan risiko risiko dan/atau meningkatkan penyembuhan.
4)
Menunjukan luka bebas dari
drainase purulen dengan tanda awal penyembuhan.
5)
Bebas dari infeksi, tidak
demam, tidak ada bunyi nafas adventius,dan urine jernih kuning pucat.
Intervensi :
a)
Anjurkan dan gunakan teknik
mencuci tangan dengan cermat dan pembuangan pengulas kotoran, pembalut
perineal, dan linen terkontaminasi dengan tepat.
Rasional : Membantu mencegah atau
membatasi penyebaran infeksi
b)
Kaji status nutrisi klien,
perhatikan berat badan sebelum hamil dan penambahan berat badan prenatal.
Rasional : Klien yang berat badannya 20
% dibawah berat badan normal lebih rentan terhadap infeksi pasca partum dan
memerlukan diet khusus
c)
Inspeksi balutan abdominal
terhadap eksudat atau rembesan. Lepaskan balutan sesuai indikasi
Rasional : Balutan steril menutupi luka
pada 24 jam pertama kelahiran sesaria membantu melindungi luka dari cedera dan
kontaminasi
d)
Kaji suhu, nadi dan jumlah sel
darah putih.
Rasional : Demam setelah pasca operasi
hari ke-3 , leukositosis dan tachicardi menunjukkan infeksi. Peningkatan suhu
tubuh sampai 38oC dalam 24 jam pertama sangt mengindikasikan
inefeksi
e)
Kaji lokasi dan kontraktilitas
uterus, perhatikan perubahan involusi atau adanya nyeri tekan udara yang
ekstrem.
Rasional : Perlambatan involusi
meningkatkan risiko endometritis. Perkembangan nyeri tekan ekstrim menandakan
kemungkinan jaringan plasenta tertahan atau infeksi
f)
Perhatikan jumlah dan bau rabas
lochia atau perubahan pada kemajuan normal dari rubra menjadi serosa.
Rasional : Secara normal lochia berbau
amis namun pada endometritis rabas mungkin purulen dan berbau busuk dan dapat
gagal menunjukkkan kemajuan normal dan lochia rubra menjadi serosa sampai alba
g)
Kaji klien dalam pembebatan
insisi selama latihan paru.
Rasional : membantu mencegah peregangan insisi dan menurunkan kemungkinan
dehidens luka
h)
Evaluasi kondisi puting,
perhatikan adanya pecah pecah, kemerahan, atau nyeri tekan.
Rasional : Terjadinya fisura/pecah-pecah puting
kemerahan dan nyeri tekan
i)
Kolaborasi pemberian oksitosin
atau preparat ergot.
Rasional :Mempertahankan kontraktilitas
miometrial sehingga mencegah penyebaran bakteri melalui dinding uterus.
j)
Dapatkan kultur darah, vagina,
dan urine bila infeksi di curigai.
Rasional : Bakteremia lebih sering
terjadi pada klien yang mengalami pecah ketuban salama 6 jam atau lebih dari
pada klien yang ketubannya tetap utuh sebelum kelahiran sesarea
k)
Kolaborasi pemberian antibiotik
khusus untuk proses infeksi yang teridentifikasi.
Rasional : Perlu untuk mematikan
organisme.
g. Konstipasi berhubungan
dengan penurunan tonus otot.
Tujuan :
1)
Mendemonstrasikan kembalinya
motilitas usus, di buktikan oleh bising usus dan keluarnya flatus.
2)
Mendapatkan kembali pola
eliminasi biasanya/optimal dalam 4 hari pascapartum.
Intervensi :
a)
Auskultasi terhadap adanya
biding usus pada keempat kuadrat setiap 4 jam setelah kelahiran sesarea.
Rasional : Menentukan kesiapan terhadap pemberian makan oral dan kemungkinan
terjadinya komplikasi
b)
Palpasi abdomen, perhatikan
distensi atau ketidaknyamanan.
Rasional : Menandakan pembentukan gas dan akumulasi atau kemungkinan ileus
paralitik
c)
Anjurkan cairan oral yang
adekuat (6 – 8 gelas/hari) bila masukan
oral sudah mulai kembali. Anjurkan peningkatan diet makanan kasar, buah-buahan
serta sayuran
Rasional : Makanan kasar dan meningkatkan cairan yang menghasilkan boelk
merangsang eliminasi, mencegah konstipasi
d)
Anjurkan latihan kaki dan
pengencang abdominal, tingkatkan ambulasi dini.
Rasional : Latihan kaki mengencangkan otot-otot abdomen dan memperbaiki
motilitas abdomen. Ambulasi progresif setelah 24 jam meningkatkan peristaltic
dan pengeluaran gas, menghilangkan atau mencegah nyeri karena gas
e)
Berikan analgesic 30 menit sebelum ambulasi.
Rasional : Memudahkan kemampuan untuk ambulasi
f)
Berikan pelunak feces ringan.
Rasional : Melunakkan feces merangsang peristaltik dan membantu
mengembalikan fungsi usus
g)
Masukan atau pertahankan selang
nasogastrik sesuai indikasi.
Rasional : Mungkin perlu untuk
mendekompresi lambung dan menghilangkan distensi berkenaan dengan ileus
paralitik
h. Kurang Pengetahuan mengenai
perubahan fisiologis, periode pemulihan, perawatan diri, dan kebutuhan
perawatan bayi berhubungan dengan kesalahan interpretasi, tidak mengenal sumber
sumber.
Tujuan :
1)
Mengungkapkan pemahaman tentang
perubahan fisiologis, kebutuhan–kebutuhan individu, hasil yang di harapkan.
2)
Melakukan aktivitas
aktivitas/presedur yang perlu dengan benar dan penjelasan alasan untuk
tindakan.
Intervensi :
a)
Kaji kesiapan dan motivasi
klien untuk belajar. Bantu klien/pasangan dalam mengidentifikasi kebutuhan
kebutuhan.
Rasional : Periode pasca partum dapat menjadi pengalam positip bila
kesempatan penyuluhan diberikan untuk membantu pengembangan pertumbuhan ibui,
malnutrisi dan kompetensi
b)
Kaji keadaan fisik klien.
Rencanakan sesuai kelompok atau individu setelah pemberian obat obatan atau
bila klien merasa nyaman dan istirahat.
Rasional : Memungkinkan klien berkonsentrasi lebih penuh dan menerima
penyuluhan
c)
Perhatikan status psikologi dan
respon terhadap kelahiran sesarea serta peran menjadi ibu.
Rasional : Ansietas yang berhubungan dengan kemampuan untuk merawat diri
sendiri dan anaknya, kekecewaan pada pengalaman kelahiran mempunyai dampak
negatif pada kemampuan belajar dan kesiapan klien
d)
Tinjau ulang kebutuhan
kebutuhan perawatan diri. Anjurkan partisipasi dalam perawatan diri bila klien
mampu.
Rasional : Memudahkan otonomi. Membantu mencehag infeksi dan meningkatkan
pemulihan
e)
Diskusikan program latihan yang tepat, sesuai ketentuan.
Rasional : Program latihan progresif biasanya dapat dimulai bila
ketidanyamanan abdomen telah berkurang
f)
Identifikasi tanda/gejala yang
memerlukan perhatian dari pemberi layanan kesehatan.
Rasional : Evaluasi segera mengintervensi dapat mencegah/ membatasi
perkembangan komplikasi
g)
Demontrasikan teknik-teknik
perawatan bayi. Observasi demonstrasi ulang oleh klien/pasangan.
Rasional : Membantu orang tua dalam penguasaan tugas-tugas baru
h)
Diskusikan memulai koitus
seksual lagi dan rencana rencana kontrasepsi. Berikan informan tentang metode
metode yang tersedia, termasuk keuntungan dan kerugian.
Rasional : Hubungan dapat dilakukan kembali sesegera mungkin saat klien
mulai merasa nyaman dan pemulihan telah mengalami kemajuan
i)
Berikan atau kuatkan informasi
yang berhubungan dengan pemeriksaan pasca partum lanjutan.
Rasional : Evaluasi pasca partum untuk
klien yang telah menjalani kelahiran sesaria mungkin dijadwalkan minggu ketiga
dari pada minggu keenam karena peningkatan berisiko infeksi dan perlambatan
pemulihan
i.
Perubahan eliminasi buang air kecil; retensi urin berhubungan dengan
trauma/diversi mekanis,efek efek hormonal, efek efek anastesia.
Tujuan :
1)
Mendapatkan pola berkemih yang
biasa/optimal setelah pengangkatan kateter.
2)
Mengosongkan kandung kemih pada
setiap berkemih.
Intervensi :
a)
Perhatikan dan catat jumlah,
warna, dan konsentrasi drainase urine.
Rasional : Oliguria mungkin disebabkan oleh kelebihan kehilalangan cairan,
ketidakada kekuatan penggantian cairan atau efek anti diuretik dari infus
oksitosin
b)
Berikan cairan per oral (6 –
8gelas/hari)
Rasional : Cairan meningkatkan hidrasi dan fungsi ginjal, dan membantu
mencegah statis kandung kemih
c)
Palpasi kandung kemih, Pantau
tinggi fundus uteri, lokasi dan jumlah aliran lochia.
Rasional : Distensi kandung kemih dapat dikaji dengan derajat perubahan
posisi uterus, menyebabkan peningkatan relaksasi uterus dan aliran lochia
d)
Perhatikan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih setelah pengangkatan kateter.
Rasional : Adanya kateter indwelling mempredisposisikan klien pada masuknya
bakteri dan infeksi saluran kemih
e)
Instruksikan klien untuk
melakukan latihan kegel setiap hari setelah efek efek anestesi berkurang.
Rasional : Melakukan latihan kegel 100 x perhari meningkatkan sirkulasi
perineum, membantu memulihkan dan menyembuhkan tonus otot pubokoksigeal dan
mencegah atau menurunkan stress inkontinensia
f)
Pertahankan infus intravena
selama 24 jam setelah pembedahan, sesuai indikasi, Tingkatkan jumlah cairan
infus bila haluaran 30 ml/jam atau kurang.
Rasional : Biasanya 3 liter cairan yang meliputi larutan ringer lactate
adekuat untuk menghentikan kehilangan dan mempertahan kan aliran ginjal/ keluaran urin
g)
Lepaskan kateter per
protokol/sesuai indikasi.
Rasional : Secara umum kateter, mungkin
aman dilepaskan antara 6 – 12 jam pasca partum tetapi sebaliknya tidak
dilepaskan sampai pagi hari setelah pembedahan
j.
Kurang perawatan diri berhubungan dengan efek-efek anesthesia,
penurunan kekuatan dan ketahanan, ketidaknyamanan fisik.
Tujuan :
1)
Mendemonstrasikan teknik-teknik
untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan perawatan diri.
2)
Mengidentifikasi/menggunakan
sumber sumber yang tersedia.
Intervensi :
a)
Pastikan berat/durasi
ketidaknyamanan. Perhatikan adanya perilaku sakit kepala pasca spinal
Rasional : Nyeri berat mempengaruhi respon emosi dan perilaku sehingga klien
mungkin tidak mampu berfokus pada aktifitas perawatan diri sampai kebutuhan
fisiknya terhadap kenyamanan terpenuhi.
b)
Kaji status psikologis klien.
Rasional : Pengalaman fisik nyeri mungkin disertai dengan nyeri mental yang
mempengaruhi keinginan klien dan motivasi untuk mendapatkan otonomi.
c)
Ubah posisi klien setiap 1 – 2
jam, bantu dalam latihan paru, ambulasi, dan latihan kaki.
Rasional : Bantu mencegah komplikasi bedah seperti flebitis atau pneumonia,
yang dapat terjadi bila tingkat ketidaknyamanan mempengaruhi
pengubahan/aktivitas normal klien
d)
Berikan bantuan sesuai
kebutuhan dengan higiene
Rasional : Memperbaiki harga diri, meningkatkan perasaan kesejahteraan.
e)
Berikan agen analgetik setiap 3
– 4 jam, sesuai kebutuhan.
Rasional : Menurunkan ketidaknyamanan, yang dapat mem-pengaruhi kemampuan untuk melaksanakan
perawatan diri.
3.
|
|
selamat sore, saya mau masukin askepnya ke makalah saya
BalasHapusboleh tau ini referensi dari mana?