Rabu, 01 Agustus 2012

stroke


A.                Latar belakang

Masalah kesehatan adalah tanggung jawab kita bersama, kesehatan merupakan salah satu bagian pokok dan esensial dari kualitas hidup yang tercermin pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Sehat adalah suatu kondisi yang tidak saja bebas dari penyakit, namun juga sehat secara mental dan sosial. Sehat juga merupakan salah satu unsur hak azasi manusia. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara deramatis seiring usia. Setiap penambahan usia 10 tahun sejak usia 35 tahun, risiko stroke meningkat dua kali lipat. Sekitar lima persen orang berusia di atas 65 tahun pernah mengalami setidaknya satu kali stroke.
            Berdasarkan data prevalensi hipertensi sebagai faktor risiko utama yang makin meningkat di Indonesia adalah sekitar 95%, maka para ahli epidemiologi meramalkan bahwa saat ini dan masa yang akan datang sekitar 12 juta penduduk Indonesia yang berumur diatas 35 tahun mempunyai potensi terkena serangan stroke. Oleh sebab itu, upaya yang komprehensif untuk mengendalikan faktor risiko stroke di masyarakat perlu digalakkan
                        Di Indonesia Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika dimana kegemukan dan junk food telah mewabah. Berdasarkan data statistik di Amerika, setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke baru di Amerika. Dari data tersebut menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang di Amerika yang terkena serangan stroke.
Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih produktif. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga.
Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia identik dengan wabah kegemukan akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia.
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.
            Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk membuat laporan studi kasus dengan judul “Asuhan keperawatan Pada Tn ‘S” Dengan Gangguan sistem Persarafan “Stroke” di Ruang saraf lontara III  Rumah sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

B.   Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Di harapkan penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn “S” dengan ganguan sistem persarafan “stroke”
2.      Tujuan Khusus
a.       Dapat melaksanakan pengkajian, analisa data dan merumuskan diagnosa keperawatan yang terjadi pada klien Tn “S” dengan gangguan siatem persarafan “Stroke”
b.      Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam rencana asuhun keperawatan pada klien Tn “S ” dengan gangguan sistem persarafan “Stroke”
c.       Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam asuhan keperawatan pada Tn “S” dengan gangguan sistem persarafan “stroke”
d.      Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam evaluasi Tn “S” dengan gangguan sistem persarafan “stroke”
e.       Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem persarafan “stroke”
f.       Penulis dapan menganalisa perbedaan yang terjadi antara teori dan kegiatan di lapangan pada klien Tn “S”



C.   Manfaat penulisan
1.      Manfaat Untuk Klien ( keluarga klien).
2.      Mendapatkan pengetahuan dalam memberikan asuhan Manfaat Untuk institusi
-          Sebagai bahan eveluasi terhadap keberhasilan peserta didik dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem persarafan “srtoke”.
3.      Manfaat Untuk Rumah Sakit
-          Sebagau bahan masukan dan informasi dalam upaya meningkatkan Keperawatan di rumah sakit.
4.      Manfaat untuk penulis
-          Sebagai bahan masukan bagi penulis untuk memehami lebih mendalam mengenai perawatan stroke.
-          keperawatan yang sesuai dengan teori.





D.    Metode Penulisan
Tempat                               : RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Lontara III Saraf.
Waktu Pelaksanaan           : 28 juli s/d 30 juli 2009
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah :
1. Studi kepustakaan
Mempelajari literatur yang relefan dengan kasus yang di kaji.
2. Studi kasus
Kasus ini mempergunakan pendekatan proses keperawatan yang konfensif,yang meliputi pengkajian data, analiasa daya penetapan diangnosa keperawatan, penyusunan rencana kererawatan dan melengkapi data informasi dalam pengkajian dengan menggunakan teknik Sbb :
a.    Observasi
Mengadakan pengamatan langsung kepada klien dengan cara melakukan peneriksaan yang berkaitan dengan perkembangan klien.
b.   Interview
Mengadakan wawancara dengan keluarga klien dengan mengajukan pertanyaan langsung.
c.    Dokumentasi
Mendokumentasikan yang berhubungan dengan klien termasuk sasil diagnostik.

E.    Sistematika  Penulisan
                 Sistematika penulisan karya tulis ini hasil studi kasus penerapan asuhan keperawatan yang konferensif yang terdiri dari :
BAB I       : PENDAHULUAN
                    Mencakup latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
                          Metode penulisan dan sistem matika penulisan.
BAB II      : TIJAUAN TEORITIS
                                                Merupakan hasil laporan studi kepustakaan yang berisi pengertian,anatomi fisiologi, etiologi, insiden, patofisiologi, manifestasi klinis, tes diagnostik, penatalaksanaan medik dan asuhan keperawatan.
BAB III   :  TINJAUAN KASUS
                       Merupakan hasil laporan studi kasus kasus yang berisi pengkajian,pengumpulan data, pengelompokan data, analisa data, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan serta catatan perkembangan dengan menggunakan S.O.A.P.                    
BAB IV   : PEMBAHASAN
                     Membahas kesenjangan yang terjadi antara tinjauan teoritis dengan kasus yang di angkat pada asuhan keperawatan.


BAB V    : PENUTUP
                     Kesimpulan
               Saran    

Lampiran      :
SAP (Satuan Acara Penyuluhan)                                      

















BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    Pengertian
Stroke atau cederaserebrovaskuler ( CVA ), adalah kehenyian fungsi otak yang di akibat oleh berhentinya suolai darah ke otak. WHO : Sroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dangan maut,tanpa di temukannya penyebab selain dari pada gangguan vaskuler. Pendarahan intracerebral adalah disfungsi neurologifokal yang akut dan di sebabkan oleh pendarahan primer subtansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karna truma kapitis, numun di sebabkan oleh pecahnya pembulu arteri, vena dan kapiler. (UPF, 1994)

Anatomi
    



  Otak adalah organ tubuh yang kecil, akan tetapi memegang peranan penting, sehingga alat tubuh ini perlu dilindungi dengan kokoh dan disimpan dalam tempurung kepala yang keras.
Didalam otak terdapat berjuta-juta sel otak yang terdiri dari neuron dan glia. Tranmisi informasi dalam sel-sel  neuron berbentuk impuls listrik. Sel-sel neuron berhubungan melalui celah tipis yang disebut sinap. Jika impuls berlanhsung dalam suatu neuron, sel neuron tersebut akan melepaskan neurotransmiter ke dalam celah sinap. Neurotransmiter ini dapat merangsang atau menghambat impuls dalam sel-sel neuron yang dihubungi.
                Lapisan luar otak (korteks) mempunyai peran yg sangat canggih, mulai dari mengontrol gerakan, pemrosesan indra, berpikir, berbahasa, merencanakan, mengingat, emosi dan fungsi kognitif lainnya. Terdapat dua belahan (hemisfer) otak kiri dan kanan. Masing – masing hemisfer terdiri dari lobus frontalis, paretalis, temporalis, oksipitalis dan bagian-bagian otak lainnya. Kedua belahan otak tersebut dihubungkan oleh korpus kolosum, yaitu  sekumpulan serabut-serabut saraf yang menyampaikan informasi timbal balik antara kedua hemisfer otak.
      Sel-sel motorik dilobus frontalis mengontrol gerakan-gerakan volunter dari otot-otot tubuh secara menyilang. Jika lobus frontalis kanan mengalami kerusakan, maka dapat terjadi kelumpuhan (hemiplegi) pada sisi kiri, dan sebaliknya. Di lobus frontalis terdapat pula pusat bahasa ekspresif dan fungsi intelektual. Gangguan pada pusat ini mengakibatkan seseorang kesulitan mengespresikan maksud atau keinginannya dengan menggunakan bahasa (afasia motorik), serta mengalami gangguan fungsi intelektual.
Sel-sel somatosensorik dilobus parietalis menerima dan memproses sinyal-sinyal sensorik (perasa) dari sisi tubuh kontralateral. Gangguan fungsi otak lobus parietalis kanan dapat mengakibatkan seseorang merasa kesemutan (parestesia), rasa tebal (hiperstesia), hilang rasa atau gangguan-gangguan sensorik lainnya pada sisi tubuh sebelah kiri. Begitu pula sebaliknnya.
Sel-sel neuron kortek auditorik dilobus temporalis menerima dan memproses sinyal-sinyal pendengaran dari telinga. Sedangkan daerah proyeksi olfaktorik berhubungan dengan fungsi penghidu.  Selain itu di lobus temporalis terdapat pula pusat bahasa perseptif. Gangguan pada pusat bahasa ini dapat mengakibatkan seseorang tidak bisa memahami pembicaraan orang lain ( afasia sensoris ).
Sel-sel korteks visual di lobus oksipitalis menerima dan memproses sinyal-sinyal peglihatan dari retina mata. Lesi di lobus oksipitalis mengakibatkan seseorang kehilangan separo lapang pandangan.
Otak mendapat darah dari 2 (dua) pembuluh darah besar: karotis ( sirkulasi anterior) dan vertebra ( sirkulasi posterior ). Otak akan berfungsi dengan baik bila peredaran darahke otak berlangsung baik, sehingga O2 dan glokosa sebagai sumber energi otak tetap terjamin.
Dua ( 2 ) pembuluh darah besar pada otak tersebut membentuk anastomose pada dasar otak yaitu sirkulasi willisi ( area dimana percabangan  arteri basiler dan koratis internal bersatu ). Hampir 20% dari volume darah dalam tubuh berada di otak dan otak menggunakan seperlima dari O2 yang dihirup melaui paru-paru.

B.      Fisiologi
                        Sistem karotis terutama melayani kedua hemisper otak, dan sistem vertebrabasilaris terutama memberi darah bagi batang otak, serebelum dan bagian posterior hemisper.Aliran darah di otak (ADO) dipengaruhi terutama oleh  3 faktor. Dua yang paling penting adalah, tekanan untuk memompa darah dari sistem arteri-kapiler ke sistem vena, dan tahanan (perifer)pembulu darah otak. Faktor ketiga adalah faktor darah sendiri yaitu viskositas darah dan koagulobilatasnya (kemampuan untuk membeku)
                Dari faktor pertama yang penting adalah tekanan darah sistemik (faktor jantung,darah, dan pembulu darah), dan faktor kemampuan khusus pembuku darah otak (arteriol) untuk mencakup bila tekanan darah sistemik dan berdilatasi bila tekanan darah sistemik menurun. Daya akomodasi  sistem anteriol otak ini tersebut  daya otoregulasi pembulu darah otak (yang berfungsi normal bila tekanan sistolik  antara 50-150 mmHg).
                Faktor darah, selain viskositas darah dan daya membekunya, juga di antaranya seperti kadar/tekanan parsial CO2 dan O2 barpengaru terhadap diameter arteriol. Kadar/tekanan parsial CO2 yang naik, PO2 yang turun, serta suasana jaringan yang asam (PH yang renda), menyebabkan vasodilatasi, sebaliknya bila tekanan parsial CO2 turun, PO2 naik, atau suasana PH tinggi, maka terjadi vasokonstriksi.
              Viskositas/ kekentalan darah yang tinggi mempengaguhi  ADO  sedangkan koagubilitasyang besar juga memudahkan terjadinya trombusis, dan aliran darah lambat, akibat ADO  yang menurun.

D. Etiologi
       Stroke biasanya bi sebabkan akibat dari salah satu dari empat kejadian :
1.      Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah oyak dan leher ),
2.      Embolisme serebral (bukuan darah atau material lain yang di bawah ke otak dari bagian tubuh yang lain )
3.      Iskemia (penurunan aliran darah  ke area otak ), dan
4.      Hemoragi serebral 9pecahnya pembulu darah serebral dengan pendarahan ke dalam jaringan otak atau ruang di sekitar otak ). Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berfikir, memori, bicara,dan sensasi.

Faktor yang beresiko terserang stroke
1.    Faktor risiko yang tidak dapat diobati diantaranya :
• Usia
• Jeenis Kelamin
• Ras
• Genetik
2.  Faktor risiko yang dapat diubah/diobati/dikendalikan/diperkecil diantaranya :
• Hipertensi
• Diabetes mellitus
• Penyakit jantung (katup/otot/irama)
• Riwayat TIA / stroke sebelumnya
• Merokok
• Kolesterol tinggi
• Darah kental
• Obesitas
• Obat-obatan (kokain, amfetamin, extasy, heroin, pil yang mengandung hormon estrogen tinggi)
• Diduga beberapa macam over the counter drugs yang mengandung fenilpropanolamin, efedrin dosis tinggi)
• Kurang berolah raga.
• Pola hidup atau pola makan berlebihan
• Stress yang berkepanjangan


E. Klasifikasi Stroke
      Stroke di klasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :
§  Stroke iskemik stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.
yang telah menyumbat suatu pembuluh darah.
§  Stroke hemoragik









E.Insiden
                  Stroke adalah penyebab kematuan tersering ketiga paba orangdewasa di amerika serikat. Angka kematian setiap tahun akibat stoke baru atau rekuren adalah lebih dari 200.000. Inseden stroke secara nasional diperkirakan adalah 750.000 pre tahun, dengan 200.000merupakan sroke rekuren. Angka di antara orang amerika keturunan afrika adalah 60% lebih tinggi dari pada orang kaukasia. Onsiden yang lebih tinggi ini mumgkin brekaitan dengan peninggkatan insiden ( yang tidak di ketahui sebabnya ). Hipertensi pada orang amerika keturunan afrika. Walaupun urang mungkin mengalami stroke pada usia berapapun, dua pertiga stroke terjadi pada usia lebih dari 65 tahun. Berdasarkan data di seluruh dunia, statistiknya bahkan lebih mencolok: penyakiy jantung koroner dan stroke penyebab kematian tersering pertama dan dua dan menempati urutan kelima dan keenam penyebab kecelakaan (Murray, lopes, 1999 ). Evaluasi data base World Health Oranization (WHO) M engisaratkan bahwa faktor utama yang berkaitan dengan “epidemi” penyakit kardiovaskuler adalah perubahan global dalam gizi dan merokok , ditamda urbanisasi dan tuanya populasi (WHO,1997).
      Di amerika serikat perempuan membentuk lebih dari separuh kasus stroke yang menimggal, lebih dari dua kali jumlah perempuan yang meninggal karena kanker payudara (National Rural Health Asocition, 2001). Perempuan juga membuntuk 43% kasus stroke per tahun tetapi menderita 65% kematian akibat stroke. The National Stroke Asseiatioa mengajukan penjelasan bahwa resiko stroke meningkat seiring dengan usia dan bahwa perempuan hidup lebih lama dari pada laki-laki. Faktor resiko tambahan juga meningkatkan korban: perenpuan berusia di atas 30 thn yang merokok dan mengkonsumsi kontrasepsi oral dangan kandungan estrogen yang lebih tinggi memiliki resiko stroke 22 kali lebih besar dari pada rata-rata (http:www.stroke,org). Karena kecacatan yang terjadi seyelah stroke sangat merugikan, dan perempuan lebih basar kemungkinannya dari pada laki-laki untuk menggalami kecacatan serius setelah stroke, maka The National Stroke Association mumutuskan untuk mempreoritaskan pendidikam tentangfaktor resiko dan perawatan darurat khususnya untuk perempuan.

F.Fatofisiologi
      Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi di mana saja di dalam arteri-arteri yang membentuk sikulasi Wilisi: arteri karotis interna dan sistem verteprobasilar dan semua cabang-cabangnya.Secara umum, apabilla aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15 sampai 20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Pertu di ingat bahwa akomodasi suatu arteri tidak selalu menyebabkan infak di bagian otak yang diperdarai oleh arteri tersebut. Alasannya adalah mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang memadai di daerah tersebut. Proses patologik yang mendasari mungkin salah satu proses yang terjadi di dalam pembulu darah yang memperdarahi otak
      Patologinya dapat berupa:
1.      Keadaan penyakit dalam pembuku darah itu sendiri, seperti pada anterosklerosisdan trombosis, robeknya dinding pembuluh, atau peradangan
2.      Kurangnya perfusi akibat gangguaan status aliran darah, misalnya syok atau hiperviskositas darah
3.      Gangguan darah akibat bekuan atau embolus, infeksi yang berasal dari jantung atau pembulu ekstrakranium; atau
4.      Ruptur vaskuler di dalam jaringan otak atau ruang subarkarnoit
       Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak :
1.      Keadaan pembulu darah, bala menyempit akibat stenosis atau ateroma atau tersumtat oleh trombus/ embolus
2.      Keadaan darah: viskositss darah yang meningkat hematokrit darah yang meningkat (polisitemia) menyebabkan aliran darh ke otak lebih lambat; anemia yang berat menyebabkan oksigenasi otak menurun.
3.      Tekanan darh sistemik memegang peranan tekanan fungsi otak. Perlu di ingat apa yang di sebut otoregulasi otak yakni kemampuan intrinsik dari penbuku darah otak agar aliran darah otak tetap kostan walaupun ada perubahan dari tekanan perfusi otak. Batas normal otoregulasi antara 50-150 mmHg. Pada penderita hirertensi otoregulasi otak bergeser ke kanan.
4.      Kelainan jantung
·         Menyebabkan menurunnya cura jantung antara lain fibrilasi, blok jantung
·         Lepasnya embolus menimbulkan iskemik da otak.
G.Manifestasi Klinis
      Stroke menyebabkan berbagai defisi neorologik, bargantungpada lokasi lesi (pembu darah mana yang tersumbat ), ukuran area yang berfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darak kolateral. (sekunder atau aksesori). Fungsi jaringan otak yang rusak tidak mampu membaik sepenuhnya.
a.       Kehilangan motorik
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhapan gerakan motorik. Karna neuro motor atas melintas, gangguan kontrol atas pada sisi yang berlawanan pada otak.

b.      Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umun. Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat damanifestasikan oleh hal berikut:
§  Disartria (kesulitan berbicara)
§  Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara)
§  Apraksia (ketidak mampuan untuk melakukan tindakannya yang di pelajari sebelumnya)
c.       Kehilangan sensori
Karna stroke dapat berupa kerusakan sentuhan ringan atau mungkin lebih berat,  dangan kehilangan propriosepsi ( kemampuan untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh ) serta kesulitan dalam mengintrepetasikan stimulus visual,taktik, auditarius
d.      Kerusakan fungsi kognitif

§  Kehilangan memori jangka panjang dan pendek.
§  Penurunan  lapang terhatian
§  Kesusakan kemampuan untuk berkonsentrasi
§  Alasan abstrak buruk
§  Perubahan penilaian

e.       Distensi kandung kemih
Setelah stroke pasien mengalami inkontinensia urine sementara karna konfuusi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar