Rabu, 01 Agustus 2012

Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak


Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak. Dari kurang gizi hingga busung lapar. Lalu bagaimana membedakannya?
Masyarakat terhenyak saat berita mengenai busung lapar yang menimpa anak-anak di NTB marak mengisi media massa. Silang pendapat antarpejabat pun tak kalah marak. Ada yang mengomentarinya semata-mata sebagai “kecelakaan”, sebagian menyebutnya “sekadar” kurang gizi, dan sebagian lagi tegas-tegas mengatakannya sebagai busung lapar.
Secara umum, kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit malnutrisi energi-protein (MEP), yaitu penyakit yang diakibatkan kekurangan energi dan protein. Bergantung pada derajat kekurangan energi-protein yang terjadi, maka manifestasi penyakitnya pun berbeda-beda. MEP ringan sering diistilahkan dengan kurang gizi. Sedangkan marasmus, kwashiorkor (sering juga diistilahkan dengan busung lapar atau HO), dan marasmik-kwashiorkor digolongkan sebagai MEP berat. Apa saja perbedaannya dan bagaimana ciri masing-masing?
Gizi buruk atau lebih dikenal dengan gizi di bawah garis merah adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Tanda-tanda klinis dari gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor (RI dan WHO, Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2001 – 2005, Jakarta, Agustus 2000). Masyarakat umum lebih mengenalnya dengan nama busung lapar.
Fenomena busung lapar merupakan sesuatu yang menarik karena sekilas kita tidak mengalami masalah tersebut tetapi tiba-tiba ada berita yang menggemparkan tentang kejadian gizi buruk. Mengapa seperti itu? Hal tersebut dapat terjadi karena fenomena busung lapar seperti fenomena gunung es yaitu dimana kasus yang muncul ke permukaan hanya sedikit tetapi sebenarnya kasus yang terjadi di masyarakat sangat banyak.
Sebagian masyarakat masih memandang bahwa gizi buruk merupakan aib atau menimbulkan rasa malu atau dapat juga terjadi karena masyarakat memandang karena faktor keturunan keluarga yang kecil-kecil sehingga tidak membahayakan. Selain itu luasnya wilayah serta kesulitan petugas untuk melakukan screening merupakan juga hambatan sehingga data yang didapatkan kadang kurang valid.
Ada berbagai permasalah atau penyebab masalah gizi buruk menurut UNICEF (1990) antara lain disebabkan oleh:
Penyebab langsungMakanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang atau bahkan gizi buruk. Termasuk pula anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit.Penyebab tidak langsungAda berbagai penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu : 1) Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya. Namun kemiskinan kadang menjadikan hambatan dalam penyediaan pangan bagi keluarga.2) Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial. Di masa modern ini pengasuhan anak kadang kita serahkan kepada pembantu yang belum tentu tahu perkembangan dan kebutuhan makan anak.3) Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Berbagai kesulitan air bersih dan akses sarana pelayanan kesehatan menyebabkan kurangnya jaminan bagi keluarga. Pokok masalah gizi buruk di masyarakatKurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung. Hal ini dapat ditanggulangi dengan adanya berbagai kegiatan yang ada di masyarakat seperti posyandu, pos kesehatan. Akar masalah gizi burukKurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat terkait dengan meningkatnya pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi, politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia. Keadaan tersebut teleh memicu munculnya kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga yang tidak memadai. hal ini terjadi karena tidak ada hokum yang mengikat orang – orang yang korup dan sistem Negara kita yang kapitalisme merupakan momok utama penyebab terjadinya gizi buruk. maka dari itu marilah bersama – sama menegakkan keadilan dimuka bumi ini dengan tegakkan syariah dan khilafah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar