Kamis, 02 Agustus 2012

ASUHAN KEPERAWATAN SEKSIO SESARIA


A.    KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN SEKSIO SESARIA
1.      PENGKAJIAN
Data dasar yang perlu dikaji pada klien dengan post section sesaria adalah:
a.       Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 cc
b.      Integritas Ego
Dapat menunjukkka liabilitas emosional, dari kebenbiran sampai ketakutan , marah dan menarik diri
Klien/pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman kelahiran. Mungkin mengekspresikan ketidakmampuan untuk menghadapi situasi baru.
c.       Eliminasi :
Kateter urinarius indwelling mungkin terpasang : urin jernih pucat. Bising usus tidak ada, samar atau kurang jelas
d.      Makanan/Cairan
Abdomen lunak dan tidak ada distensi pada awal
e.       Neurosensori
Kerusakan gerakan dan senasi dibawah tingkat anatesi spinal epidural
f.       Nyeri/Ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya trauma bedah, nyeri penyerta distensi kandung kemih dan efek anastesi
g.      Pernapasan
Bunyi paru jelas dan vesikuler
h.      Keamanan
Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda atau kering dan utuh . jalur parenteral bila digunakan paten dan sisi bebas eritema, bengkak dan nyeri tekan
i.        Seksualitas
Fundus uteri kontraksi kuat dan terletak di umbilicus, aliran lochia sedang dan bebas bekuan berlebihan/banyak
j.        Penyuluhan/Pembelajaran
Kelahiran sesaria dapat atau mungkin tidak direncanakan, mempengaruhi kesiapan dan pemahaman klien terhadap prosedur

2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG LAZIM MUNCUL
a.      Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perkembangan transisi/penambahan anggota keluarga, krisis situasi :
Tujuan :
1)      Mengendong bayi bila kondisi ibu dan bayi memungkinkan
2)      Mendemonstrasikan perilaku kedekatan dan ikatan yang rapat
3)      Mulai secara aktif mengikuti petugas perawatan bayi baru lahir dengan tepat
Intervensi :
                                          a)      Anjurkan klien untuk mengendong, menyentuh dan memeriksa bayi, tergantung pada kondisi klien dan bayi baru lahir. Bantu sesuai kebutuhan
Rasional :  Jam pertama setelah melahirkan kesempatan unik untuk ikatan keluarga, terjadi karena ibu dan bayi secara emosional menerima isyarat satu sama lainnya yang memulai kedekatan dan proses pengalaman
                                          b)      Observasi dan catat interaksi keluarga-bayi perhatikan perilaku yang dianggap menandakan ikatan dan kedekatan dalam budaya tertentu
Rasional : Pada Kontak pertama dengan bayi ibu menunjukkan pola progresif dari perilaku dengan cara menggunakan ujung jari pada awalnya untuk menggali ekstremitas bayi dan berlanjut pada pengunaan telapak tangan sebelum mendekap bayi dengan seluruh tangan dan telapak tangan
                                          c)      Perhatikan pengungkapan menunjukkan kekecewaan atau minat dan kedekatan
Rasional : Kedatangan anggota keluarga baru menciptakan periode sementara dari disekuilibrium memerlukan penyatuan anak baru kedalam keluarga yang ada
                                         d)      Berikan kesempatan kepada orang tua untuk mengungkapkan perasaan yang negatif tentang diri mereka dan bayi
Rasional : Konflik tidak teratasi selama proses pengenalan awal orang tua bayi dapat mempunyai efek negatif jangka panjang pada masa hubungan antara orang tua dan bayi
                                          e)      Anjurkan dan bantu dalam menyusui tergantung pada pilihan klien dan keyakinan/praktek budaya
Rasional : Kontak awal mempunyai efek positip pada durasi menyusui, kontak kulit dengan kulit dan mulainya tugas-tugas ibu meningkatkan ikatan
                                           f)      Sambut keluarga dan sibling untuk kunjungan singkat dan segera bila kondisi ibu/bayi baru lahir memungkinkan.
Rasional : Meningkatkan kesatuan keluarga dan membantu sibling memulai proses adaptasi positip terhadap peran baru dan memasukkan anggota baru kedalam struktur keluarga,
                                          g)      Berikan informasi sesuai kebutuhan tentang keamanan dan kondisi bayi. Dukung pasangan sesuai kebutuhan.
Rasional : Membantu pasangan untuk memproses dan mengevaluasi informasi yang diberikan khususnya bila periode pengenalan awal lambat
                                          h)      Jawab pertanyaan klien sesuai dengan protokol perawatan selama periode pasca kelahiran awal
Rasional : Informasi menghilangkan ansietas yang dapat mengganggu ikatan atau mengakibatkan absorbsi diri daripada perhatian terhadap bayi baru lahir

b.      Nyeri/ ketidaknyaman berhubungan dengan trauma pembedahan efek anastesi efek hormonal distensinkandung kemih/abdomen
Tujuan :
1)      Mengidentifikasi dan menggunakan intervensi untuk mengatasi nyeri/ketidaknyamanan dengan tepat
2)      Mengungkapkan berkurangya nyeri
3)      Tampak rileks mampu tidur istirahat dengan tenang
Intervensi :
a)      Tentukan karakteristik dan lokasi tidaknyamanan. Perhatikan isyarat verbal dan non verbal seperti meringis, kaku, dan gerakan melindungi atau terbatas
Rasional : Klien mungkin tidak secara verbal melaporkan nyeri dan ketidaknyamanan secara langsung. Membedakan karakteristik khusus dari nyeri dan membentu membedakan nyeri pasca operasi dari terjadinya komplikasi
b)      Evaluasi tekanan darah dan nadi, perhatikan perubahan perubahan perilaku.
Rasional : Nyeri dapat menyebabkan gelisah serta tekanan darah dan nadi meningkat.
c)      Ubah posisi klien, kurangi rangsangan yang berbahaya, dan berikan gosokan punggung. Anjurkan penggunaan teknik pernapasan, relaksasi dan distraksi.
Rasional : Merilekskan otot dan mengalihkan perhatian dari sensari nyeri.
d)     Anjurkan ambulasi dini, Anjurkan menghindari makanan atau cairan pembentuk gas.
Rasional : Menurunkan pembentukan gas dan meningkatkan peristaltic untuk menghilangkan ketidaknyamanan karena akumulasi gas.


e)      Anjurkan penggunaan posisi rekumben lateral kiri
Rasional : Memungkinkan gas meningkat dari kolon desenden ke sigmoid, memudahkan pengeluaran
f)       Palpasi kandung kemih, perhatikan adanya rasa perih.
Rasional : Kembalikan fungsi kandung kemih normal memerlukan 4 – 7 hari dan overdistensi kandung kemih, menciptakan perasaan dorongan dan ketidaknyamanan.
g)      Inspeksi jaringan payudara dan puting, kaji terhadap adanya pembesaran dan /atau puting pecah
Rasional : Pembesaran payudara, nyeri tekanan puting, atau adanya pecah pecah pada puting (bila klien menyusukan) dapat terjadi 2 – 3 hari pascapartum dan memerlukan intervensi segera untuk memudakan kontinuitas menyusui dan mencegah komplikasi lebih serius.
h)      Berikan informasi untuk pasien menyusui tentang peningkatan frekuensi pemberian makanan, memberikan kompres panas pada payudara sebelum menyusui, posisi yang tepat dari bayi dan mengeluarkan ASI secara manual.
Rasional : Tindakan ini dapat membantu laktasi Klien, merangsang aliran ASI dan menghilangkan statis dan penegangan. Bantal membantu menyokong bayi dan melindingi insisi dalam posisi duduk atau miring.
i)        Anjurkan Klien memulai memberi ASI dari puting yang tidak nyeri tekan selama beberapa kali pemberian ASI secara berkala bila hanya satu puting luka atau pecah.
Rasional : Respon menghisap pertama kuat dan mengkin nyeri. Mulai memberikan ASI dengan payudara yang tidak sakit dan kemudian dilanjutkan pada payudara yang sakit mungkin mengurangi nyeri dan meningkatkan penyembuhan.
j)        Kolaborasi pemberian analgetik setiap 3 – 4 jam, berlanjut dari rute IV/ intramuskuler sampai ke rute oral. Berikan obat pada klien yang menyusui48 – 60 menit sebelum menyusui.
Rasional : Meningkatkan kenyamanan dan memperbaikai status psikologis dan meningkatkan mobilitas. Penggunaan obat yang bijaksana memungkinkan ibu yang menyusui menikmati dalam memberikan ASI tanpa efek efek samping pada bayi.

c.       Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada konsep diri, kebutuhan tidak terpenuhi.
Tujuan :
1)      Mengumgkapkan  kesadaran akan perasaan ansietas
2)      Mengidentifikasi cara untuk menurunkan atau meningkatkan ansietas.
3)      Melaporkan bahwa ansietas sudah menurun ke tingkat yang dapat diatasi.
4)      Kelihatan rileks, dapat tidur/istirahat dengan benar.
Intervensi :
a)      Dorong keberadaan/partisipasi dari pasangan
Rasional : Memberikan dukungan emosional, dapat mendorong pengungkapan masalah
b)      Tentukan tingkat ansietas klien dan sumber dari masalah
Rasional : Kelahiran sesaria mungkin di pandang sebagai suatu kegagalan dalam hidup oleh klien/pasangan dan hal tersebut dapat memiliki dampak negatif dalam proses ikatan/menjadi orang tua.
c)      Bantu klien/pasangan dalam mengidentifikasi mekanisme koping yang lazim dan perkembangan strategi  koping baru jika dibutuhkan.
Rasional : Membantu memfasilitasi adaptasi positif terhadap peran baru,mengurangi perasaan ansietas
d)     Berikan Informasi yang akurat tentang keadaan klien/bayi
Rasional : Khayalan yang di sebabkan kurangnya informasi atau kesalahpahaman dapat meningkatkan ansietas.
e)      Mulai kontak antara klien/pasangan dengan bayi sesegera mungkin.
Rasional : Mengurangi ansietasyang mungkin berhubungan dengan penanganan bayi, takut terhadap sesutu yang tidak di ketahui,dan/atau menganggap hak buruk berkenaan dengan keadaan bayi.

d.      Harga diri rendah berhubungan dengan merasa gagal dalam peristiwa kehidupan.
Tujuan :
                                          1)      Mendiskusi masalah sehubungan dengan peran dan persepsi terhadap pengalaman kelahiran dari Klien/pasangan.
                                          2)      Mengungkapkan pemahaman mengenai faktor individu yang dapat mencetus situasi saat ini.
                                          3)      Mengespresikan harapan hidup yang positif
Intervensi  :
a)      Tentukan respon emosional klien/ pasangan terhadap kelahiran sesarea
Rasional : Kedua anggota pasangan mungkin mengalami reaksi emosi negatif terhadap kelahiran sesaria, di mana klien merasa adekuat dan telah gagal sebagai wanita.
b)      Tinjau ulang partisipasi klien/pasangan dan peran dalam pengalamaman kelahiran.
Rasional : Respon berduka dapat berkurang bila ibu dan ayah mampu saling berbagi akan pengalaman akan kelahiran.
c)      Tekanan kemiripan antara kelahiran sesarea dan vagina.
Rasional ; Klien dapat mengubah persepsinya tentang pengalaman kelahiran sesarea sebagaimana persepsi tentang pengalaman kelahiran  sesarea sebagaimana persepsinya tentang  kesehatannya atau penyakitnya berdasarkan pada sikap professional.
d)     Rujuk klien/pasangan untuk konseling profesional bila reaksi maladaktif
Rasional ; Klien yang tidak mampu mengatasi rasa berduka atau perasaan negatif memerlukan bantuan professional lebih lanjut.

e.       Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan fungsi biokimia atau regulasi efek efek anastesia, trauma jaringan
Tujuan :
1)      Mendemonstrasikan perilaku untuk menurunkan faktor-faktor risiko dan/atau perlindungan diri.
2)      Bebas dari komplikasi
Intervensi :
a)      Tinjauan ulang catatan prenatal dan intrapranatal terhadap factor- faktor yang mendisposisikan klien pada komplikasi.
Rasional : Adanya faktor faktor risiko seperti kelelahan miometrial, distensi uterus berlebihan, stimulasi oksitosin lambat, atau tromboflebitis prenatal memungkinkan klien lebih rentan terhadap komplikasi pasca operasi.
b)      Pantau tekanan darah, nadi dan suhu. Catat kulit dingin, basah, nadi lemah dan halus,perubahan perilaku, perlambatan pengisian kapiler, atau sianosis
Rasional : Tekanan darah yang tinggi dapat menandakan terjadinya atau berlanjutnya hipertensi. Hipotensi dan takikardia dapat menunjukan dehidrasi dan hipovolemia tetapi mungkin tidak terjadi sampai volume darah sirkulasi telah menurun sampai 35 % - 50 % pireksia dapat menandakan infeksi.
c)      Inspeksi balutan terhadap pendarahan berlebihan.
Rasional : Luka bedah dengan drain dapat membasahi balutan, namun rembesan biasanya tidak terlihat dan dapat menunukan terjadinya komplikasi.
d)     Perhatikan kateter dan jumlah aliran lochia serta konsistensi fundus.
Rasional : Aliran lochia seharusnya tidak banyak atau mengandung bekuan. Fundus harus tetap berkontraksi dengan kuat pada umbilicus. Tonjolan uterus mengakibatkan peningkatan aliran dan kehilangan darah
e)      Anjurkan latihan kaki/pergelangan kaki dan ambulasi dini.
Rasional : Peningkatan aliran balik vena, mencegah ataxia/ penumpukan pada ekstermitas bawah, menurunkan risiko flebitis.
f)       Inspeksi insisi secara teratur, perhatikan tanda pelambatan atau perubahan penyembuhan.
Rasional : Perengangan berlebihan pada insisi pelambatan penyembuhan dapat menyebabkan klien cenderung terhadap pemisahan jaringan dan kemungkinan hemoragi.
g)      Gantikan kehilangan cairan secara intravena, sesuai program.
Rasional : Rata rata kehilangan darah biasanya 600 – 800 ml, tetapi edema fisiologis prenatal, meningkatkan kebutuhan terhadap penggantian volume cairan besar.
h)      Pantau Hb/Ht Pasca Operasi, bandingkan dengan kadar pra operasi.
Rasional : Klien dengan Ht 33% atau lebih besar dan peningkatan plasma berkenaan dengan kehamilan dapat mentoleransi kehilangan darah actual sampai 1500 ml tanpa kesulitan.
i)        Tingkatkan infus oksitosin bila uterus relaksasi dan/atau lochia berat.
Rasional : Merangsang kontraktilitas miometrial dan menurunkan kehilangan darah.

f.        Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/kulit rusak, penurunan Hb, Prosedur invasive, pecah ketuban lama, malnutrisi
Tujuan :
3)      Mendemonstrasikan teknik teknik untuk menurunkan risiko risiko dan/atau meningkatkan penyembuhan.
4)      Menunjukan luka bebas dari drainase purulen dengan tanda awal penyembuhan.
5)      Bebas dari infeksi, tidak demam, tidak ada bunyi nafas adventius,dan urine jernih kuning pucat.
Intervensi :
a)      Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan dengan cermat dan pembuangan pengulas kotoran, pembalut perineal, dan linen terkontaminasi dengan tepat.
Rasional : Membantu mencegah atau membatasi penyebaran infeksi
b)      Kaji status nutrisi klien, perhatikan berat badan sebelum hamil dan penambahan berat badan prenatal.
Rasional : Klien yang berat badannya 20 % dibawah berat badan normal lebih rentan terhadap infeksi pasca partum dan memerlukan diet khusus
c)      Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan. Lepaskan balutan sesuai indikasi
Rasional : Balutan steril menutupi luka pada 24 jam pertama kelahiran sesaria membantu melindungi luka dari cedera dan kontaminasi
d)     Kaji suhu, nadi dan jumlah sel darah putih.
Rasional : Demam setelah pasca operasi hari ke-3 , leukositosis dan tachicardi menunjukkan infeksi. Peningkatan suhu tubuh sampai 38oC dalam 24 jam pertama sangt mengindikasikan inefeksi
e)      Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus, perhatikan perubahan involusi atau adanya nyeri tekan udara yang ekstrem.
Rasional : Perlambatan involusi meningkatkan risiko endometritis. Perkembangan nyeri tekan ekstrim menandakan kemungkinan jaringan plasenta tertahan atau infeksi
f)       Perhatikan jumlah dan bau rabas lochia atau perubahan pada kemajuan normal dari rubra menjadi serosa.
Rasional : Secara normal lochia berbau amis namun pada endometritis rabas mungkin purulen dan berbau busuk dan dapat gagal menunjukkkan kemajuan normal dan lochia rubra menjadi serosa sampai alba
g)      Kaji klien dalam pembebatan insisi selama latihan paru.
Rasional : membantu mencegah peregangan insisi dan menurunkan kemungkinan dehidens luka
h)      Evaluasi kondisi puting, perhatikan adanya pecah pecah, kemerahan, atau nyeri tekan.
Rasional :  Terjadinya fisura/pecah-pecah puting kemerahan dan nyeri tekan
i)        Kolaborasi pemberian oksitosin atau preparat ergot.
Rasional :Mempertahankan kontraktilitas miometrial sehingga mencegah penyebaran bakteri melalui dinding uterus.
j)        Dapatkan kultur darah, vagina, dan urine bila infeksi di curigai.
Rasional : Bakteremia lebih sering terjadi pada klien yang mengalami pecah ketuban salama 6 jam atau lebih dari pada klien yang ketubannya tetap utuh sebelum kelahiran sesarea
k)      Kolaborasi pemberian antibiotik khusus untuk proses infeksi yang teridentifikasi.
Rasional : Perlu untuk mematikan organisme.

g.      Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot.
Tujuan :
1)      Mendemonstrasikan kembalinya motilitas usus, di buktikan oleh bising usus dan keluarnya flatus.
2)      Mendapatkan kembali pola eliminasi biasanya/optimal dalam 4 hari pascapartum.
Intervensi :
a)      Auskultasi terhadap adanya biding usus pada keempat kuadrat setiap 4 jam setelah kelahiran sesarea.
Rasional : Menentukan kesiapan terhadap pemberian makan oral dan kemungkinan terjadinya komplikasi
b)      Palpasi abdomen, perhatikan distensi atau ketidaknyamanan.
Rasional : Menandakan pembentukan gas dan akumulasi atau kemungkinan ileus paralitik
c)      Anjurkan cairan oral yang adekuat  (6 – 8 gelas/hari) bila masukan oral sudah mulai kembali. Anjurkan peningkatan diet makanan kasar, buah-buahan serta sayuran
Rasional : Makanan kasar dan meningkatkan cairan yang menghasilkan boelk merangsang eliminasi, mencegah konstipasi

d)     Anjurkan latihan kaki dan pengencang abdominal, tingkatkan ambulasi dini.
Rasional : Latihan kaki mengencangkan otot-otot abdomen dan memperbaiki motilitas abdomen. Ambulasi progresif setelah 24 jam meningkatkan peristaltic dan pengeluaran gas, menghilangkan atau mencegah nyeri karena gas
e)      Berikan  analgesic 30 menit sebelum ambulasi.
Rasional : Memudahkan kemampuan untuk ambulasi
f)       Berikan pelunak feces ringan.
Rasional : Melunakkan feces merangsang peristaltik dan membantu mengembalikan fungsi usus
g)      Masukan atau pertahankan selang nasogastrik sesuai indikasi.
Rasional : Mungkin perlu untuk mendekompresi lambung dan menghilangkan distensi berkenaan dengan ileus paralitik

h.      Kurang Pengetahuan mengenai perubahan fisiologis, periode pemulihan, perawatan diri, dan kebutuhan perawatan bayi berhubungan dengan kesalahan interpretasi, tidak mengenal sumber sumber.
Tujuan :
1)      Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologis, kebutuhan–kebutuhan individu, hasil yang di harapkan.
2)      Melakukan aktivitas aktivitas/presedur yang perlu dengan benar dan penjelasan alasan untuk tindakan.
Intervensi :
a)      Kaji kesiapan dan motivasi klien untuk belajar. Bantu klien/pasangan dalam mengidentifikasi kebutuhan kebutuhan.
Rasional : Periode pasca partum dapat menjadi pengalam positip bila kesempatan penyuluhan diberikan untuk membantu pengembangan pertumbuhan ibui, malnutrisi dan kompetensi
b)      Kaji keadaan fisik klien. Rencanakan sesuai kelompok atau individu setelah pemberian obat obatan atau bila klien merasa nyaman dan istirahat.
Rasional : Memungkinkan klien berkonsentrasi lebih penuh dan menerima penyuluhan
c)      Perhatikan status psikologi dan respon terhadap kelahiran sesarea serta peran menjadi ibu.
Rasional : Ansietas yang berhubungan dengan kemampuan untuk merawat diri sendiri dan anaknya, kekecewaan pada pengalaman kelahiran mempunyai dampak negatif pada kemampuan belajar dan kesiapan klien
d)     Tinjau ulang kebutuhan kebutuhan perawatan diri. Anjurkan partisipasi dalam perawatan diri bila klien mampu.
Rasional : Memudahkan otonomi. Membantu mencehag infeksi dan meningkatkan pemulihan
e)      Diskusikan program latihan  yang tepat, sesuai ketentuan.
Rasional : Program latihan progresif biasanya dapat dimulai bila ketidanyamanan abdomen telah berkurang
f)       Identifikasi tanda/gejala yang memerlukan perhatian dari pemberi layanan kesehatan.
Rasional : Evaluasi segera mengintervensi dapat mencegah/ membatasi perkembangan komplikasi
g)      Demontrasikan teknik-teknik perawatan bayi. Observasi demonstrasi ulang oleh klien/pasangan.
Rasional : Membantu orang tua dalam penguasaan tugas-tugas baru
h)      Diskusikan memulai koitus seksual lagi dan rencana rencana kontrasepsi. Berikan informan tentang metode metode yang tersedia, termasuk keuntungan dan kerugian.
Rasional : Hubungan dapat dilakukan kembali sesegera mungkin saat klien mulai merasa nyaman dan pemulihan telah mengalami kemajuan
i)        Berikan atau kuatkan informasi yang berhubungan dengan pemeriksaan pasca partum lanjutan.
Rasional : Evaluasi pasca partum untuk klien yang telah menjalani kelahiran sesaria mungkin dijadwalkan minggu ketiga dari pada minggu keenam karena peningkatan berisiko infeksi dan perlambatan pemulihan

i.        Perubahan eliminasi buang air kecil; retensi urin berhubungan dengan trauma/diversi mekanis,efek efek hormonal, efek efek anastesia.
Tujuan :
1)      Mendapatkan pola berkemih yang biasa/optimal setelah pengangkatan kateter.
2)      Mengosongkan kandung kemih pada setiap berkemih.
Intervensi :
a)      Perhatikan dan catat jumlah, warna, dan konsentrasi drainase urine.
Rasional : Oliguria mungkin disebabkan oleh kelebihan kehilalangan cairan, ketidakada kekuatan penggantian cairan atau efek anti diuretik dari infus oksitosin
b)      Berikan cairan per oral (6 – 8gelas/hari)
Rasional : Cairan meningkatkan hidrasi dan fungsi ginjal, dan membantu mencegah statis kandung kemih
c)      Palpasi kandung kemih, Pantau tinggi fundus uteri, lokasi dan jumlah aliran lochia.
Rasional : Distensi kandung kemih dapat dikaji dengan derajat perubahan posisi uterus, menyebabkan peningkatan relaksasi uterus dan aliran lochia
d)     Perhatikan tanda dan gejala infeksi saluran kemih setelah pengangkatan kateter.
Rasional : Adanya kateter indwelling mempredisposisikan klien pada masuknya bakteri dan infeksi saluran kemih
e)      Instruksikan klien untuk melakukan latihan kegel setiap hari setelah efek efek anestesi  berkurang.
Rasional : Melakukan latihan kegel 100 x perhari meningkatkan sirkulasi perineum, membantu memulihkan dan menyembuhkan tonus otot pubokoksigeal dan mencegah atau menurunkan stress inkontinensia
f)       Pertahankan infus intravena selama 24 jam setelah pembedahan, sesuai indikasi, Tingkatkan jumlah cairan infus bila haluaran 30 ml/jam atau kurang.
Rasional : Biasanya 3 liter cairan yang meliputi larutan ringer lactate adekuat untuk menghentikan kehilangan dan mempertahan kan aliran ginjal/ keluaran urin
g)      Lepaskan kateter per protokol/sesuai indikasi.
Rasional : Secara umum kateter, mungkin aman dilepaskan antara 6 – 12 jam pasca partum tetapi sebaliknya tidak dilepaskan sampai pagi hari setelah pembedahan

j.        Kurang perawatan diri berhubungan dengan efek-efek anesthesia, penurunan kekuatan dan ketahanan, ketidaknyamanan fisik.
Tujuan :
1)      Mendemonstrasikan teknik-teknik untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan perawatan diri.
2)      Mengidentifikasi/menggunakan sumber sumber yang tersedia.
Intervensi :
a)      Pastikan berat/durasi ketidaknyamanan. Perhatikan adanya perilaku sakit kepala pasca spinal
Rasional : Nyeri berat mempengaruhi respon emosi dan perilaku sehingga klien mungkin tidak mampu berfokus pada aktifitas perawatan diri sampai kebutuhan fisiknya terhadap kenyamanan terpenuhi.
b)      Kaji status psikologis klien.
Rasional : Pengalaman fisik nyeri mungkin disertai dengan nyeri mental yang mempengaruhi keinginan klien dan motivasi untuk mendapatkan otonomi.
c)      Ubah posisi klien setiap 1 – 2 jam, bantu dalam latihan paru, ambulasi, dan latihan kaki.
Rasional : Bantu mencegah komplikasi bedah seperti flebitis atau pneumonia, yang dapat terjadi bila tingkat ketidaknyamanan mempengaruhi pengubahan/aktivitas normal klien
d)     Berikan bantuan sesuai kebutuhan dengan higiene
Rasional : Memperbaiki harga diri, meningkatkan perasaan kesejahteraan.
e)      Berikan agen analgetik setiap 3 – 4 jam, sesuai kebutuhan.
Rasional : Menurunkan ketidaknyamanan, yang dapat  mem-pengaruhi kemampuan untuk melaksanakan perawatan diri.





3.     
Kegagalan partus normal/ placenta previa/preeklamsia
 
PENYIMPANGAN KDM
 












Reabsorsi air dikolon meningkat
 
 
 
















1 komentar:

  1. selamat sore, saya mau masukin askepnya ke makalah saya
    boleh tau ini referensi dari mana?

    BalasHapus