A.
Latar belakang
Masalah kesehatan adalah tanggung
jawab kita bersama, kesehatan merupakan salah satu bagian pokok dan esensial
dari kualitas hidup yang tercermin pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Sehat adalah suatu kondisi yang tidak
saja bebas dari penyakit, namun juga sehat secara mental dan sosial. Sehat juga
merupakan salah satu unsur hak azasi manusia. Berdasarkan data dilapangan,
angka kejadian stroke meningkat secara deramatis seiring usia. Setiap
penambahan usia 10 tahun sejak usia 35 tahun, risiko stroke meningkat dua kali
lipat. Sekitar lima persen orang berusia di atas 65 tahun pernah mengalami
setidaknya satu kali stroke.
Berdasarkan
data prevalensi hipertensi sebagai faktor risiko utama yang makin meningkat di
Indonesia adalah sekitar 95%, maka para ahli epidemiologi meramalkan bahwa saat
ini dan masa yang akan datang sekitar 12 juta penduduk Indonesia yang berumur
diatas 35 tahun mempunyai potensi terkena serangan stroke. Oleh sebab itu,
upaya yang komprehensif untuk mengendalikan faktor risiko stroke di masyarakat
perlu digalakkan
Di
Indonesia Kasus stroke meningkat di
negara maju seperti Amerika dimana kegemukan dan junk food telah
mewabah. Berdasarkan data statistik di Amerika, setiap tahun terjadi 750.000
kasus stroke baru di Amerika. Dari data tersebut menunjukkan bahwa setiap 45
menit, ada satu orang di Amerika yang terkena serangan stroke.
Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah
penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya
menyerang generasi muda yang masih produktif. Hal ini akan berdampak terhadap
menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial
ekonomi keluarga.
Tidak dapat dipungkiri bahwa
peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia identik dengan wabah kegemukan
akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak
terkecuali Indonesia.
Di Indonesia, stroke merupakan
penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut
survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh
penjuru Indonesia.
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang
terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali,
sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan
sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita
terus menerus di kasur.
Berdasarkan hal
tersebut diatas maka penulis tertarik untuk membuat laporan studi kasus dengan
judul “Asuhan keperawatan Pada Tn ‘S” Dengan Gangguan sistem Persarafan
“Stroke” di Ruang saraf lontara III
Rumah sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
B. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Di harapkan penulis mampu melaksanakan asuhan
keperawatan pada Tn “S” dengan ganguan sistem persarafan “stroke”
2.
Tujuan Khusus
a.
Dapat melaksanakan pengkajian,
analisa data dan merumuskan diagnosa keperawatan yang terjadi pada klien Tn “S”
dengan gangguan siatem persarafan “Stroke”
b.
Dapat memperoleh pengalaman
nyata dalam rencana asuhun keperawatan pada klien Tn “S ” dengan gangguan
sistem persarafan “Stroke”
c.
Dapat memperoleh pengalaman
nyata dalam asuhan keperawatan pada Tn “S” dengan gangguan sistem persarafan
“stroke”
d.
Dapat memperoleh pengalaman
nyata dalam evaluasi Tn “S” dengan gangguan sistem persarafan “stroke”
e.
Dapat memperoleh pengalaman
nyata dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem persarafan “stroke”
f.
Penulis dapan menganalisa
perbedaan yang terjadi antara teori dan kegiatan di lapangan pada klien Tn “S”
C. Manfaat penulisan
1.
Manfaat Untuk Klien ( keluarga
klien).
2.
Mendapatkan pengetahuan dalam
memberikan asuhan Manfaat Untuk institusi
-
Sebagai bahan eveluasi terhadap
keberhasilan peserta didik dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan sistem persarafan “srtoke”.
3.
Manfaat Untuk Rumah Sakit
-
Sebagau bahan masukan dan
informasi dalam upaya meningkatkan Keperawatan di rumah sakit.
4.
Manfaat untuk penulis
-
Sebagai bahan masukan bagi
penulis untuk memehami lebih mendalam mengenai perawatan stroke.
-
keperawatan yang sesuai dengan
teori.
D.
Metode Penulisan
Tempat : RS. Dr. Wahidin
Sudirohusodo Lontara III Saraf.
Waktu Pelaksanaan :
28 juli s/d 30 juli 2009
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan
adalah :
1. Studi kepustakaan
Mempelajari literatur yang relefan dengan kasus yang di kaji.
2. Studi kasus
Kasus ini mempergunakan pendekatan proses keperawatan
yang konfensif,yang meliputi pengkajian data, analiasa daya penetapan diangnosa
keperawatan, penyusunan rencana kererawatan dan melengkapi data informasi dalam
pengkajian dengan menggunakan teknik Sbb :
a.
Observasi
Mengadakan pengamatan langsung kepada klien dengan
cara melakukan peneriksaan yang berkaitan dengan perkembangan klien.
b.
Interview
Mengadakan wawancara dengan keluarga klien dengan
mengajukan pertanyaan langsung.
c.
Dokumentasi
Mendokumentasikan yang berhubungan dengan klien
termasuk sasil diagnostik.
E. Sistematika
Penulisan
Sistematika
penulisan karya tulis ini hasil studi kasus penerapan asuhan keperawatan yang
konferensif yang terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
Mencakup latar belakang masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan,
Metode
penulisan dan sistem matika penulisan.
BAB II : TIJAUAN TEORITIS
Merupakan
hasil laporan studi kepustakaan yang berisi pengertian,anatomi fisiologi,
etiologi, insiden, patofisiologi, manifestasi klinis, tes diagnostik,
penatalaksanaan medik dan asuhan keperawatan.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Merupakan
hasil laporan studi kasus kasus yang berisi pengkajian,pengumpulan data,
pengelompokan data, analisa data, diagnosa keperawatan, rencana tindakan,
pelaksanaan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan serta catatan
perkembangan dengan menggunakan S.O.A.P.
BAB IV : PEMBAHASAN
Membahas
kesenjangan yang terjadi antara tinjauan teoritis dengan kasus yang di angkat
pada asuhan keperawatan.
BAB V : PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Lampiran :
SAP (Satuan Acara Penyuluhan)
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Pengertian
Stroke atau cederaserebrovaskuler ( CVA
), adalah kehenyian fungsi otak yang di akibat oleh berhentinya suolai darah ke
otak. WHO : Sroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik
fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung
lebih dari 24 jam, atau berakhir dangan maut,tanpa di temukannya penyebab
selain dari pada gangguan vaskuler. Pendarahan intracerebral adalah disfungsi
neurologifokal yang akut dan di sebabkan oleh pendarahan primer subtansi otak
yang terjadi secara spontan bukan oleh karna truma kapitis, numun di sebabkan
oleh pecahnya pembulu arteri, vena dan kapiler. (UPF, 1994)
Anatomi
Otak adalah organ tubuh yang kecil, akan
tetapi memegang peranan penting, sehingga alat tubuh ini perlu dilindungi
dengan kokoh dan disimpan dalam tempurung kepala yang keras.
Didalam
otak terdapat berjuta-juta sel otak yang terdiri dari neuron dan glia. Tranmisi
informasi dalam sel-sel neuron berbentuk
impuls listrik. Sel-sel neuron berhubungan melalui celah tipis yang disebut
sinap. Jika impuls berlanhsung dalam suatu neuron, sel neuron tersebut akan
melepaskan neurotransmiter ke dalam celah sinap. Neurotransmiter ini dapat
merangsang atau menghambat impuls dalam sel-sel neuron yang dihubungi.
Lapisan
luar otak (korteks) mempunyai peran yg sangat canggih, mulai dari mengontrol
gerakan, pemrosesan indra, berpikir, berbahasa, merencanakan, mengingat, emosi
dan fungsi kognitif lainnya. Terdapat dua belahan (hemisfer) otak kiri dan
kanan. Masing – masing hemisfer terdiri dari lobus frontalis, paretalis,
temporalis, oksipitalis dan bagian-bagian otak lainnya. Kedua belahan otak
tersebut dihubungkan oleh korpus kolosum, yaitu
sekumpulan serabut-serabut saraf yang menyampaikan informasi timbal
balik antara kedua hemisfer otak.
Sel-sel
motorik dilobus frontalis mengontrol gerakan-gerakan volunter dari otot-otot
tubuh secara menyilang. Jika lobus frontalis kanan mengalami kerusakan, maka
dapat terjadi kelumpuhan (hemiplegi) pada sisi kiri, dan sebaliknya. Di lobus
frontalis terdapat pula pusat bahasa ekspresif dan fungsi intelektual. Gangguan
pada pusat ini mengakibatkan seseorang kesulitan mengespresikan maksud atau
keinginannya dengan menggunakan bahasa (afasia motorik), serta mengalami
gangguan fungsi intelektual.
Sel-sel somatosensorik dilobus
parietalis menerima dan memproses sinyal-sinyal sensorik (perasa) dari sisi
tubuh kontralateral. Gangguan fungsi otak lobus parietalis kanan dapat
mengakibatkan seseorang merasa kesemutan (parestesia), rasa tebal
(hiperstesia), hilang rasa atau gangguan-gangguan sensorik lainnya pada sisi
tubuh sebelah kiri. Begitu pula sebaliknnya.
Sel-sel neuron kortek auditorik
dilobus temporalis menerima dan memproses sinyal-sinyal pendengaran dari
telinga. Sedangkan daerah proyeksi olfaktorik berhubungan dengan fungsi
penghidu. Selain itu di lobus temporalis
terdapat pula pusat bahasa perseptif. Gangguan pada pusat bahasa ini dapat
mengakibatkan seseorang tidak bisa memahami pembicaraan orang lain ( afasia
sensoris ).
Sel-sel korteks visual di lobus
oksipitalis menerima dan memproses sinyal-sinyal peglihatan dari retina mata.
Lesi di lobus oksipitalis mengakibatkan seseorang kehilangan separo lapang
pandangan.
Otak mendapat darah dari 2 (dua)
pembuluh darah besar: karotis ( sirkulasi anterior) dan vertebra ( sirkulasi
posterior ). Otak akan berfungsi dengan baik bila peredaran darahke otak
berlangsung baik, sehingga O2 dan glokosa sebagai sumber energi otak tetap
terjamin.
Dua ( 2 ) pembuluh darah besar pada
otak tersebut membentuk anastomose pada dasar otak yaitu sirkulasi willisi (
area dimana percabangan arteri basiler
dan koratis internal bersatu ). Hampir 20% dari volume darah dalam tubuh berada
di otak dan otak menggunakan seperlima dari O2 yang dihirup melaui paru-paru.
B. Fisiologi
Sistem
karotis terutama melayani kedua hemisper otak, dan sistem vertebrabasilaris
terutama memberi darah bagi batang otak, serebelum dan bagian posterior
hemisper.Aliran darah di otak (ADO) dipengaruhi terutama oleh 3 faktor. Dua yang paling penting adalah, tekanan
untuk memompa darah dari sistem arteri-kapiler ke sistem vena, dan tahanan
(perifer)pembulu darah otak. Faktor ketiga adalah faktor darah sendiri yaitu
viskositas darah dan koagulobilatasnya (kemampuan untuk membeku)
Dari
faktor pertama yang penting adalah tekanan darah sistemik (faktor jantung,darah,
dan pembulu darah), dan faktor kemampuan khusus pembuku darah otak (arteriol)
untuk mencakup bila tekanan darah sistemik dan berdilatasi bila tekanan darah
sistemik menurun. Daya akomodasi sistem
anteriol otak ini tersebut daya
otoregulasi pembulu darah otak (yang berfungsi normal bila tekanan
sistolik antara 50-150 mmHg).
Faktor
darah, selain viskositas darah dan daya membekunya, juga di antaranya seperti
kadar/tekanan parsial CO2 dan O2 barpengaru terhadap diameter arteriol.
Kadar/tekanan parsial CO2 yang naik, PO2 yang turun, serta suasana jaringan
yang asam (PH yang renda), menyebabkan vasodilatasi, sebaliknya bila tekanan
parsial CO2 turun, PO2 naik, atau suasana PH tinggi, maka terjadi
vasokonstriksi.
Viskositas/
kekentalan darah yang tinggi mempengaguhi
ADO sedangkan koagubilitasyang
besar juga memudahkan terjadinya trombusis, dan aliran darah lambat, akibat ADO yang menurun.
D. Etiologi
Stroke biasanya bi sebabkan akibat dari
salah satu dari empat kejadian :
1. Trombosis
(bekuan darah di dalam pembuluh darah oyak dan leher ),
2. Embolisme
serebral (bukuan darah atau material lain yang di bawah ke otak dari bagian
tubuh yang lain )
3. Iskemia
(penurunan aliran darah ke area otak ),
dan
4. Hemoragi
serebral 9pecahnya pembulu darah serebral dengan pendarahan ke dalam jaringan
otak atau ruang di sekitar otak ). Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke
otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berfikir,
memori, bicara,dan sensasi.
Faktor
yang beresiko terserang stroke
1. Faktor risiko yang tidak dapat diobati
diantaranya :
•
Usia
•
Jeenis Kelamin
•
Ras
• Genetik
2. Faktor risiko yang dapat diubah/diobati/dikendalikan/diperkecil diantaranya :
2. Faktor risiko yang dapat diubah/diobati/dikendalikan/diperkecil diantaranya :
•
Hipertensi
• Diabetes mellitus
• Penyakit jantung (katup/otot/irama)
• Riwayat TIA / stroke sebelumnya
• Merokok
• Kolesterol tinggi
• Darah kental
• Obesitas
• Obat-obatan (kokain, amfetamin, extasy, heroin, pil yang mengandung hormon estrogen tinggi)
• Diduga beberapa macam over the counter drugs yang mengandung fenilpropanolamin, efedrin dosis tinggi)
• Kurang berolah raga.
• Pola hidup atau pola makan berlebihan
• Stress yang berkepanjangan
• Diabetes mellitus
• Penyakit jantung (katup/otot/irama)
• Riwayat TIA / stroke sebelumnya
• Merokok
• Kolesterol tinggi
• Darah kental
• Obesitas
• Obat-obatan (kokain, amfetamin, extasy, heroin, pil yang mengandung hormon estrogen tinggi)
• Diduga beberapa macam over the counter drugs yang mengandung fenilpropanolamin, efedrin dosis tinggi)
• Kurang berolah raga.
• Pola hidup atau pola makan berlebihan
• Stress yang berkepanjangan
E. Klasifikasi Stroke
Stroke di klasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :
§ Stroke
iskemik stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah
yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.
yang telah menyumbat suatu pembuluh darah.
yang telah menyumbat suatu pembuluh darah.
§
Stroke hemoragik
E.Insiden
Stroke adalah penyebab kematuan tersering ketiga
paba orangdewasa di amerika serikat. Angka kematian setiap tahun akibat stoke
baru atau rekuren adalah lebih dari 200.000. Inseden stroke secara nasional
diperkirakan adalah 750.000 pre tahun, dengan 200.000merupakan sroke rekuren.
Angka di antara orang amerika keturunan afrika adalah 60% lebih tinggi dari
pada orang kaukasia. Onsiden yang lebih tinggi ini mumgkin brekaitan dengan
peninggkatan insiden ( yang tidak di ketahui sebabnya ). Hipertensi pada orang
amerika keturunan afrika. Walaupun urang mungkin mengalami stroke pada usia
berapapun, dua pertiga stroke terjadi pada usia lebih dari 65 tahun.
Berdasarkan data di seluruh dunia, statistiknya bahkan lebih mencolok: penyakiy
jantung koroner dan stroke penyebab kematian tersering pertama dan dua dan
menempati urutan kelima dan keenam penyebab kecelakaan (Murray, lopes, 1999 ).
Evaluasi data base World Health Oranization (WHO) M engisaratkan bahwa faktor
utama yang berkaitan dengan “epidemi” penyakit kardiovaskuler adalah perubahan
global dalam gizi dan merokok , ditamda urbanisasi dan tuanya populasi
(WHO,1997).
Di amerika serikat
perempuan membentuk lebih dari separuh kasus stroke yang menimggal, lebih dari
dua kali jumlah perempuan yang meninggal karena kanker payudara (National Rural
Health Asocition, 2001). Perempuan juga membuntuk 43% kasus stroke per tahun
tetapi menderita 65% kematian akibat stroke. The National Stroke Asseiatioa
mengajukan penjelasan bahwa resiko stroke meningkat seiring dengan usia dan
bahwa perempuan hidup lebih lama dari pada laki-laki. Faktor resiko tambahan
juga meningkatkan korban: perenpuan berusia di atas 30 thn yang merokok dan
mengkonsumsi kontrasepsi oral dangan kandungan estrogen yang lebih tinggi
memiliki resiko stroke 22 kali lebih besar dari pada rata-rata
(http:www.stroke,org). Karena kecacatan yang terjadi seyelah stroke sangat
merugikan, dan perempuan lebih basar kemungkinannya dari pada laki-laki untuk
menggalami kecacatan serius setelah stroke, maka The National Stroke
Association mumutuskan untuk mempreoritaskan pendidikam tentangfaktor resiko
dan perawatan darurat khususnya untuk perempuan.
F.Fatofisiologi
Gangguan pasokan aliran
darah otak dapat terjadi di mana saja di dalam arteri-arteri yang membentuk
sikulasi Wilisi: arteri karotis interna dan sistem verteprobasilar dan semua
cabang-cabangnya.Secara umum, apabilla aliran darah ke jaringan otak terputus
selama 15 sampai 20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Pertu di
ingat bahwa akomodasi suatu arteri tidak selalu menyebabkan infak di bagian
otak yang diperdarai oleh arteri tersebut. Alasannya adalah mungkin terdapat
sirkulasi kolateral yang memadai di daerah tersebut. Proses patologik yang
mendasari mungkin salah satu proses yang terjadi di dalam pembulu darah yang
memperdarahi otak
Patologinya dapat berupa:
1.
Keadaan penyakit dalam pembuku
darah itu sendiri, seperti pada anterosklerosisdan trombosis, robeknya dinding
pembuluh, atau peradangan
2.
Kurangnya perfusi akibat
gangguaan status aliran darah, misalnya syok atau hiperviskositas darah
3.
Gangguan darah akibat bekuan
atau embolus, infeksi yang berasal dari jantung atau pembulu ekstrakranium;
atau
4.
Ruptur vaskuler di dalam
jaringan otak atau ruang subarkarnoit
Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak
:
1.
Keadaan pembulu darah, bala
menyempit akibat stenosis atau ateroma atau tersumtat oleh trombus/ embolus
2.
Keadaan darah: viskositss darah
yang meningkat hematokrit darah yang meningkat (polisitemia) menyebabkan aliran
darh ke otak lebih lambat; anemia yang berat menyebabkan oksigenasi otak
menurun.
3.
Tekanan darh sistemik memegang
peranan tekanan fungsi otak. Perlu di ingat apa yang di sebut otoregulasi otak
yakni kemampuan intrinsik dari penbuku darah otak agar aliran darah otak tetap
kostan walaupun ada perubahan dari tekanan perfusi otak. Batas normal
otoregulasi antara 50-150 mmHg. Pada penderita hirertensi otoregulasi otak
bergeser ke kanan.
4.
Kelainan jantung
·
Menyebabkan menurunnya cura
jantung antara lain fibrilasi, blok jantung
·
Lepasnya embolus menimbulkan
iskemik da otak.
G.Manifestasi Klinis
Stroke menyebabkan
berbagai defisi neorologik, bargantungpada lokasi lesi (pembu darah mana yang
tersumbat ), ukuran area yang berfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darak
kolateral. (sekunder atau aksesori). Fungsi jaringan otak yang rusak tidak
mampu membaik sepenuhnya.
a.
Kehilangan motorik
Stroke adalah
penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter
terhapan gerakan motorik. Karna neuro motor atas melintas, gangguan kontrol
atas pada sisi yang berlawanan pada otak.
b.
Kehilangan komunikasi
Fungsi otak
lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah
penyebab afasia paling umun. Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat damanifestasikan
oleh hal berikut:
§ Disartria (kesulitan berbicara)
§ Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara)
§ Apraksia (ketidak mampuan untuk melakukan tindakannya yang di
pelajari sebelumnya)
c.
Kehilangan sensori
Karna stroke
dapat berupa kerusakan sentuhan ringan atau mungkin lebih berat, dangan kehilangan propriosepsi ( kemampuan
untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh ) serta kesulitan dalam
mengintrepetasikan stimulus visual,taktik, auditarius
d.
Kerusakan fungsi kognitif
§ Kehilangan memori jangka panjang dan pendek.
§ Penurunan lapang terhatian
§ Kesusakan kemampuan untuk berkonsentrasi
§ Alasan abstrak buruk
§ Perubahan penilaian
e.
Distensi kandung kemih
Setelah stroke
pasien mengalami inkontinensia urine sementara karna konfuusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar