Minggu, 12 Agustus 2012

ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR OTAK


ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR OTAK
Pendahuluan
Otak dapat dipengaruhi berbagai macam tumor. Pasien yang mengalami tumor tersebut akan mengalami gejala-gejala dan defisit neurologi yang tergantung histologi, tipe, lokasi dan cara pertumbuhan dari pada tumor. Diagnosa awal dari tumor sangat penting sekali untuk mencegah kerusakan neurologis secara permanent. Peranan perawat sangat penting sekali dalam merawat pasien dan keluarganya hal ini disebabkan karena banyak sekali kemungkinan masalah-masalah fisik, psikologis dan sosial yang akan dihadapi.

Etiologi
Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent tersebut meliptu faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan. (Fagan Dubin, 1979; Larson, 1980; Adams dan Maurice, 1977; Merrit, 1979). Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi. Karsinoma metastase lebih sering menuju ke otak dari pada sarkoma. Lokasi utama dari tumor otak metastase berasal dari paru-paru dan payudara.

Patofisiologi
Tumor intracranial primer atau neoplasma adalah suatu peningkatan sel-sel intrinsik dari jaringan otak dan kelenjar pituitari dan pineal.

Tumor sekunder/metastase merupakan penyebab tumor intracranial, kebanyakan merupakan metastase dari tumor paru-paru dan payudara.

Prognosis untuk pasien dengan tumor intra cranial tergantung pada diagnosa awal dan penanganannya, sebab pertumbuhan tumor akan menekan pada pusat vital dan menyebabkan kerusakan serta kematian otak. Meskipun setengah dari seluruh tumor adalah jinak, dapat juga menyebabkan kematian bila menekan pusat vital.

Gejala-gejala dari tumor intra cranial akibat efk lokal dam umum dari tumor. Efek lokal berupa infiltrasi, invasi an pengrusakan jaringan otak pada bagian tertentu. Ada juga yang langsung menekan pada struktur saraf, menyebabkan degenerasi dan gangguan sirkulasi lokal.

Edema dapat berkembang dan terjadi peningkatan takanan intracranial (TIK). Peningkatan TIK akan dipindahkan melalui otak dan sistem ventrikel. Dapat juga terjadi sistem ventrikel ditekan dan diganti sehingga menyebabkan obstruksi sebagian vebtrikel. Papilledema akibat dari efek umum dari peningkatan TIK, kematian biasanya akibat dari kompressi otak tengah akibat herniasi.


Tipe Tumor Intracranial
1.      Glioma terdiri dari :
·         Glioblastoma multiforme
·         Astrocytoma
·         Ependymoma
·         Medulloblastoma
·         Oligodendrocytoma

2.      Meningioma
3.      Pituitary Adenoma
4.      Neurinoma
5.      Metastatic Carcinoma
6.      Craniophryngioma, Dermoid, Epidermoid, Teratoma
7.      Angiomas
8.      Sarcomas
9.      Unclassified (mostly gliomas)
10.  Miscellaous (Pinealoma, Chordoma, Granuloma)

Jumlah total :

20 %
10 %
  6 %
  4 %
   5 %

15 %
  7 %
  7 %
  6 %
  4 %
  4 %
  4 %
  5 %
  3 %

100 %

Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik  umum (akibat dari peningkatan TIK, obstruksi dari CSF)
·         Sakit kepala
·         Nausea atau muntah proyektil
·         Pusing
·         Perubahan mental
·         Kejang

Manifestasi klinik lokal (akibat kompresi tumor pada bagian yang spesifik dari otak)
1.      Perubahan penglihatan, misalnya: hemianopsia, nystagmus, diplopia, kebutaan, tanda-tanda papil edema.
2.      Perubahan bicara, msalnya: aphasia
3.      Perubahan sensorik, misalnya: hilangnya sensasi nyeri, halusinasi sensorik.
4.      Perubahan motorik, misalnya: ataksia, jatuh, kelemahan, dan paralisis.
5.      Perubahan bowel atau bladder, misalnya: inkontinensia, retensia urin, dan konstipasi.
6.      Perubahan dalam pendengaran, misalnya : tinnitus, deafness.
7.      Perubahan dalam seksual
8.      Tanda-tanda dan gejala-gejala spesifik lesi dari masing-masing lobus dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Pengkajian
Data Subyektif
1.      Pemahaman pasien tentang penyakitnya
2.      Perubahan dalam individu atau pertimbangan
3.      Adanya ketidakmampuan sensasi ( parathesia atau anasthesia)
4.      Masalah penglihatan (hilangnya ketajaman atau diplopia)
5.      Mengeluh bau yang tidak biasanya (sering tumor otak pada lobus temporale)
6.      Adanya sakit kepala
7.      Ketidakmampaun dalam aktifitas sehari-hari.

Data Obyektif
1.      Kekuatan pergerakan
2.      Berjalan
3.      Tingkat kewaspadaan dan kesadaran
4.      Orientasi
5.      Pupil : ukuran, kesamaan, dan reaksi
6.      Tanda-tanda vital
7.      Pemeriksaan funduscopy untuk mengetahui papilaedema
8.      Adanya kejang
9.      Ketidaknormalan berbicara
10.  Ketidaknormalan saraf-saraf kranial
11.  Gejala-gejala peningkatan tekanan intracranial

Diagnosa keperawatan
1.      Kecemasan
2.      Perubahan dalam rasa nyaman : nyeri
3.      Gangguan komunikasi verbal
4.      Bersedih Kurangnya pengetahuan
5.      Gangguan mobilitas fisik
6.      Perubahan persepsi sensorik : auditary, visual, kinestetik, gustatory, tactile.
7.      Gangguan proses berpikir
8.      Gangguan perfusi jaringan cerebral

Perencanaan dan pelaksanaan
Tujuan pasien yang diharapkan :
1.      Pasien dapat melakukan aktifitas sehari-hari semaksimal mungkin
2.      Pasien dapat menjelaskan terapi spesifik dan tujuan yang diharapkan.
3.      Pasien dapat menjelaskan tanda-tanda dan gejala-gejala yang perlu dilaporkan kepada dokter.
4.      Pasien dapat menjelaskan obat-obat yang didapat, meliputi : dosis, efek samping, efek yang diharapkan, cara pemberian dan waktunya.
5.      Pasien dapat menjelaskan tentang perawatan kulit dan hubungannya dengan radiasi.
6.      Pasien dapat menjelaskan rencana untuk perawatan tindak lanjut.
7.      Pasien dapat menjelaskan dan memperlihatkan latihan yang telah ditetapkan.
8.      Pasien dapat menjelaskan tentang bagaimana mendapat dukungan masyarakat.
9.      Pasien dapat menjelaskan tentang perawatan pre operasi dan pasca operasi.
10.  Pasien dapat mengungkapkan ketakutan-ketakutan mengenai hubungannya dengan diagnosa.

Pelaksanaannya
Metode umum untuk penatalaksanaan tumor otak meliputi :
·         Pembedahan
·         Radioterapi
·         Chemoterapi

Pemilihan terapi ditentukan dengan tipe dan letak dari tumor. Suatu kombinasi metode sering dilakukan.

Pembedahan
Pembedahan intracranial biasanya dilakukan untuk seluruh tipe kondisi patologi dari otak untuk mengurangi ICP dan mengangkat tumor.
Pembedahan ini dilakukan melalui pembukaan tengkorak, yang disebut dengan Craniotomy.

Perawatan pre operasi pada pasien yang dilakukan pembedahan intra cranial adalah :
a)      Mengkaji keadaan neurologi dan psikologi pasien
b)      Memberi dukungan pasien dan keluarga untuk mengurangi perasaan-perasaan takut yang dialami.
c)      Memberitahu prosedur tindakan yang akan dilakukan untuk meyakinkan pasien dan mengurangi perasaan takut.
d)     Menyiapkan lokasi pembedahan, yaitu: kepala dengan menggunakan shampo antiseptik dan mencukur daerah kepala.
e)      Menyiapkan keluarga untuk penampilan pasien yang dilakukan pembedahan, meliputi :
·         Baluatan kepala
·         Edema dan ecchymosis yang biasanya terjadi dimuka
·         Menurunnya status mental sementara

Perawatan post operasi, meliputi :
a)      Mengkaji status neurologi dan tanda-tanda vital setiap 30 menit untuk 4 - 6 jam pertama setelah pembedahan dan kemudian setiap jam. Jika kondisi stabil pada 24 jam frekuensi pemeriksaan dapat diturunkan setiap 2 samapai 4 jam sekali.
b)      Monitor adanya cardiac arrhytmia pada pembedahan fossa posterior akibat ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
c)      Monitor intake dan output cairan pasien. Batasi intake cairan sekitar 1.500 cc / hari.
d)     Lakukan latihan ROM untuk semua ekstremitas setiap pergantian dinas.
e)      Pasien dapat dibantu untuk alih posisi, batuk dan napas dalam setiap 2 jam.
f)       Posisi kepala dapat ditinggikan 30 -35 derajat untuk meningkatkan aliran balik dari kepala. Hindari fleksi posisi panggul dan leher.
g)      Cek sesering mungkin balutan kepala dan drainage cairan yang keluar.
h)      Lakukan pemeriksaan laboratorium secara rutin, seperti : pemeriksaan darah lengkap, serum elektroit dan osmolaritas, PT, PTT, analisa gas darah.
i)        Memberikan obat-obatan sebagaimana program, misalnya : antikonvulsi,antasida, atau antihistamin reseptor, kortikosteroid.
j)        Melakukan tindakan pencegahan terhadap komplikasi post operasi.




Hydrocephalus
Biasanya suatu kateter diletakan pada suatu ventrikel dari otak untuk mengalirkan cairan spinal yang berlebihan dan untuk mencegah hydrocephalus dan penigkatan TIK.

Hydrocephalus dapat juga terjadi secara permanen pada tumor intracranial dan biasanya dimanifestasikan dengan gejala-gejala peningkatan TIK. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan “Shunting”

Ada beberapa tipe dari prosedur shunnting, hal ini dapat dinamakan menurut asal dan akhir pada shunt tersebut dipasang. Diantaranya adalah :
·         Cyst - peritoneal
·         Lumbar - Peritoneal
·         Ventrikuler - Jugular
·         Ventrikuler - Peritoneal

Perawatan post opeasi pada pasien dengan shunt adalah :

Monitoring
·         Mengkaji status neurologis sesering mungkin untuk beberpa penurunan dalam status mental.
·         Observasi adanya gejala-gejala subdural hematoma, yang merupakan salah satu efek sampaing pembedahan.
·         Monitor gejala-gejala aliran yang berlebihan, sebagaimana dirasakan dengan sakit kepala, khususnya pada saat pasien duduk lebih tinggi atau berdiri.
·         Mengkaji derajat dan karakter dari drainage.

Mempertahankan status gastrointestinal
·         Mengecek sesering mungkin untuk tanda-tanda dari paralisis ileus, karena manipulasi usus besar dapat terjadi akibat diletakkan shunt pada bagian peritoneal.
·         Pasien dipuasakan untuk hari pertama dan kemudian dpaat diberikan air putih secara bertahap.
·         Pemberian makanan dapat dimulai segera setelah bising usus ada, dimana pasien mulai makan cair.

Pertahankan rasa nyaman
·         Memberikan obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri
·         Memperhatikan agar tidak tertekan daerah insisi.

Meningkatkan pergerakan
·         Pergantian posisi  dapat dilakukan.
·         Meningkatkan bagian kepala temapat tidur secara perlahan-lahan pada saat mobilisasi
·         Pasien dapat dianjurkan untuk ambulasi segera setelah penurunan tekanan intracranial.





Komplikasi post operasi
1.      Edema cerebral
2.      Perdarahan subdural, epidural, dan intracerebral
3.      Hypovolemik syok
4.      Hydrocephalus
5.      Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (SIADH atau Diabetes Insipidus)
6.      Infeksi luka operasi.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

·         Ignatavicius D Donna, Medical Surgical Nursing, WB. Saunders Company, Philadelphia, 1991
·         Long C. Barbara, Essential of Medical Surgical Nursing, CV. Mosby Company, St. Louis, 1985
·         Vogt Gordon. Manual of Neurological Care, CV. Mosby Company, St Louis, 1985

1 komentar:

  1. Como me tornei uma mulher feliz novamente
    Com lágrimas de alegria e felicidade, estou prestando meu testemunho a todos os telespectadores on-line, meu problema com o estágio IB de Câncer de Estômago causou-me muitas dores e tristezas, especialmente em minha família.
    Eu estava com tanto medo de perder a vida, sofri o constrangimento de visitar
    terapia centenas de vezes, infelizmente eles não encontraram uma solução definitiva para o meu problema, chorei o dia todo e a noite, tenho que viver minha vida dessa maneira? Eu procurei toda a Internet por cuidados, fui enganado por fraudadores da Internet vezes sem números ... até que um amigo meu que fica no Reino Unido me apresentou a um amigo dela que estava curado da mesma doença, e ela me apresentou ao Dr. Itua, que a curou do câncer de mama por este e-mail / WhatsApp +2348149277967, drituaherbalcenter@gmail.com. Entrei em contato com ele e ele prometeu que tudo ficaria bem e que eu tinha fé. Ele me enviou seus medicamentos à base de plantas através do Courier servcie e fui instruído sobre como tomá-lo por três semanas para curar, segui as instruções que me foram dadas e Hoje sou uma mulher feliz novamente. Ele cura todos os tipos de doenças como - câncer no cérebro, doença trofoblástica gestacional, câncer de cabeça e pescoço, câncer de ovário, linfoma de Hodgkin, herpes, câncer de fígado, câncer de garganta,
    Síndrome Fibrodisplasia Ossificante Progresesclerose, doença de Alzheimer, diarréia crônica, DPOC, Parkinson, Als, carcinoma adrenocortical Mononucleose infecciosa.
    Câncer de intestino, Câncer de tireóide, Câncer de útero, Fibróide, Angiopatia, Ataxia, Artrite, Escoliose lateral amiotrófica, Tumor cerebral, Fibromialgia, Toxicidade por fluoroquinolonaTumor de bexiga Mieloma múltiplo, tumores neuroendócrinos
    Linfoma não Hodgkin, Câncer bucal, Câncer de sinusite, Hepatite A, B / C, Câncer de pele, Sarcoma de tecidos moles, Câncer de coluna, Câncer de estômago, Câncer de estômago, Câncer de vagina, Câncer de vulva,
    Câncer testicular, Doenças de Tach, Leucemia.

    BalasHapus