Rabu, 01 Agustus 2012

Jumlah anak yang terkena malnutrisi dan dampak jangka panjang dari malnutrisi


Jumlah anak yang terkena malnutrisi dan dampak jangka panjang dari malnutrisi    tersebut telah menjadikannya sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat terbesar yang dihadapi dunia sekarang ini. WHO memperkirakan bahwa malnutrisi memberikan kontribusi sebesar 55% terhadap mortalitas anak di seluruh dunia. Bahkan malnutrisi ringan bisa melipatgandakan risiko mortalitas khususnya mortalitasi penyakit pernafasan dan diare dan malaria, tapi risiko ini lebih meningkat lagi pada malnutrisi yang parah. Malnutrisi yang parah, yang juga disebut malnutrisi energi protein (PEM), sebenarnya dapat diobati, tapi menyedihakannya, dalam hal ini terdapat kesenjangan yang sangat tinggi antara pengetahuan yang ada tentang praktek yang telah berhasil dengan realitas penatalaksanaan kebanyakan anak-anak malnutrisi. Laporan-laporan terbaru mengilustraiskan bagaimana pengadopsian penatalaksanaan terbaru bisa secara drastis mengurangi mortalitas bahkan pada kondisi yang terbatas sumber-dayanya. Pentingnya malnutrisi secara global dan dampak jangka panjang yang ditimbulkan telah dibahas di Bab 11, “Nutrisi Internasional”. Signifikansi kesehatan masyarakat, seperti dibahas di Bab 9.2, “Community Nutrition and Its Impact on Developing Countries (The Chilean Experience),” menekankan pentingnya kombinasi berbagai kebijakan yang dirancang untuk mencegah malnutrisi dan perawatan anak yang mengalami malnutrisi. Para peneliti menemukan keberhasilan di Chili dengan menggunakan pendekatan seperti ini. Kegagalan untuk mengenali malnutrisi juga bisa memberikan kontribusi bagi meningkatnya morbiditas dan mortalitas pada kondisi-kondisi lain yang terlihat di negara-negara maju seperti penyakit jantung bawaan dan fibrosis cystic. Bab ini membahas tentang penatalaksanaan klinis malnutrisi parah dan mencoba untuk menunjukkan bagaimana sebuah pemahaman tentang patofisiologinya dapat memberikan sebuah dasar untuk perawatan anak-anak yang mengalami malnutrisi parah. Berbagai faktor yang memberikan kontribusi bagi terjadinya malnutrisi telah dijelaskan di bab lain: bab ini pada dasarnya berpusat pada PEM parah sebagai sebuah entitas klinis karena kegagalan untuk mengenali kebutuhan khusus dari anak-anak dapat memberikan kontribusi bagi mortalitas yang tinggi.

DEFINISI-DEFINISI MALNUTRISI

Malnutrisi memiliki banyak penyebab. Pada setiap individu, intake makanan yang tidak layak, infeksi, pengekangan psikologis, lingkungan, dan kemungkinan variabilitas genetik bisa memberikan kontribusi. Manifestasi klinis pada anak tergantung pada durasi dan tingkat kekurangan intake makanan, kualitas makanan, faktor-faktor host seperti usia, dan interaksi dengan infeksi.

Tahap pertama dalam diagnosa malnutrisi adalah penilaian gizi. Ini merupakan bagian penting dari setiap evaluasi anak secara klinis dan dibahas secara rinci di Bab 2, “Nutritional Status Assessment for Clinical Care.” Penilaian gizi secara berulang untuk semua anak yang sakit juga penting untuk mencegah onset malnutrisi secara internal, yang bisa menghambat penyembuhan. Pertumbuhan yang layak merupakan sebuah indikasi kesehatan dan penyembuhan. Untuk seorang anak, informasi paling penting diperoleh dari berbagai pengukuran yang menunjukkan pertumbuhan anak, dan ini dapat memberikan informasi penting untuk mendiagnosa penyebab dan memandu perawatan. Pentingnya penggunaan pengukuran ini seringkali disadari tapi informasi yang tidak dipertimbangkan dengan baik bisa tidak dimanfaatkan . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar