TUMOR ADNEKSA
A. Konsep Medis
1. Pengertian
Sel
tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara otonom,
lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dengan sel
normal dalam bentuk dan strukturnya.
Tumor
adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sitem reproduksi yaitu pada
tuba fallopi, kemudian pada uterus dan ovarium biasanya terjadi bersamaan.
Tumor
Adneksa adalah tumor ganas di tuba fallopi, lebih sekunder berasal dari tumor
ganas ovarium, uterus, kolorectal dan payudara.
2. Etiologi
Tumor
adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar ke atas dari uterus.
Peradangan ini menyebar ke ovarium, peritoneum, pembuluh darah pelviks, dimana
kuman itu masuk ke organ pelviks selama hubungan seksual, persalinan, aborsi
sebagai akibat dari tindakan ( curet, laparatomi dan sebagainya).
Organ –
organ tadi akan mengalami peradangan dan bersarang di tuba fallopi. Cairan
purulent dapat terkumpul dalam tubuh menyebabkan perlengketan sehingga terjadi
penyempitan dan mengakibatkan berbagai gangguan. Pada tuba, infeksi dapat
disebabkan oleh kuman seperti streptokokus. Stapilokokus, clostridium welene
dan lain – lain.
3. Patologi
HU Taymor dan
Hertig membagi tumor ini menjadi 3 ( tiga ) jenis menurut keganasan
a. Jenis tumor dengan
pertumbuhan papiler, tumor belum mencapai otot tuba dan diferensiasi sel masih
baik, batas daerah normal dengan tumor masih dapat ditunjukkan.
b. Jenis tumor dengan
pertumbuhan papiloaveolar condenomatosa :
tumor telah memasuki jaringan otot dan terlihat gambaran kelenjar.
c. Jenis tumor dengan
pertumbuhan alveomedular : terlihat motoris yang atopik dan investasi sel ganas
ke dalam saluran limfe tuba.
Klasifikasi Tumor
adneksa menurut FIGO
IA : Pertumbuhan tumor terbatas pada salah
satu tuba, tidak ada asites
1. Tak ditemukan tumor di
permukaan luar, kapsulnya utuh
2. Tumor terdapat dipermukaan
luar, atau kapsulnya pecah, atau kedua-duanya
IB : Pertumbuhan tumor terbatas pada kedua
tuba, tidak ada acites
1. Tak ditemukan tumor di
permukaan luar, kapsulnya utuh
2. Tumor terdapat dipermukaan
luar, atau kapsulnya pecah, atau kedua-duanya
IC : Tumor dari tingkatan klinik IA dan IB,
tapi ada acites atau caian rongga perut
positif
II : Pertumbuhan tumor melibatkan satu
atau dua tuba, dengan perluasan ke panggul
IIA : Perluasan proses dan atau metastasis ke
uterus atau ovarium.
IIB : Perluasan proses ke jaringan panggul
lainnya
IIC : Tumor dari tingkat klinik IIA/IIB,
tetapi dengan acites dan/atau caian rongga perut positif ( + )
III : Tumor melibatkan satu / dua, tuba
dengan penyebaran kelenjar limfa intraperitoneal, atau kedua – duanya. Tumor
terbatas pada panggul kecil dengan bukti histologik penyebaran ke usus halus
atau omentum
IV : Pertumbuhan tumor melibatkan salah
satu atau kedua tuba dengan metastasis berjarak jauh. Bilamana didapat positif
untuk menyebutkannya sebagai tingkat klinik IV. Begitu pula ditemukannya
metastasis ke parenkim hati.
4. Patogenesis
Tumor
ganas pada otot reproduksi wanita dijumpai pada semua umur ( 18 – 80 tahun ) dengan rata – rata
puncaknya pada usia 52 tahun. Kejadian paling sering pada kelompok umur 30 – 40
tahun
5. Gejala klinik
Gejala yang
timbul pada tumor adneksa adalah gejala perdarahan pervaginam. Pada masa
reproduksi, perdarahan biasanya terjadi antara 2 masa haid dan jumlahnya hanya
sedikit tapi dapat berlangsung secara terus menerus setiap hari. Gejala ke dua
setelah perdarahan adalah perasaan nyeri di perut, perasaan sakit dapat timbul
sebagai akibat distensi dinding tumor.
6. Test Diagnostik
a. Pemeriksaan pelviks
Digunakan untuk
melihat perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ – organ
dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.
b. Test papanicolou
Merupakan
pemeriksaan sitologis yang memungkinkan adanya sel – sel abnormal dan
mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
c. Ultrasonografi
Merupakan alat
diagnostik yang sangat berguna bagi masalah-masalah ginekologi, untuk
menentukan lokasi massa
tumor.
d. Endoscopy
Dengan endoscopy
dapat melihat pelviks dan jaringan sekitarnya secara langsung.
-
Calposcopy
vagina dan serviks di bawah kekuatan magnet yang rendah
-
Culdoscopy
: Memasukkan culdoscopy melalui vagina bagian belakang ke dalam culdecar untuk
melihat tuba fallopi dan ovarium
-
Hysteroscopy
: pemasukan hystereskopy melalui serviks untuk melihat bagian dalam uterus
-
Laparoscopy
: Pemasukan melalui insisi kecil pada dinding abdomen
7. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan
Total heroscopy
abdominal (THA) dan tanpa bilateral salpingo oporectomy (BSO) adalah penanganan
yang sangat umum dilakukan pada tumor / kanker ginekologi.
b. Radio terapy
Radiasi ulang intra cervical saat
pra bedah untuk mengecilkan tumor sehingga dapat menjamin tingkat keamanan saat
dilakukan pembedahan.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengertian Keperawatan
Keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk
pelayanan bio – psiko – social – spritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit dan mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia.
Proses
keperawatan adalah suatu system dalam merencanakan asuhan keperawatan yang
mempunyai 4 tahapan, yaitu pengkajian, perencanaan, (terdiri dari tujuan,
intervensi, dan rasional), pelaksanaan dan evaluasi.
Tujuan perawawatan :
a.
Membantu individu menentukan
masalah kesehatan / keperawatan yang dirasakan dengan mengajak individu dan
masyarakat untuk ikut berpartisipasi meningkatkan kesehatan.
b.
Membantu individu untuk
meningkatkanderajat kesehatannya seoptimal mungkin
c.
Membantu individu mengembangkan
potensinya, memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Agar tidak selalu
tergantung kepada orang lain dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Proses Keperawatan Pada Klien
dengn Tumor adneksa
Hal – hal yang perlu di kaji pada
klien dengan tumor adneksa adalah :
a.
Biodata Klien
1)
Identitas klien yaitu nama (
initial ), umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, lamanya
menikah, alamat, diagnosa medis, tanggal masuk RS dan tanggal pengkajian
2)
Identitas suami dan penanggung
b.
Data Biologis
1)
Keluhan utama : benjolan pada
daerah abdomen
2)
Riwayat keluhan utama :
Dipaparkan
tentang awal terjadinya tumor adneksa dengan enggunakan analisa sintom PQRST,
dilengkapi dengan keluhan lain dan pengaruh keluhan terhadap aktifitas / fungsi
tubuh serta usaha klien untuk mengatasi keluhan.
3)
Riwayat kesehatan masa lalu
Yang
dikaji adalah riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat opname dengan
trauma, operasi, transfusi darah, alergi dan kebiasaan spesifik klein lainnya.
4)
Riwayat kesehatan keluarga
Yang
dikaji adalah tiga generasi denngan mencantumkan genogram, apakah ada riwayat
penyakit keturunan dengan melihat apakah ada anggota keluarga yangmenderita
penyakit yang dapat diturunkan, termasuk tumor adneksa
5)
Riwayat reproduksi
Riwayat
haid klien meliputi : menarche, siklus haid, durasi haid, perlangsungan haid (
dismenorche, polimenorche, oligomenorche, amenorhoe atau menometrohagie ),
riwayat obstetric meliputi kehamilan, persalinan, dan nifas lalu, riwyat
ginekologi dan KB
c.
Riwayat ADL
Dikaji
pola kegiatan sehari – hari sebeleum dan pada saat sakit
1) Makanan : Jenis makanan, frekwensi makanan, nafsu makan, makanan pantangan dan kesukaan klien.
2) Jenis dan jumlah minuman
3) Eliminasi : BAB : frekwensi, warna dan konsistensi
BAK : frekwein . jumlah, warna dan bau
4) Istirahat / tidur : waktu serta jumlah jam tidur malam maupun siang
5) Kebersihan diri : penampilan diri, kebersihan rambut, badan, gigi/mulut, genitalia/anus, kuku tangan / kaki serta pakaian
6) Oxigenasi : pola nafas, ada / tidak adanya perubahan dalam pernafasan
7) Olah raga / aktifitas : kegiatan olah raga dan aktifitas yang dilakukan klien
d.
Pemeriksaan fisik
1)
Penampilan ibu
2)
Tingkat kesadaran
3)
TB / BB
4)
Tanda – tanda vital : meliputi
Tekanan darah, denyut nadi, suu badan, dan frekwensi pernafasan.
5)
Kepala dan rambut : bentuk
kepala, keadaan / kebersihan rambut dan kulit kepala
6)
Wajah / muka : ekspresi wajah,
edema wajah / muka
7)
Mata : kebersihan, konjungtiva,
sclera
8)
Hidung : kesimetrisan, sekret
hidung,
9)
Mulut : mukosa bibir, lidah, ada tidaknya
caries
10) Telinga : kebersihannya, sekret, keadaan telinga luar
11) Leher : ada tidaknya pembesaran gondok, vena jugularis dan arteries
carotis
12) Dada : Inspeksi : benduk dada, payudara, ekspansi paru,
Palpasi : nyeri tekan, massa, ekspansi paru,
takti premitus, iktus cordis
Perkusi : bunyi perkusi paru / jantunmg, pembesaran
jantung
Auskultasi : bunyi jantung dan bunyi nafas normal serta ada tidaknya
bunyi tambahan
13) Abdomen :
Inspeksi : Pembesaran abdomen, ada tidaknya striae, dilatasi vena
Palpasi : nyeri tekan, massa
Perkusi : bunyi perkusi
Auskultasi : bunyi peristaltic usus, ada tidaknya bising
usus/pembuluh darah.
14) Genitalia (vulva/anus) :
Kebersihannya, ada tidaknya flour albus, varices, kandilomata, ada
tidanya massa
atau lesi antara rectum – vagina.
15) Tungkai bawah : kesimetrisan ada tidaknya edema pretibial atau
varices.
e.
Data Psikologis/Sosiologis
Pada
klien dengan tumor adneksa biasanya ditemukan adanya perasaan cemas
-
Dikaji reaksi emosional(respon
ibu/suami) setelah penyakitnya didiagnosa/diketahui, begitupun dengan respon
anaknya.
-
Dikaji jenis pertolongan yang
diinginkan oleh klien.
-
Dikaji peranan ibu dalamn
keluarga.
-
Dibahas tentang hubungan klien
dengan orang lain.
f.
Data Spiritual
Pada
klien dengan tumor adneksa dikaji tentang :
-
Usaha ibu berdoa terhadap
penyakitnya.
-
Pantangan menurut keyakinan ibu
selama di Rumah Sakit.
-
Keharusan menurut keyakinan ibu
selama di rumah sakit.
g.
Data Pernunjang
Dikaji
tentang jenis-jenis pemeriksaan penunjang seperti :
-
Pemeriksaan laboratorium.
-
Pemeriksaan radiology.
Daftar Pustaka
- Cunningham, MacDonald, Gant, Obstetri Williams, Penerbit EGC, edisi 18 1995.
- Cristina S. Ibrahim, Dra, Perawatan Kebidanan Jilid II Penerbit Bhratara – Jakarta, 1993
- Wiknjosastro. H, DSOG, dr. Prof, Ilmu kebidanan, Peneribit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Jakarta, Edisi ke tiga, 1999
PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS
KEPERAWATAN MATERNITAS
PENGKAJIAN FISIK PADA KASUS GINEKOLOGI
No. Reg. Ibu :
10 11 73
Tgl MRS :
13-04-03, jam
17.35
Tgl Pengkajian :
06 Mei 2003
I. BIODATA
A. Identitas ibu / suami :
1. Initial : Ny. “IT” : Tn. “M”
2. Umur : 47 Tahun :
50 tahun
3. Suku : Bugis :
Bugis
4. Agama : Islam :
Islam
5. Pendidikan : - :
SD
6. Pekerjaan : Ibu RT :
Buruh
7. Lamanya menikah : 25 tahun : idem
8. Alamat : Jl Tabaria Blok I/13 Mks :
Idem
B. Data Biologis / Fisiologis
1. Keluhan utama : Perut. membesar
2. Riwayat keluhan utama
a. Mulai timbulnya : sekitar 2
bulan yang lalu
b. Sifat keluhan : Nyeri pada
daerah alat reproduksi / abdomen
c. Lokasi keluhan : Alat
reproduksi dan abdomen
d. Factor pencetus : tidak
diketahui
e. Keluhan lain : susah tidur,
perut sakit bila makan, kembung.
f.
Pengaruh
keluhan terhadap aktivitas/ fungsi tubuh : ADL terganggu, karena fungsi tubuh
lemah
g. Usaha klien untuk
mengatasinya : Berobat ke dukun dan dokter.
3. Riwayat keluhan masa lalu
a. Penyakit yang pernah diderita
: Pilek / demam
b. Riwayat opname ( kapan/alasan
): tidak pernah opname di Rumah sakit.
c. Riwayat trauma ( kapan/
alasan ) : tidak pernah mengalami trauma.
d. Riwayat operasi ( kapan /alasan
) : tidak pernah dilakukan operasi sebelumnya.
uterus : Fundus
uteri tidak teraba,
Abdomen : terjadi
pembesaran karena tumor dan asites
e. Riwayat transfusi darah ( kapan/ alasan ) : tanggal 3 Mei 2003,
karena hasil pemeriksaan lab. Menunjukkan Hb, 6,7 gr %
f.
Riwayat
alergi ( makanan/ obat/ dll ) : belum ada makanan maupun obat-obatan yang
pernah dikonsumsi menyebabkan alergi.
g. Riwayat indikasi ( obat
/rokok/ lakohol ) : Tidak ada
h. Kebiasaan spesifik ( makanan/
minuman ) : Tidak ada
C. Riwayat Keluarga
1. Riwayat penyakit menular :
Tidak ada diantara keluarga yang mempunyai penyakit menular seperti TBC, MH dan
lain-lain
2. Riwayat penyakit keturunan :
tidak ada dari anggota keluarga yang berpenyakit keturunan : misalnya DM, tumor dan lain-lain.
3. Pengaruh lingkungan psikososial
rumah ( genogram )
Genogram :
= Laki – laki
= Perempuan
=
Meninggal dunia = Klien
:
Perkawinan I cerai
:
Perkawinan II cerai
:
Perkawinan sekarang
:
Tinggal serumah
D. Riwayat Reproduksi
1. Riwayat haid
a. Menerche : 15 tahun
b. Siklus haid : teratur, 28 – 30
hari
c. Durasi haid : 7 hari
d. Perlangsungan haid :
·
Dismenore
: ada
·
Polimenore
: tidak ada
·
Oligimenore
: tidak ada
·
Menometroragia
: ada
·
Amenore
: tidak ada
2. Riwayat Obsetric
a. Kehamilan, persalinan dan
nifas lalu :
Kehamilan
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
Ke
|
Thn
|
Umur
(mg)
|
Jenis
Pers.
|
Peno -long
|
Perlang sungan
|
BB bayi
|
Keadaan ibu
|
PerLang sungan
|
Lamanya menyusui
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
1981
1983
1986
1988
1989
1992
1994
1995
1996
|
Aterm
Aterm
Aterm
Aterm
Aterm
Aterm
Aterm
Aterm
Aterm
|
Spontan
Spontan
Spontan
Spontan
Spontan
Spontan
Spontan
Spontan
Spontan
|
Dukun
Dukun
Dukun
Dukun
Dukun
Dukun
Dukun
Dukun
Dukun
|
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
|
-
-
-
-
-
-
-
-
-
|
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
|
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
|
1½ thn
1½ thn
1½ thn
1½ thn
½ thn
½ thn
½ thn
½ thn
1 tahun
|
b. Riwayat Ginekologi :
Perdarahan pervaginam sejak 1 tahun yang lalu, warna kehitaman dan berbau busuk
setiap kali terjadi perdarahan. Jika klien mengalami kejadian tersebut maka
klien akan meminta pertolongan petugas
kesehatan untuk disuntik, pembesaran abdomen terjadi sekitar dua bulan yang
lalu. Klien MRS Perjan Wahidin Sudirohusodo rujukan dari RS Bone, sebelum masuk
ke ruang ginekologi, klien berobat jalan di poliklinik. Setelah pemeriksaan
yang diinginkan selesai maka klien dianjurkan untuk di opname dengan rencana
operasi.
c. Riwayat Keluarga Berencana :
belum pernah ikut KB
E. Riwayat Aktivitas sehari -
hari
1. Kebutuhan Nutrisi
Kebiasaan :
a. Pola makan ibu : Teratur ( Pagi - siang -
malam )
b. Frekwensi makan : 2-3 X /
hari
c. Kebutuhan minum/ cairan :
2500 – 3000 cc (± 8 gelas perhari)
Setelah MRS / operasi :.
a. Konsumsi perhari makanan / sumber:
F
Karbohidrat
: Bubur / nasi
F
Protein
: Telur / ikan
F
Lemak
: susu
F
Besi
/ asam folat : tidak ada
F
Kalsium
: sayur-sayuran
F
Iodine
: tidak ada
b. Nafsu makan : Baik, tetapi
klien membatasi makan karena nyeri pada abdomen
c. Masalah dengan gigi/ mengunyah : gigi bawah berlobang/ tidak ada masalah
d. Makanan yang disenangi : klien tidak pilih-pilih makanan
e. Makanan yang dipantang : makanan yang banyak mengandung garam, karena klien juga mengalami hipertensi ringan
f. Kebutuhan minum/ cairan.: 2500 – 3000 cc/hari dan terpenuhi melalui intake peroral.
g. Perubahan lain : Rasa nyeri yang hebat pada abdomen jika klien makan
2. Kebutuhan Eliminasi :
Kebiasaan :
a. Frekwensi BAK : 2 X perhari
b. Warna / bau khas : kuning / amoniak
c. Gangguan eliminasi BAB :
tidak ada ; klien sudah BAB pagi.
d. Warna/ konsistensi : kuning/
lembek berbentuk.
e. Gangguan eliminasi BAB :
tidak ada.
Setelah MRS :
a. Poliuri : tidak ada
b. Inkontinensia uri : tidak ada
c. Dysuria : tidak ada
d. Hemoroid : tidak ada
e. Perubahan kandung kencing :
nyeri tekan pada area supra pubik.
f.
Perubahan
lain : bau kencing seperti bau obat.
3. Kebutuhan Kebersihan Diri sendiri
Kebiasaan :
a. Kebersihan mulut : cukup
bersih
b. Kebersihan badan: cukup
bersih
c. Kebersihan gigi / mulut :
cukup
d. Kebersihan genetalia / anus/
: cukup bersih
e. Kebersihan kuku tangan / kaki
: cukup bersih
f.
Kebersihan
pakaian : cukup bersih
Perubahan setelah MRS : terlihat agak kotor , karena klien tidak
dapat melakukan sepenuhnya ADL, klien tampak bed rest total di tempat tidur.
4. Kebutuhan istirahat / tidur :
Kebiasaan
:
a. Istirahat / tidur siang : ±1
½ jam (14.00-15.30)
b. Istirahat / tidur malam : ± 8
- 9 jam ( 20.00 - 06.00 )
c. Pekerjaan RT dilakukan :
bersama dengan anak-anaknya.
d. Merawat anak dilakukan : sendiri dibantu oleh suami dan anaknya yang
sudah dewasa.
Setelah MRS :
a.
Perubahan : sangat sulit untuk
tidur karena nyeri yang dirasakan pada abdomen, jumlah jam tidur ± 4 jam /
hari.
b.
Peranan keluarga dalam membantu
ibu istirahat : cukup besar, ditunggu oleh : suami dan anak – anaknya.
F. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan fisik umum :
a. Penampilan ibu : KU lemah
b. Kesadaran : compus mentis, GCS = 15
c. Tinggi / Berat badan :
d. Tanda vital ::
TD :140 / 90 mmHg, N : 80 kali/ menit,
P: 24 kali/ menit S : 36,70c
e. Kepala dan rambut
Keadaan
rambut : warna hitam, kuat/ tidak mudah
dicabut, tapi agak jarang
Kebersihan
rambut : cukup bersih.
f. Wajah / muka :
Edema
wajah / muka : tidak ada edema
Ekspresi
wajah / muka : tampak tegang , tampak pucat
g. Mata:
Kebersihan: bersih
Konjungtiva : anemis ( warna
merah muda/ pucat )
Sklera : tidak ditemukan adanya ikterus, sclera putih
h. Hidung :
Kesimetrisan : lubang ka/ki simetris
Sekret hidung : tidak ada
Tidak
ditemukan adanya tanda-tanda radang maupun kelainan berupa polip, septum
deviasi dan lain-lain.
i. Mulut :
Mukosa
bibir : agak pucat
Lidah :
merah bersih dengan pinggir agak kemerahan
Karies : gigi molar ( gigi geraham bawah ) ka/ki berlobang.
j. Inspeksi telinga :
Kebersihan telinga : bersih, tidak ditemukan adanya serumen
Sekret telinga : tidak ada
Keadaan telinga luar : baik, tidak ada tanda-tanda infeksi
k. Leher :
Pembesaran kelenjar gondok : tidak ada pembesaran kel. Tyroid, tidak
ada sakit menelan
Pembersan
vena jugularis : tidak ada , tekanan vena jugularis pada garis bayang 10 cm .
Arteri karotis ; tidak nampak dan teraba.
l. Dada / perut :
Payudara :
·
Kesimetrisan buah dada :
simetris,
·
Bentuk buah dada : Kempes /
menggantung
·
Ukuran buah dada ; diameter ± 8
-10 cm
·
Kesimetrisan putting : simetris
·
Retraksi putting : tidak ada,
bentuk normal ( menonjol keluar)
·
Nyeri tekan ; Tidak ada
Jantung :
·
Ictus cordis : terlihat pada
intercosta kelima , garis mid klavikularis, 2 jari dibawah payudara
·
Bunyi tambahan : seperti murmur
, kreckel maupun irama gallop tidak
ditemukan .
Paru :
·
Bunyi pernafasan : sonor
·
Bunyi tambahan : tidak ada
bunyi tambahan seperti rhonki suitan
( wheezing) maupun krepitasi.
Abdomen :
·
Inspeksi ; Nampak ada
Pembesaran seinggi Prosessus xhipoideus
·
Bentuk : Pembesaran perut simetrik
·
Massa : Sulit teraba karena
disertai dengan asites
·
Pada palpasi :Nyeri tekan :
pada epigastrium, meringis kesakitan sambil menahan nafas
·
Konsistensi : agak menegang (
sedikit melawan tahanan )
·
Batas pinggir : tidak jelas
·
Nampak adanya strie albicans
·
Nampak adanya dilatasi vena.
m. Panggul / vagina / serviks :
Dengan inspekulo ; nampak ada
kerapuhan pada porsio sebelah kanan, kiri masih baik
Keadaan dinding vagina : Proses (+) 2/3 proximal vagina,
berbenjol-benjol
Prolapsus uterus ; tidak ditemukan
Keadaan porsio : proses (+) menyebar ke parametrium kiri.
n. Genitalia ( vulva / anus )
Kebersihan : cukup bersih
Flour albus : tidak ada
Varises : tidak ada
Kondilomata : tidak ada
o. Pemeriksaan rectal :
Massa antara rectum dan vagina : tidak ada
Lesi antara rectum dan vagina : tidak ada
p. Tungkai bawah :
Kesimetrisan : simetris
Nampak ada edema pada kaki, tapi cepat kembali
varises tidak ada
q. Pemeriksaan laboratorium ( hasil . tgl ) :21- 04 - 03
USG : Tumor ovarium dengan
keganasan + asites
BNO / IVP : 1/5/03 : Fungsi ekskresi kedua ginjal baik, tumor
ginekologik
Pap Smear : 18/3/03
: Karsinoma sel skuamous tipe kecil.
EKG : 06/5/03
: PJK
Glukosa
darah sewaktu : 79 Normal 140
Ureum
darah : 20,5 Normal 10
– 50
Kreatinin
darah : 0,80 Normal Lk
<1,3 Pr < 1,1
SGOT :
60 Normal Lk < 38 Pr < 32
SGPT : 15 Normal Lk < 41 Pr < 31
HB : 6,7
Normal 12 – 16
Setelah
Transfusi darah
HB
( tanggal 4 Mei 2003 ) : 9,1 Normal 12 – 16
C. Data Psikologis / Sosiologis
1.
Reaksi
emosional setelah diagnose penyakit diketahui :
a. Respon ibu : ibu nampak
gelisah, serta cemas bertanya-tanya
tentang keadaannya, terutama menyangkut rencana operasi, takut
menghadapi operasi keinginan untuk kesembuhannya cukup tinggi.
b. Respon suami : Tampak sedih melihat keadaan istrinya
c. Respon anak : cukup prihatin
dengan keadaan ibunya
d. Jenis pertolongan yang
diinginkan : dilakukan pengobatan sampai sembuh
2. Peranan ibu dalam keluarga :
a. Pengambilan keputusan :
suami, akan tetapi apabila ada hal-hal yang bermasalah selalu dirundingkan
bersama.
b. Konsultasi kesehatan : dengan petugas kesehatan ( puskesmas / dokter
), tapi klien juga telah banyak berobat ke dukun.
c. Penentuan diet dan makanan
pantang : klien dianjurkan makan makanan rendah garam
d. Lain – lain : -
D. Data Spritual
1. Usaha ibu berdoa terhadap penyakitnya
: berharap cepat sembuh
2. Pantangan menurut keyakinan
ibu selama di RS : tidak ada
3. Keharusan menurut keyakinan
ibu selama di RS : tidak ada
E. Kesimpulan : Klien masuk rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar disertai dengan , anemi, nyeri tekan pada abdomen, badan lemah , klien tampak agak kebigungan, gelisah , ekspresi wajah nampak tegang, bertanya-tanya tentang penyakitnya, hasil USG : tumor adneksa, kebersihan selama MRS kurang. Malas makan karena nyeri pada abdomen jika makan. Nampak ada pembesaran pada abdomen karena tumor dan asites.
F. Obat-obatan :
Tiwimox 3 x 500
mg
Inbion 2 x 1 cap.
Cartopril 2 x 6,25 mg
Farmakes 3 x 1
cap
Rencana Operasi
tanggal 12 Mei 2003
Patofisiologi Tumor Adneksa Terhadap
Penyimpangan KDM
Tumor Adneksa
ß
Neovaskularisasi
ß
Pertumbuhan tumor yang Ü progresif
ß
Pembesaran abdomen
ß
|
Suply nutrisi / O2
ke jaringan tumor
meningkat
Penekananan
pada daerah tertentu Ü (bokong/punggung)
|
Þ Suplay nutrisi / O2 ke
jaringan
tubuh menurun, Metabolisme tubuh
meningkat
ß
Ü Kelemahan
fisik
|
||||
Perubahan bentuk / fisik tubuh
ß
perubahan status kes.
ß
Rencana operasi
ß
Stressor pada klien
ß
Kecemasan
|
Penekanan diafragma / lambung oleh isi
abdomen (tumor)
ß
kapasitas lambung menurun
ß
Tumor menekan organ sekitar
ß
Ü nyeri
ß
di teruskan ke hipota-lamus
ß
diterima oleh reseptor pengatur tidur
ß
Gangguan pd
pemenu han pola tidur
|
ß
Kurang vaskularisasi pada daerah
tersebut
ß
Transportasi O2 dan nutrisi
ke jaringan yang tertekan menurun
ß
Iskemik
ß
Kerusakan
integritas kulit
|
ß
Immobilisasi
ß
Peristaltik usus menurun
ß
Faeces lama di usus
ß
Reabsorbsi cairan
ß
Faeces keras
ß
Obstipasi/konstipasi
ß
Perubahan pola
eliminasi BAB.
|
ß
Gangguan
pemenuhan kebutuhan ADL
|
||
Klasifikasi Data
DATA SUBJEKTIF
|
DATA OBJEKTIF
|
¨ Klien mengatakan tidur
hanya ± 2 jam pada malam hari
¨ Klien mengatakan nyeri yang
dirasakan mengganggu tidurnya
¨ Klien mengatakan takut
menghadapi operasi
¨ Klien mengatakan kuatir
dengan keadaannya
¨ Klien menanyakan tentang
proses operasinya
¨ Klien mengeluh sangat lemah
¨ Klien mengatakan semua kebutu hannya dilayani di tempat
tidur
¨ Klien mengatakan BAB dan
BAK di tempat tidur
¨ Klien mengatakan nyeri pada daerah epigastrium
¨ Klien mengatakan pernah ke
dukun
|
¨ Ekspresi wajah tampak lesu¨ Jumlah jam tidur hanya ± 4 jam / hari¨ Keadaan umum nampak lemah
¨ Klien nampak berbaring di
tempat tidur / bedrest
¨ Tampak semua kebutuhan
klien dilayani di tempat tidur
¨ Ekspresi klien tampak
tegang
¨ Konjungtiva nampak pucat
¨ Hb : 9,1 gr %
|
II. Analisa Data
No.
|
D a t a
|
Etiologi
|
Masalah
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
DS :
¨ Klien mengatakan tidur
hanya ± 2 jam pada malam hari
¨ Klien mengatakan nyeri yang
dirasakan mengganggu tidurnya
DO
:
¨ Ekspresi wajah tampak lesu
¨ Jumlah jam tidur hanya ± 4
jam / hari
DS
:
¨ Klien mengatakan takut
menghadapi operasi
¨ Klien mengatakan kwatir
dengan keadaannya
¨ Klien menanyakan tentang
proses operasinya
DO
¨ Ekspresi wajah klien nampak
cemas
DS :
¨ Klien mengeluh sangat lemah
¨ Klien mengatakan semua kebutu hannya dilayani di tempat
tidur
¨ Klien mengatakan BAB dan
BAK di tempat tidur
¨ Klien mengatakan nyeri pada daerah epigastrium
DO:
¨ Keadaan umum nampak lemah
¨ Klien nampak berbaring di
tempat tidur / bedrest
¨ Tampak semua kebutuhan
klien dilayani di tempat tidur
¨ Konjungtiva nampak pucat
¨ Hb : 9,1 gr %
DS
: -
DO : -
DS
:
DO :
|
Penekanan diafragma / lambung oleh isi
abdomen (tumor)
ß
kapasitas lambung menurun
ß
Tumor menekan organ sekitar
ß
Nyeri
ß
di teruskan ke hipota-lamus
ß
diterima oleh reseptor pengatur tidur
ß
Gangguan pd
pemenu han pola tidur
Tumor adneksa
ß
Pertumbuhan tumor yang progresif
ß
Pembesaran abdomen
ß
Perubahan bentuk / fisik tubuh
ß
perubahan status kes.
ß
Rencana operasi
ß
Stressor pada klien
ß
Kecemasan
Tumor adneksa
ß
Neovaskularisasi
ß
Suplay nutrisi / O2 ke
jaringan
tubuh menurun
ß
Metabolisme tubuh meningkat
ß
Kelemahan
Fisik
Kelemahan Fisik
ß
Bedrest
ß
Penekanan pada daerah tertentu ( bokong / punggung )
ß
Kurang vaskularisasi pada daerah
tersebut
ß
sirkulasi O2 ke jaringan
yang tertekan menurun
ß
Iskemik
ß
Risiko terjadinya
kerusakan integritas kulit
Bedrets
ß
Immobilisasi
ß
Peristaltik usus menurun
ß
Faeces lama di usus
ß
Reabsorbsi cairan
ß
Faeces keras
ß
Obstipasi/konstipasi
ß
Perubahan pola eliminasi
|
Gangguan pola tidur
Kecemasan
Gangguan pemenuhan Kebutuhan ADL
Risiko terjadinya kerusakan integritas
kulit
Risiko terjadinya perubahan eliminasi
|
Diagnosa Keperawatan
No.
|
Masalah / Diagnosa
|
Tanggal ditemukan
|
Tanggal teratasi
|
1.
2.
3.
4.
5
|
Gangguan
pola istirahat : tidur b/d sensasi nyeri
Kecemasan
b/d nyeri dan rencana operasi
Gangguan
pemenuhan kebutuhan ADL b/d kelemahan
fisik
Risiko
terjadinya kerusakan integritas kulit b/d bedrest yang lama akibat kelemahan
fisik.
Risiko
terjadinya perubahan eliminasi (konstipasi) b/d immobilisasi akibat kelemahan
fisik
|
06
April 2003
06
April 2003
06
April 2003
06
April 2003
06
April 2003
|
06
April 2003
|
Rencana Asuhan Keperawatan
No
|
Hari / Tanggal
|
Diagnosa Keperawatan dan
Data penunjang
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Selasa
06-04-03
Selasa
06-04-03
Selasa
06-04-03
Selasa
06-04-03
Selasa
06-04-03
|
Gangguan pola istirahat (tidur) :
tidur b/d sensasi nyeri ditandai dengan :
DS :
¨ Klien mengatakan tidur
hanya ± 2 jam pada malam hari
¨ Klien mengatakan nyeri yang
dirasakan mengganggu tidurnya
DO
:
¨ Ekspresi wajah tampak lesu
¨ Jumlah jam tidur hanya ± 4
jam / hari
Kecemasan b/d nyeri dan rencana
operasi
DS :
¨ Klien mengatakan takut
menghadapi operasi
¨ Klien mengatakan kwatir
dengan keadaannya
¨ Klien menanyakan tentang
proses operasinya
DO
¨ Ekspresi wajah klien nampak
tegang
Gangguan
pemenuhan kebu tuhan ADL b/d kelemahan
fisik
DS :
¨ Klien mengeluh sangat lemah
¨ Klien mengatakan semua kebutu hannya dilayani di tempat
tidur
¨ Klien mengatakan BAB dan
BAK di tempat tidur
¨ Klien mengatakan nyeri pada daerah epigastrium
DO:
¨ Keadaan umum nampak lemah
¨ Klien nampak berbaring di
tempat tidur / bedrest
¨ Tampak semua kebu tuhan
klien dilayani di tempat tidur
¨ Konjungtiva nampak pucat
¨ Hb : 9,1 gr %
Risiko
terjadinya kerusakan integritas kulit b/d bedrest yang lama akibat kelemahan
fisik.
Risiko
terjadinya perubahan eliminasi (konstipasi) b/d immobilisasi akibat kelemahan
fisik
|
Klien akan
menampak kan kebutuhan tidur nya terpenuhi dengan kriteria :
¨ Klien dapat beradaptasi dgn
nyeri yg dirasakan
¨ Tidur 6-8 jam/hari
¨ Ekpresi wajah nampak segar.
Klien akan mengung kapkan kecemasannya
berkurang/hilang dgn kriteria :
¨ Ekspresi wajah klien nampak
tenang
¨ Ungkapan verbal klien
mengatakan tidak cemas lagi
¨ Klien mampu beradaptasi
terha dap nyerinya.
Gangguan
pemenuhan ADL teratasi dengan criteria :
¨ KU baik
¨ Klien mampu memenuhi kebu
tuhan ADLnya secara mandiri
¨ Kadar HB : 12-16
¨ Konjungtiva merah
Klien akan
menam pakkan gangguan integritas kulit tidak terjadi dengan criteria :
¨ Ku Baik
¨ Tidak ditemukan tanda –
tanda iritasi pada kulit.
¨ Tidak terjadi / luka pada
kulit
Klien akan menam pakkan
risiko terhadap perubahan eliminasi (konstipasi) dapat dice-gah dgn kriteria
:
¨ Klien BAB 1 x per hari
secara teratur
¨ Peristaltik usus kesan
normal ( 1 x dalam 15 – 30 “ )
|
1. Kaji ulang jumlah peme
nuhan kebutuhan tidur, factor penyebab gangguan tidur.
2. Ciptakan lingkungan yg
tenang dengan :
· Anjurkan kepada kelu-arga
utk tdk menggang gu klien saat istirahat
· Kurangi kebisingan dan
lampu
· Hindari mengganggu bila
mungkin
3. Lakukakan tehnik dis-traksi kepada klien.
4. Bimbing klien dalam tehnik
relaksasi.
5. Ajarkan / anjurkan klien
untuk tidak mengkom sumsi minuman yang menimbulkan stimulan.
6. Buat rutinitas tidur baru
yang dimasukkan dalam pola lama
1. Kaji tingkat kecemasan
klien
2. Beri informasi yg jelas
tentang keadaan klien
3. Beri kesempatan pada klien
untuk mengung kapkan segala keluhan nya & dengarkan dengan sikap empati.
4. Beri support/dukungan moril
pada klien
5. Beri KIE pada klien tentang
persiapan dan proses tindakan operasi pada klien yg menderita tumor pada
abdomen.
1. Kaji tingkat kemampuan
klien dalam memenuhi kebutuhan ADL nya
2. Bantu klien dalam pemenuhan
kebutuhan ADL nya
3. Anjurkan keluarga utk
membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan ADL nya
4. Anjurkan klien untuk dapat
memenuhi kebutuhan ADL nya secara betahap sesuai kemampuan
5. Beri KIE pada klien tentang
pentingnya aktivitas bertahap bagi klien yang bdrest.
1. Observasi adanya tanda-
tanda kerusakan integritas kulit
2. Anjurkan klien untuk
merubah posisinya minimal tiap 2 jam.
3. Pertahankan laken dalam
keadaan bersih dan terbentang
4. Beri KIE pada klien ttg
peningkatan perubahan posisi secara teratur pada klien yang bedrest.
5. Lakukan massage & talk
pd daerah yg tertekan
1. Kaji ulang pola
eliminasi BAB klien, berupa frekwensi,
konsistensi, warna dan bau, hal-hal yang mempermudah dan kebiasaan
2. Anjurkan klien untuk minum
air, secukupnya sesuai kemampuan.
3. Anjurkan klien untuk
melakukan aktifitas secara bertahap
4. Beri KIE pada klien tentang
proses terja dinya perubahan pola eliminasi : BAB pada klien yang bedrest.
|
1. Digunakan sebagai data
dasar dalam pengambilan intervensi selanjutnya.
2. Meningkatkan rasa mengantuk
/ keinginan untuk tidur
3. Mengalihkan perhatian klien
terhadap nyeri yang dirasakan
4. Dapat memblok impuls nyeri
dalam kortek serebri melalui respon kondisi dan stimulasi kutan dan
meningkatkan suplay O2 intra abdomen.
5. Minuman yang mengandung
stimulan dapat memperlambat pasien untuk tidur
6. Memenuhi kebutuhan klien
untuk tidur
1.
Sebagai langkah awal dalam menetapkan rencana yg tepat
2.
Agar klien dapat memahami dan mengetahui keadaannya, sehingga diharapkan
kecema sannya dapat berkurang
3.
Klien akan merasa diper hatikan /dihargai, sehingga kecemasan nya dapat
berku-rang / hilang
4. Support / dukungan moril akan dapat
membesarkan hati klien sehinga lebih tabah dalam menghadapi masalah yang
terjadi pada dirinya.
5.
Diharapkan klien dapatmengerti tentang semua hal yang berkaitan dengan
operasi, sehingga kecemasannya dapat berkurang / hilang.
1. Memudahkan dalam penetapan
intervensi yang sesuai dengan kebutuhan / kemampuan klien
2. Meminimalkan penggunaan
energi akibat beraktivitas yg berlebihan dan memudahkan klien dalam pemenuhan
kebutuhan ADL nya
3. Memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan ADL klien.
4. Meningkatkan kemandirian
klien dalam pemenuhan kebutuhan ADL nya
5. Aktivitas bertahap dapat
mencegah terjadinya kekakuan sendi. Pemahaman klien yang cukup akan dapat
memotivasi klien dan berusaha dalam memenuhi kebutuhan ADL nya secara
bertahap.
1. Deteksi dini dan mencegah
terjadinya kerusakan integritas kulit
2. Menghindari penekanan pada
daerah tertentu (bokong/ punggung) dalam waktu yg lama, sehingga vaskularisasi
ke jaringan menjadi lancar dan tidak terjadi kerusakan integritas kulit.
3. menghindari terjadinya luka
lecet akibat pergesekan kulit dgn laken dan meningkatkan kenyamanan klien]
4. Diharapkan klien mengrti
dan termotivasi untuk merubah posisinya secara teratur, sehingga risiko
terjadinya kerusakan intergritas kulit dapat dicegah.
5. Melancarkan transpotasi O2
& nutrisi pd daerah yg tertekan.
1. Data dasar dalam menetapkan
rencana keperawatan selan jutnya
2. Komsumsi air yang cukup
menyebabkan konsistensi feces menjadi lunak, sehingga lebih mudah untuk
diekskresi.
3. Peningkatan
aktifitasberdampak pada peningkatan peristaltic usus, sehingga feces tdk
terlalu lama di usus dan proses pengeluaran feces ( BAB ).
4. Diharapkan klien mengerti
dengan adanya perubahan pola eliminasi : BAB yang dilaminya.
|
IMPLEMENTASI
No.
|
Hari
Tanggal
|
No. DX
|
Jam |
Implementasi / hasil
|
1.
2.
3.
|
Selasa,
06 - 05 – 03
Selasa,
06 - 05 – 03
Selasa,
06 - 05 – 03
|
1.
2.
3.
4.
5
|
09.35
09.38
09.45
09.47
09.52
09.55
10.35
10.40
10.45
10.47
10.50
10.53
10.55
10.57
11.00
11.05
11.10
10.15
07.30
10.57
09.35
10.40
10.40
10.55
|
1. Mengkaji ulang jumlah
pemenuhan kebutuhan tidur, factor penyebab gangguan tidur, hasilnya “ jumlah
pemenuhan tidur ± 4 jam / hari, gangguan tidur berupa nyeri pada abdomen”
2. Menciptakan lingkungan yg tenang dengan :
· menganjurkan kepada
keluarga untuk tidak mengganggu klien saat istirahat
· mengurangi kebisingan dan
lampu
· Menghindari mengganggu
klien saat istirahat
“hasil keluarga mengatakan
akan melaksana kan/mematuhi anjuran yang disampaikan, membatasi penjaga pada
malam hari dan lampu dimatikan, pemeriksaan dan intervensi dilakukan pada
saat klien terbangun.
3. Melakukan tehnik distraksi
dengan cara mengajak klien berkomunikasi terapeutik, hasil “selama komunikasi
berlangsung klien seakan tidak nyeri”
4. Membimbing klien dalam
tehnik relaksasi dengan mengajarkan dan memberi contoh dan menganjurkan untuk
melakukan sendiri, hasil klien belajar melakukab tehnik relaksasi”
5. Mengajarkan / menganjurkan
klien untuk tidak mengkomsumsi minuman yang menimbulkan stimulan, seperti
kopi dan teh, hasil “klien mengatakan akan mematuhinya”
6. Membuat rutinitas tidur
baru yang dimasukkan dalam pola lama dengan menganjurkan klien tidur sesering
mungkin, hasil “ klien mengatakan akan melaksanakannya”.
1. Mengkaji tingkat kecemasan
klien
Hasil : Klien berada dalam
tingkat cemas sedang
2. Memberi penjelasan pada
klien bahwa pertumbuhan tumor sangat cepat. Sehingga jika tidak dilakukan
operasi, akan menimbulkan banyak keluhan / masalah
3. Memberi kesempatan pada
klien untuk mengung kapkan segala keluhan nya & dengarkan dengan sikap
empati.
4. Memberikan support/dukungan
moril pada klien untuk banyak berdoa
5. Memberikan HE pada klien tentang persiapan dan proses
tindakan operasi pada klien yg menderita tumor pada abdomen.
Hasil : klien mengerti
1. Mengkaji tingkat kemampuan
klien dalam memenuhi kebutuhan ADL nya
Hasilnya :
Klien hanya bedrest, semua kebutuhan
klien dibantu oleh suami dan anaknya.
2. Memberi klien air
putih ½ gelas
3. Menganjurkan keluarga utk
membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan ADL nya
Hasil :
Keluarga mengatakan bersedia membantu kapan saja
4. Menganjurkan klien untuk
dapat memenuhi kebutuhan ADL nya secara betahap sesuai kemampuan.
Hasil : klien
mengerti , tapai klien mengatakan sangat lemah
5. Memberi HE pada klien bahwa
aktifitas bertahap dapat mencegah terjadinya kekakuan sendi.
Hasil : klien
mengerti
1. Mengobservasi adanya tanda-
tanda kerusakan integritas kulit
Hasil : Tidak
ditemukan adanya tanda – tanda kerusakan integritas kulit , spt; kemerahan,
dll
2. Menganjurkan klien untuk
merubah posisinya minimal tiap 4 jam.
Hasil : Klien
mengerti dan bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
3. Mempertahankan laken dalam
keadaan bersih dan terbentang (merapikan tempat tidur klien)
4. Memberikan HE pada klien bahwa perubahan posisi yang
teratur dapat mencegah terjadinya kerusakan integritas kulit.
1. Mengkaji pola eliminasi BAB
klien.
Hasil : telah
Bab pada pagi hari
2. Menganjurkan klien untuk
minum secukupnya sesuai kemampuan.
Hasil : klien
bersedia
3. Menganjurkan klien untuk
melakukan aktifitas secara bertahap
Hasil : Klien
mengerti, tapi klien mengatakan sangat lemah, tidak sanggup bergerak tanpa bantuan
keluarga ( suami dan anak-anaknya )
4. Memberikan HE pada
klien akibat bedrest ( tidur di temapt tidur ) dalam waktu
yang lama, menyebabkan peristaltic usus menurun, sehingga feces lama di usus
dan terjadi reabsorbsi cairan. Akibatnya feces keras danb susah untuk
dikelaurkan
Hasil : klien
mengerti.
|
Catatan Perkembangan
Hari /tgl
|
Kode DX
|
J a m
|
Evaluasi / SOAP
|
Selasa
06-05-03
Selasa
06-05-03
Selasa
06-05-03
Selasa
06-05-03
Selasa
06-05-03
|
1
2
3.
4.
5.
|
13.00
1310
1320
1330
1335
|
S
: - Keluarga mengatakan akan
melaksanakan / mematuhi untuk tidak mengganggu klien saat istirahat.
-
Klien mengatakan tidak akan mengkomsumsi minumaman sperti kopi atau
teh
O
:
-
Jumlah
pemenuhan tidur ± 4 jam
-
Pemeriksaan
dan intervensi dilakukan saat klien terbangun
-
Selama
komunikasi berlangsung klien seakan tidak merasakan nyeri.
-
Klien
tampak melakukan tehnik relaksasi
-
Klien
tampak sedang tidur pada jam 11.30
A : Masalah belum teratasi dibuktikan oleh :
jumlah
jam tidur < dari 6 jam, eksperesi wajah masih lesu.
P
: lanjutkan intervensi 1 dan 3
S:
- Klien mengatakan telah mengerti
dengan keadaannya termasuk rencana operasi
O
: Ekspresi klien tampak tenang, klien
tampak mampu beradaptasi terhadap nyerinya.
A : Masalah telah teratasi
P : Evaluasi munculnya kecemasan ulang / baru
S : Klien mengeluh masih
sangat lemah
O : -
KU nampak lemah
-
Klien
nampak bedrest
-
Tampak
kebutuhan klien masih dilayani di tempat tidur oleh suami dan anaknya.
A : Masalah klien belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1dan 3
S : -
O : -
Klien tampak bedrest
-
Tidak
ada tanda-tanda kerusakan integritas kulit, spt : kemerahan
A
: Kerusakan integritas kulit tidak
terjadi, tetapi risiko terjadinya kerusakan integritas kulit masih ada karena
klien masih bedrest.
P : Lanjutkan intervensi 1, 3 dan 5
S : -
O : - Klien nampak bedrest
- Peristaltik usus sulit dinilai
A :
Risiko terjadinya perubahan pola eliminasi (BAB) masih dapat terjadi.
P :
Lanjutkan intervensi 1, 2,dan 4
|
IMPLEMENTASI
No.
|
Hari
Tanggal
|
No. DX
|
Jam |
Implementasi
|
1.
2.
3.
4.
|
Rabu,
07 - 05 – 03
Rabu,
07 - 05 – 03
Rabu,
07 - 05 – 03
Rabu,
07 - 05 – 03
|
1.
3.
4.
5.
|
0755
0755
08.00
0805
08.10
08.15
0755
0750
0757
|
1. Mengkaji ulang jumlah
pemenuhan kebutuhan tidur, faktor penyebab gangguan tidur, hasilnya “ klien
mengatakan jumlah jam tidurnya masih sangat terbatas, gangguan tidur berupa
nyeri pada abdomen”
2. Melakukan tehnik distraksi
dengan cara mengajak klien berkomunikasi terapeutik, hasil “selama komunikasi
berlangsung klien seakan melupakan
nyeri yang dirasakan”
1. Mengkaji tingkat kemampuan
klien dalam memenuhi kebutuhan ADL nya
Hasilnya :
Klien hanya bedrest, semua kebutuhan
klien dibantu oleh suami dan anaknya.
2. Menganjurkan keluarga utk
membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan ADL nya
Hasil :
Keluarga mengatakan bersedia membantu kapan saja
1. Mengobservasi adanya tanda-
tanda kerusakan integritas kulit
Hasil : Tidak
ada tanda – tanda kerusakan integritas kulit
2. Merapikan laken tempat
tidur
Hasil : Laken
menjadi bersih dan rapih
1. Mengkaji pola eliminasi
Hasil : klien
telah bab pagi ini
2. Menganjurkan klien untuk tetap minum
banyak
Hasil : klien
dersedia
3. Mengingatkan klien Akibat
dari tidur lama
Hasil : klien
mengerti
|
Catatan Perkembangan
Hari /tgl
|
Kode DX
|
J a m
|
Evaluasi / SOAP
|
Rabu
07-05-03
Rabu
07-05-03
Rabu
07-05-03
Rabu
07-05-03
|
1
3
4
5
|
1300
1320
1330
|
S : - Klien mengatakan masih sangat sulit untuk
tidur terutama pada malam hari
O :
-
Jumlah
pemenuhan tidur ± 4 jam, Pemeriksaan dan intervensi dilakukan saat klien
terbangun, Selama komunikasi berlangsung klien nampak melupakan akan
rasa nyeri pada abdomennya.
-
Klien
tampak sedang tidur pada jam 09.00
A :
Masalah belum teratasi dibuktikan oleh : jumlah
jam tidur masih kurang dari 6 jam, eksperesi wajah masih lesu.
P : lanjutkan intervensi sesua
S : Klien mengeluh masih sangat lemah
O :
- KU nampak lemah
-
Klien
nampak bedrest
-
Tampak
kebutuhan klien masih dilayani di tempat tidur oleh suami dan anaknya.
A : Masalah klien belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1dan 3
S :
-
O :
- KU nampak lemah
-
Klien
nampak bedrest
-
Tidak
ada tanda-tanda kerusakan integritas kulit, spt : kemerahan
A :
Kerusakan integritas kulit tidak terjadi, tetapi risiko terjadinya kerusakan
integritas kulit masih ada karena klien masih bedrest.
P : Lanjutkan intervensi 1dan 3
S
: -
O : - Klien nampak bedrest
- Peristaltik usus sulit dinilai
A :
Risiko terjadinya perubahan pola eliminasi (BAB) masih dapat terjadi.
P
: Lanjutkan intervensi 1, 2,dan
4
|
IMPLEMENTASI
No.
|
Hari
Tanggal
|
No. DX
|
Jam |
Implementasi
|
1.
2.
3.
4.
|
Kamis,
08 - 05 – 03
Kamis,
08 - 05 – 03
Kamis,
08 - 05 – 03
Kamis,
08 - 05 – 03
|
1.
3.
4.
5.
|
0755
0755
08.00
0805
08.10
08.15
0755
0750
0757
|
1.
Mengkaji ulang jumlah pemenuhan kebutuhan tidur, faktor penyebab gangguan
tidur, hasilnya “ klien mengatakan jumlah jam tidurnya masih sangat terbatas,
gangguan tidur berupa nyeri pada abdomen”
2.
Melakukan tehnik distraksi dengan cara mengajak klien berkomunikasi
terapeutik, hasil “selama komunikasi berlangsung klien seakan melupakan nyeri yang
dirasakan”
1.
Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan ADL nya
Hasilnya :
Klien hanya bedrest, semua kebutuhan
klien dibantu oleh suami dan anaknya.
2.
Menganjurkan keluarga utk membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan ADL nya
Hasil :
Keluarga mengatakan bersedia membantu kapan saja
1.
Mengobservasi adanya tanda- tanda kerusakan integritas kulit
Hasil : Tidak ada tanda –
tanda kerusakan integritas kulit
2. Merapikan laken tempat tidur
Hasil : Laken menjadi
bersih dan rapih
1. Mengkaji pola eliminasi
Hasil : klien
telah bab pagi ini
2. Menganjurkan klien untuk tetap minum
banyak
Hasil : klien
dersedia
3. Mengingatkan klien Akibat
dari tidur lama
Hasil : klien
mengerti
|
Catatan Perkembangan
Hari /tgl
|
Kode DX
|
J a m
|
Evaluasi / SOAP
|
Kamis
08-05-03
Kamis
08-05-03
Kamis
08-05-03
Kamis
08-05-03
|
1
3
4
5
|
1300
1320
1330
|
S : - Klien mengatakan masih sangat sulit untuk
tidur terutama pada malam hari
O :
-
Jumlah
pemenuhan tidur ± 4 jam, Pemeriksaan dan intervensi dilakukan saat klien terbangun,
Selama komunikasi berlangsung klien nampak melupakan akan rasa nyeri pada abdomennya.
-
Klien
tampak sedang tidur pada jam 09.00
A :
Masalah belum teratasi dibuktikan oleh : jumlah
jam tidur masih kurang dari 6 jam, eksperesi wajah masih lesu.
P : lanjutkan intervensi sesua
S : Klien mengeluh masih sangat lemah
O :
- KU nampak lemah
-
Klien
nampak bedrest
-
Tampak
kebutuhan klien masih dilayani di tempat tidur oleh suami dan anaknya.
A : Masalah klien belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1dan 3
S :
-
O :
- KU nampak lemah
-
Klien
nampak bedrest
-
Tidak
ada tanda-tanda kerusakan integritas kulit, spt : kemerahan
A :
Kerusakan integritas kulit tidak terjadi, tetapi risiko terjadinya kerusakan
integritas kulit masih ada karena klien masih bedrest.
P : Lanjutkan intervensi 1dan 3
S
: -
O : - Klien nampak bedrest
- Peristaltik usus sulit dinilai
A :
Risiko terjadinya perubahan pola eliminasi (BAB) masih dapat terjadi.
P
: Lanjutkan intervensi 1, 2,dan
4
|
RESUME KEPERAWATAN
1. Kaji ulang jumlah peme nuhan
kebutuhan tidur, factor penyebab gangguan tidur.
2. Ciptakan lingkungan yg tenang
dengan :
3. Lakukakan tehnik dis-traksi kepada klien.
4. Bimbing klien dalam tehnik
relaksasi.
5. Ajarkan / anjurkan klien
untuk tidak mengkomsumsi minuman yang menimbulkan stimulan
6. Buat rutinitas tidur baru
yang dimasukkan dalam pola lama
DX. 2
1. Kaji tingkat kecemasan klien
2. Beri informasi yg jelas
tentang keadaan klien
3. Beri kesempatan pada klien
untuk mengung kapkan segala keluhan nya & dengarkan dengan sikap empati.
4. Beri support/dukungan moril
pada klien
5. Beri KIE pada klien tentang
persiapan dan proses tindakan operasi pada klien yg menderita tumor pada
abdomen.
DX. 3
1. Kaji tingkat kemampuan klien
dalam memenuhi kebutuhan ADL nya
2. Bantu klien dalam pemenuhan
kebutuhan ADL nya
3. Anjurkan keluarga utk
membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan ADL nya
4. Anjurkan klien untuk dapat
memenuhi kebutuhan ADL nya secara betahap sesuai kemampuan
5. Beri KIE pada klien tentang
pentingnya aktivitas bertahap bagi klien yang bdrest.
DX. 4
1. Observasi adanya tanda- tanda
kerusakan integritas kulit
2. Anjurkan klien untuk merubah
posisinya minimal tiap 2 jam.
3. Pertahankan laken dalam
keadaan bersih dan terbentang
4. Beri KIE pada klien ttg
peningkatan perubahan posisi secara teratur pada klien yang bedrest.
5. Lakukan massage & talk pd
daerah yg tertekan
DX. 5
1. Kaji ulang pola
eliminasi BAB klien, berupa frekwensi,
konsistensi, warna dan bau, hal-hal yang mempermudah dan kebiasaan
2. Anjurkan klien untuk minum
air, secukupnya sesuai kemampuan.
3. Anjurkan klien untuk
melakukan aktifitas secara bertahap
4.
Beri
KIE pada klien tentang proses terja dinya perubahan pola eliminasi : BAB pada
klien yang bedrest.
5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar